Aksara: Dinamika Pilgub Jateng tak linier dengan Pilkada Kota Semarang
Semarang (ANTARA) - Lembaga survei Aksara Research and Consulting menyatakan dinamika peta dukungan pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah tidak linier dengan pemilihan wali kota dan wakil wali kota Semarang.
Peneliti senior Aksara Darmawan Iskandar di Semarang, Senin, mengemukakan bahwa peta dukungan pemilih tak selalu segaris meskipun komposisi koalisi partai politik pada Pilkada Jateng dan Pilkada Kota Semarang sama.
Pada dua kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) itu, PDI Perjuangan sama-sama dikeroyok koalisi besar partai politik.
Pada Pilkada Jateng 2024, PDI Perjuangan sendirian mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Andika Perkasa-Hendrar Prihadi atau Hendi berhadapan dengan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin yang diusung koalisi sembilan partai.
Sembilan parpol itu meliputi Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Demikian pula pada Pilkada Kota Semarang, PDI Perjuangan sendirian mengusung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin berhadapan dengan pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang juga diusung koalisi sembilan parpol.
Namun, Darmawan mengatakan bahwa dinamika bisa berbeda, termasuk bahwa pemilih Luthfi-Yasin tidak searah dengan pemilih pasangan calon nomor urut dua pada Pilkada Kota Semarang, yakni Yoyok-Joko.
"Walaupun posternya mungkin ada di mana-mana, ada gambarnya Pak Luthfi-Yasin dengan Yoyok-Joko, tetapi kami melihat kecenderungan pilihannya tidak sejajar," katanya.
Bahkan, kata dia, kecenderungan pemilih Luthfi-Yasin pada Pilkada Jateng untuk mencoblos Agustin-Iswar juga besar, sementara pemilih Andika-Hendi cenderung dan linier untuk memilih Agustina-Iswar.
"Sekali lagi, persoalannya pilkada serentak tidak menjamin partai dalam satu koalisi bisa bekerja sama karena masing-masing punya kepentingan," katanya.
Berdasarkan riset Aksara, elektabilitas PDI Perjuangan di Kota Semarang sebesar 41,6 persen dan sekitar 83,6 persennya memutuskan untuk memilih pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan, yakni Agustin-Iswar.
Sedangkan Yoyok-Joko hanya bisa mengandalkan Partai Gerindra dan Demokrat, yakni partai tempat mereka bernaung sebagai kader.
Elektabilitas Partai Gerindra tercatat 15,6 persen dengan 60,7 persen yang memilih Yoyok-Joko, sedangkan Partai Demokrat memiliki elektabilitas 6,1 persen dengan 73,4 persennya yang memilih Yoyok-Joko.
Sedangkan parpol koalisi lainnya, seperti Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya berkisar 40–50 persennya yang memilih Yoyok-Joko.
Baca juga: Aksara: Agustin-Iswar unggul pascadebat perdana di Pilkada Semarang
Peneliti senior Aksara Darmawan Iskandar di Semarang, Senin, mengemukakan bahwa peta dukungan pemilih tak selalu segaris meskipun komposisi koalisi partai politik pada Pilkada Jateng dan Pilkada Kota Semarang sama.
Pada dua kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) itu, PDI Perjuangan sama-sama dikeroyok koalisi besar partai politik.
Pada Pilkada Jateng 2024, PDI Perjuangan sendirian mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Andika Perkasa-Hendrar Prihadi atau Hendi berhadapan dengan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin yang diusung koalisi sembilan partai.
Sembilan parpol itu meliputi Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Demikian pula pada Pilkada Kota Semarang, PDI Perjuangan sendirian mengusung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin berhadapan dengan pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang juga diusung koalisi sembilan parpol.
Namun, Darmawan mengatakan bahwa dinamika bisa berbeda, termasuk bahwa pemilih Luthfi-Yasin tidak searah dengan pemilih pasangan calon nomor urut dua pada Pilkada Kota Semarang, yakni Yoyok-Joko.
"Walaupun posternya mungkin ada di mana-mana, ada gambarnya Pak Luthfi-Yasin dengan Yoyok-Joko, tetapi kami melihat kecenderungan pilihannya tidak sejajar," katanya.
Bahkan, kata dia, kecenderungan pemilih Luthfi-Yasin pada Pilkada Jateng untuk mencoblos Agustin-Iswar juga besar, sementara pemilih Andika-Hendi cenderung dan linier untuk memilih Agustina-Iswar.
"Sekali lagi, persoalannya pilkada serentak tidak menjamin partai dalam satu koalisi bisa bekerja sama karena masing-masing punya kepentingan," katanya.
Berdasarkan riset Aksara, elektabilitas PDI Perjuangan di Kota Semarang sebesar 41,6 persen dan sekitar 83,6 persennya memutuskan untuk memilih pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan, yakni Agustin-Iswar.
Sedangkan Yoyok-Joko hanya bisa mengandalkan Partai Gerindra dan Demokrat, yakni partai tempat mereka bernaung sebagai kader.
Elektabilitas Partai Gerindra tercatat 15,6 persen dengan 60,7 persen yang memilih Yoyok-Joko, sedangkan Partai Demokrat memiliki elektabilitas 6,1 persen dengan 73,4 persennya yang memilih Yoyok-Joko.
Sedangkan parpol koalisi lainnya, seperti Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya berkisar 40–50 persennya yang memilih Yoyok-Joko.
Baca juga: Aksara: Agustin-Iswar unggul pascadebat perdana di Pilkada Semarang