Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Damar Prasetyono menyebutkan perbedaan antar-individu cerdas di tengah kemajuan teknologi pada masa sekarang bukan lagi terletak pada pengetahuan mereka, melainkan karakter dan sikap.
"Tidak ada lagi orang bodoh, semua orang cerdas seiring dengan perkembangan teknologi. Yang membedakan adalah karakter," ujar dia dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Selasa.
Ia mengemukakan hal tersebut pada kegiatan "Penguatan Peran dan Fungsi Komite Sekolah" diselenggarakan Dewan Pendidikan Kota Magelang di Gedung Wanita Kota Magelang, Senin (6/10), yang antara lain dihadiri para ketua dan pengurus komite sekolah dari berbagai jenjang, mulai TK hingga SLB se-Kota Magelang, serta Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Pendidikan karakter, kata dia, sebagai hal yang mendasar karena menjadi fondasi utama untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, kuat, dan bermoral.
Untuk memperkuat pembentukan karakter dan disiplin, dia mengemukakan tentang kebijakan jam masuk sekolah lebih awal, yakni pukul 06.30 WIB.
“Pendidikan dasarnya membentuk karakter. Untuk itu, ada kebijakan masuk sekolah pukul 06.30 WIB, ini adalah upaya membentuk karakter, disiplin, karena waktu pagi adalah waktu yang emas,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengajak seluruh elemen pendidikan di daerah setempat untuk lebih mengedepankan diskusi dalam menemukan solusi, khususnya memecahkan masalah pendidikan.
Selain itu, katanya, pendidikan sebagai tanggung jawab bersama untuk memutus rantai kemiskinan dan mengubah peradaban menjadi semakin baik.
Ketua panitia kegiatan itu, Pamuji, menjelaskan tujuan acara tersebut mewujudkan tata kelola pendidikan berbasis partisipatif, transparan, dan akuntabel.
"Kami memandang penting kegiatan ini untuk memperkuat pemahaman, memperluas wawasan, dan menguatkan komitmen dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan perencanaan sekolah," katanya.
Secara spesifik, ujarnya, kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan komitmen komite dalam mendukung pengelolaan pendidikan, melahirkan ide-ide segar, dan membangun komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas keputusan perencanaan sekolah.
Ketua Komite SMP Negeri 9 Kota Magelang Edi Sasminto mengemukakan tentang tantangan terbesar dunia pendidikan, yakni berkurangnya adab dan kesopanan.
"Memang demikian tidak ada yang disalahkan. Selama ini ilmu pengetahuan diprioritaskan. Saran saya, akhlak juga harus diperhatikan. Pendidikan moral mohon tidak direndahkan dari ilmu pengetahuan," katanya.

