Kudus (ANTARA) - Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, semakin diperluas setelah sebelumnya hanya tersedia empat dapur MBG, kini ada tambahan satu dapur sehingga total ada lima dapur MBG.
"Kami sangat mendukung program MBG yang digagas Presiden Prabowo Subianto karena bertujuan untuk menyiapkan generasi muda yang berkualitas menyongsong generasi emas tahun 2045," kata Bupati Kudus Sam'ani Intakoris ditemui usai peresmian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jati Wetan Kudus, Rabu.
Nantinya, kata dia, SPPG milik Yayasan Nusantara Raya Sejahtera tersebut akan melayani 24 sekolah yang ada di sekitar Kecamatan Jati dan sekitarnya.
Sarana dan prasarana dapur MBG di Desa Jati Wetan ini, kata dia, sangat bagus dan higienis. Mudah-mudahan siswa yang menerima menu makan nantinya senang bisa menambah gizi mereka sehingga bisa menjadi siswa berkualitas sesuai cita-cita pemerintah.
Dalam rangka mendukung percepatan penambahan dapur MBG atau SPPG baru, maka Pemkab Kudus juga menyediakan lahan milik Pemkab Kudus yang bisa dimanfaatkan sebagai dapur MBG.
"Kami persilakan masyarakat untuk membangun dapur MBG dengan menjalin komunikasi dengan TNI maupun Polri serta Badan Gizi Nasional (BGN) karena masih membutuhkan tambahan dapur lebih banyak lagi," ujarnya.
Untuk bisa melayani semua pelajar di Kabupaten Kudus, kata dia, membutuhkan 88 dapur MBG, sedangkan yang tersedia saat ini baru lima dapur MBG. Sedangkan sasarannya nanti mencapai 122.000 siswa.
Kelima dapur MBG tersebut, yakni SPPG BGN Mitra Jepang Pakis, SPPG Dapur BGN Mitra Mandiri Yayasan Ponpes Al Chalimi, SPPG Ponpes Nashrul Ummah Kudus, SPPG Bae, dan SPPG Yayasan Nusantara Raya Sejahtera Jati Wetan.
Sementara itu, Kepala Dapur SPPG Jati Wetan Geda Aliyya mengungkapkan bahwa SPPG Jati Wetan ini mulai beroperasi hari ini (11/6) dengan menyasar 3.581 pelajar yang berasal dari 24 sekolah dari jenjang PAUD, TK hingga SMP.
Dari puluhan sekolah tersebut, kata dia, ada 20 sekolah dasar (SD), satu SMP, dua TK, dan satu PAUD.
Untuk melayani ribuan pelajar tersebut, pihaknya mempekerjakan 50 orang yang masing-masing memiliki tugas berbeda-beda.