Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menyiapkan lahan alternatif untuk mengatasi kondisi tempat pembuangan sementara (TPS) yang penuh atau sudah melebihi kapasitas, seperti TPS Muktiharjo Kidul, Pedurungan.
"Waktu itu kami sudah kunjungan ke Muktiharjo Kidul, TPS di sana sudah penuh dan memang butuh alternatif tambahan," kata Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng di Semarang, Senin.
Ia memastikan terus memperkuat komitmen Pemkot Semarang dalam menangani persoalan lingkungan, khususnya terkait pengelolaan sampah.
Sebagai solusi, kata dia, pihaknya juga sudah melakukan peninjauan lapangan ke salah satu lahan milik Pemkot Semarang yang diproyeksikan sebagai lokasi alternatif TPS.
Namun, ia menekankan pentingnya validasi status lahan sebelum dimanfaatkan sebagai alternatif TPS untuk mengatasi TPS Muktiharjo Kidul yang kelebihan beban.
"Banyak informasi yang simpang siur, ada yang bilang ini (lokasi alternatif) TPU bukan TPS, ada juga yang menyebut sebagai lahan garapan warga. Maka dari itu, kami datang langsung untuk mengkonfirmasi dan memastikan semua secara jelas," katanya.
Warga sekitar TPS Muktiharjo Kidul telah lama mengeluhkan bau menyengat dan tumpukan sampah yang meluber hingga menimbulkan gangguan kenyamanan.
Pemkot Semarang juga telah merespons dengan inspeksi langsung dan evaluasi menyeluruh atas sistem pengangkutan dan pengelolaan TPS tersebut.
Ke depan, langkah-langkah penanganan permasalahan lingkungan juga terus didorong, salah satunya melalui program Semarang Bersih yang mencakup penguatan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, pengelolaan bank sampah, hingga kampanye "zero waste" berbasis komunitas.
Agustina berharap kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan warga akan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan tertata, sekaligus menjadi bagian dari strategi terpadu dalam membangun kota yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, Wali kota juga menyoroti permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan di wilayah Muktiharjo Kidul karena tercatat 12 anak dalam kondisi stunting, dari sebelumnya ada 13 anak namun satu keluar dari data karena faktor usia.
"Itu tetap angka yang besar. Maka kita akan melakukan ,'treatment per cluster' karena cara menurunkan stunting adalah dengan menyasar kelompok paling kecil, yakni kelurahan supaya lebih terukur hasilnya," katanya.
Baca juga: Cole Haan buka gerai ke-8 di Semarang

