Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah (Jateng) per Maret 2025 mengalami penurunan 0,99 persen atau sekitar 337,64 ribu orang dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih di Semarang, Jumat, mengatakan jumlah penduduk miskin per Maret 2025 sebanyak 3,37 juta orang atau 9,48 persen.
"Turun dibanding Maret 2024 yang mencapai 3,7 juta orang," katanya.
Ia menuturkan jumlah penduduk miskin di perdesaan mencapai 9,92 persen, sedangkan di perkotaan mencapai 9,10 persen. Rata-rata rumah tangga miskin di Jawa Tengah, lanjut dia, memiliki 4,40 orang anggota.
Dengan jumlah anggota sebanyak itu, kata dia, maka garis kemiskinan per rumah tangga miskin rata-rata sebesar Rp2.366.373 per bulan.
Ia mengatakan garis kemiskinan per rumah tangga merupakan gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan agar tidak dikategorikan miskin
Adapun penduduk miskin yakni penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah baris kemiskinan.
"Garis kemiskinan per rumah tangga miskin turun 3,72 persen jika dibanding periode Maret 2024 yang mencapai Rp2.281.505 per bulan," katanya.
Endang mengatakan terdapat beberapa faktor yang memengaruhi penurunan angka kemiskinan Jawa Tengah, seperti pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2025 yang mencapai 4,96 persen, lebih tinggi dibanding periode yang sama 2024.
Selain itu, lanjut dia, selama periode Agustus 2024 hingga Februari 2025 terjadi penurunan pengangguran terbuka yang mencapai 0,45 poin.
Baca juga: Gubernur Jateng minta kabupaten/ kota dukung pengumpulan data BPS

