Kudus (ANTARA) - RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, masih membutuhkan tambahan tenaga kesehatan hingga 250-an orang guna memenuhi kualitas pelayanan terhadap pasien di rumah sakit tersebut.
"Untuk kebutuhan pastinya jumlah pegawai baru biar ditindaklanjuti RSUD Kudus, karena jumlah pegawai yang ada saat ini memang belum ideal, baru 950-an pegawai. Sedangkan kebutuhan idealnya mencapai 1.200 pegawai," kata Bupati Kudus Sam'ani Intakoris didampingi Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Hakam di sela-sela mengunjungi ruang IGD RSUD Loekmono Hadi Kudus, Kamis.
Meskipun jumlah pegawainya belum ideal, kata dia, pelayanan secara umum sudah bagus, termasuk sarana dan prasarananya juga sudah terpenuhi dengan baik.
Jika nantinya ada penambahan pegawai, lanjut dia, diharapkan kualitas layanannya semakin meningkat, baik rawat inap maupun rawat jalan.
Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Hakam membenarkan jumlah tenaga kesehatan yang ada saat ini memang belum ideal, sehingga perlu ada penambahan hingga ratusan pegawai.
"Sebagai fasilitas layanan kesehatan tingkat lanjut, kami memang membutuhkan tambahan pegawai yang berhubungan dengan tenaga kesehatan," ujarnya.
Tujuannya, kata dia, agar para pasien merasa nyaman dan tidak terabaikan.
Ia menargetkan dalam waktu dekat dilakukan rekrutmen pegawai baru. Untuk itu akan dilakukan koordinasi dengan BKPSDM dan organisasi kepegawaian di pemerintah daerah agar segera mendapatkan tenaga kesehatan, baik dokter, perawat, dan tenaga kesehatan yang lain.
Untuk penambahan pegawai baru, kata dia, tidak bisa langsung dalam jumlah sebanyak itu, melainkan bertahap sekitar 10-an pegawai, agar tidak menimbulkan gejolak baik di internal maupun eksternal.
"Nanti sambil kami evaluasi penambahan pegawai baru tersebut dalam jangka satu bulan maupun tiga bulan, dengan target yang diinginkan kita semua, termasuk masyarakat dalam hal pelayanan," ujarnya.
Ia mengatakan RSUD Kudus saat ini tidak berhenti berinovasi dalam memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, salah satunya dalam penanganan stroke dengan kateterisasi saraf atau neuro intervensi dengan metode Digital Subtraction Angiography (DSA).
Selain itu RSUD Kudus juga menghadirkan layanan pendampingan bagi setiap pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Loekmono Hadi Kudus, sebagai upaya memberikan pelayanan yang lebih maksimal.
Karena keterbatasan pegawai, kata dia, RSUD Kudus memanfaatkan satuan keamanan (satpam) yang selain bertugas sebagai pengamanan, juga menjadi pendamping bagi pasien baru agar bisa terlayani dengan cepat, sehingga pasien maupun keluarganya bisa lebih tenang karena dibantu petugas.