Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meminta jajaran aparatur sipil negara (ASN) di lingkup provinsi tersebut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja.
"Kita tidak akan punya hasil maksimal kalau hanya mengandalkan rutinitas,” ujar Luthfi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan (POK) Triwulan II Tahun Anggaran 2025 di Semarang, Rabu.
Menurut dia, birokrasi tidak bisa hanya berorientasi pada eksekusi anggaran saja, tapi perlu terobosan, inisiatif, dan kesadaran kolektif untuk bekerja melampaui kebiasaan normatif.
Ia menekankan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) harus berani mengambil langkah kreatif, bahkan tanpa menunggu pagu anggaran.
"Tidak cukup hanya bicara pagu. Perlu terobosan kreatif dari masing-masing OPD. Evaluasi hari ini sangat penting, tetapi yang lebih penting adalah orientasi hasil," kata mantan Kapolda Jateng itu.
Evaluasi kinerja ASN juga harus dilakukan, kata dia, maksimal setiap tiga bulan, dan sistem merit wajib diterapkan secara konsisten.
"Saya sudah tekankan, tidak boleh di dinas kita itu ada istilah 'iku wonge gubernur, orang dekat gubernur', nggak ada, begitu nyebut nama saya, coret! Dan harus profesional," tegasnya.
Luthfi dengan tegas juga meminta seluruh kepala OPD dan pimpinan balai untuk bertanggung jawab penuh atas kinerja unit kerja masing-masing.
"Sebagai kepala dinas harus bertanggung jawab pada dinas yang dipimpin. Jangan ada kerja-kerja sumbatan. Jangan biasakan yang biasa, biasakan yang benar. Biasanya itu belum tentu benar," katanya.
Selain itu, ia mengingatkan agar anggaran tidak hanya dibelanjakan secara administratif, tetapi harus berdampak nyata di lapangan.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menambahkan bahwa para ASN perlu meningkatkan kinerja yang sudah bagus.
"Saling koordinasi. Ini sudah sering saya lakukan, nggak usah sungkan. Saya tekankan ini," kata Gus Yasin, sapaan akrabnya.

