Kudus (ANTARA) - Daerah Aliran Sungai (DAS) Juwana perlu segera dilakukan pemulihan karena menjadi prioritas nasional, mengingat kondisinya kritis dan memiliki peran strategis bagi kehidupan masyarakat Kudus, Pati, dan sekitarnya, kata Ketua Forum DAS Kawasan Muria Hendy Hendro.
"DAS Juwana dengan panjang 35,78 kilometer itu, memang ada normalisasi sungai namun belum selesai. Baik yang ada di daerah hilir muara maupun di daerah tengah dilakukan pengerukan dan perlebaran badan sungai, sedangkan di bagian hulu dilakukan pembangunan secara sipil teknis, dan secara vegetatif," ujarnya di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia berharap, ketika pemulihan dilakukan secepatnya maka peran strategis bisa lebih optimal, termasuk menjadi penyedia utama sumber daya air bagi sektor pertanian dan industri.
Selain itu, memiliki peran penting dalam kegiatan sosial, ekonomi, budaya masyarakat, menjaga keberlanjutan fungsi ekologis, serta menjadi kunci pengendalian banjir di Kabupaten Kudus dan Pati.
DAS Juwana termasuk salah satu di antara 108 DAS prioritas nasional dan salah satu di antara 17 DAS di Jawa Tengah yang statusnya perlu segera dipulihkan. Selain itu, banjir yang sering terjadi di beberapa daerah aliran sungai tersebut, juga bisa dicegah.
Untuk mendorong percepatan pemulihan tersebut, Forum DAS Kawasan Muria bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jratun dan Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) menggelar diskusi kelompok terpumpun bertajuk "Membangun Sinergi dalam Upaya Pemulihan DAS Juwana secara Terpadu dan Berkelanjutan".
Kegiatan yang digelar di UMK tersebut, menghadirkan narasumber dari BBWS Pemali Juwana, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II, serta Forum DAS Kawasan Muria.
Diskusi bertujuan membahas rencana aksi pemulihan DAS Juwana dari berbagai sudut pandang, antara lain pendekatan sipil teknis (Kementerian PU-PR), pendekatan vegetatif (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), pendekatan sosial-ekonomi-budaya dan pemberdayaan masyarakat (Forum DAS Kawasan Muria).
Acara melibatkan elemen pentahelix, yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat/komunitas, serta perwakilan masyarakat dari wilayah hulu, tengah, hingga hilir DAS Juwana.
"Kami menyadari bahwa pemulihan DAS tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi, sinergi, integrasi, dan sinkronisasi semua pemangku kepentingan," ujarnya.
Ia berharap, diskusi menjadi langkah awal yang konkret untuk memperkuat kolaborasi lintas sektoral, mempercepat program pemulihan DAS Juwana, serta menumbuhkan komitmen bersama sehingga DAS Juwana dapat kembali menjadi daerah aliran sungai yang sehat, produktif, dan berkelanjutan.
"Harapannya, melalui kerja sama semua pihak, kita dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat di sepanjang hulu hingga hilir, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang," ujarnya.

