Purwokerto (ANTARA) - BPJS Kesehatan sebagai lembaga publik penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus berupaya memastikan kemudahan akses layanan kepada seluruh peserta JKN. Komitmen ini ditunjukkan dengan menyediakan lebih dari satu juta kanal pembayaran iuran JKN.
Fleksibilitas adalah kunci utama dalam strategi pembayaran iuran JKN. BPJS Kesehatan paham betul bahwa setiap peserta JKN memiliki tingkat aksesibilitas dan preferensi yang berbeda. Untuk itu, berbagai kanal pembayaran kini telah tersedia, mulai dari metode konvensional hingga digital.
“BPJS Kesehatan telah bermitra dengan banyak penyedia jasa pembayaran demi memberikan keleluasaan dan kenyamanan bagi peserta JKN dalam menunaikan kewajiban pembayaran iuran. Ini bukti komitmen kami untuk terus berupaya memahami apa yang dibutuhkan peserta JKN,” jelas Kepala BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto, Niken Sawitri.
Bagi peserta JKN yang terbiasa dengan transaksi tunai, loket-loket perbankan mitra baik bank pemerintah seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, bank swasta seperti Bank BCA, BJB Syariah, Bumi Arta, Danamon, Maybank, dan sejenisnya hingga bank daerah seperti BPD Jateng, BPD DKI, BPD Jabar Banten, BPD Sumut dan sejenisnya siap melayani pembayaran iuran.
Selain itu, traditional merchant seperti Bakoel, BillFazz, Bimasakti dan sejenisnya hingga jaringan retail merchant seperti Alfamart, Indomaret, Pegadaian, Pos Indonesia, Superindo, dan Yomart juga menjadi pilihan yang menarik, karena tersebar luas di seluruh pelosok negeri. Ini memudahkan peserta JKN untuk membayar iuran sambil berbelanja kebutuhan sehari-hari.
"Kami terus berupaya agar tidak ada lagi peserta JKN yang terlambat membayar iuran karena permasalahan aksesibilitas. Banyaknya pilihan kanal pembayaran iuran JKN bertujuan untuk memastikan bahwa kemudahan dapat dirasakan setiap peserta dari berbagai latar belakang dan lokasi,” kata Niken.
Tak mau tertinggal dengan perkembangan teknologi, BPJS Kesehatan juga telah mengintegrasikan pembayaran iuran JKN dengan berbagai platform e-wallet yang populer di masyarakat seperti Dana, GoPay, OVO, LinkAja, ShopeePay, dan sejenisnya.
Metode ini memberikan kemudahan ekstra yang tidak hanya dapat dirasakan oleh peserta yang berdomisili di perkotaan, namun juga hingga pelosok desa karena pembayaran dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja hanya dengan menggunakan smartphone di genggaman.
Niken juga menyampaikan bahwa pembayaran iuran yang rutin dan tepat waktu sebelum tanggal 10 setiap bulannya sangat penting untuk menjaga keberlangsungan Program JKN dan menjaga status kepesertaan JKN selalu aktif agar dapat mengakses layanan kesehatan yang optimal.
Meminimalisir peserta JKN yang telat bayar karena lupa, BPJS Kesehatan menyediakan sistem Auto Debit yang memungkinkan iuran JKN dibayarkan secara otomatis melalui pemotongan saldo di rekening setiap bulan. Tak hanya untuk pemilik rekening bank, pembayaran Auto Debit juga dapat dilakukan untuk non-bank seperti DOKU Wallet, Finpay Money, dan i-Saku.
Kemudahan akses dalam pembayaran iuran JKN dirasakan Indra Oktiadi (43) seorang peserta JKN dari Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Ia yang awalnya secara rutin membayarkan iuran JKN melalui retail merchant, setelah mengetahui bahwa hal tersebut juga dapat dilakukan secara online melalui e-wallet saat itu pun ia beralih.
“Ini (pembayaran secara online) sangat membantu di saat ada kesibukan dan tidak ada waktu untuk bepergian. Tidak perlu kemana-mana tinggal lewat handphone. Selama ini berjalan lancar tanpa kendala,” tutur Indra.
Berkat status kepesertaan JKN aktif yang ia dapatkan setelah rutin membayar iuran JKN membuatnya terhindar dari tingginya biaya persalinan caesar sang istri untuk dua buah hatinya. Program JKN benar-benar hadir memberikan pertolongan.
“Istri saya dua kali persalinan caesar di tahun 2018 dan 2022. Saya sangat khawatir terutama saat mengetahui anak kedua lahir dengan kondisi lemah. Saat itu juga langsung mendapatkan perawatan intensif di inkubator. Coba kalau tidak ada Program JKN, posisi lagi pusing mendampingi istri lahiran harus menyiapkan uang puluhan juta tentu kacau,” pungkasnya.