Aksara: Agustin-Iswar unggul pascadebat perdana di Pilkada Semarang
Semarang (ANTARA) - Lembaga survei Aksara Research and Consulting merilis hasil survei yang mengunggulkan pasangan Agustina Wilujeng-Iswar Aminuddin pascadebat perdana Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang 2024.
Peneliti senior Aksara Darmawan Iskandar di Semarang, Jawa Tengah, Senin, menyebutkan Agustina-Iswar yang diusung PDI Perjuangan unggul dengan perolehan 45,2 persen pada simulasi surat suara.
Sementara itu, pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso meraih 39,5 persen suara, sedangkan sisanya massa mengambang sebesar 15,3 persen.
Namun, diakuinya bahwa angka massa mengambang yang cukup besar, yakni 15,3 persen, membuat pergerakan pemilih masih bisa terjadi, baik kepada pasangan Agustina-Iswar atau Yoyok-Joko.
"Secara umum, mengingat kondisi pemilih masih cukup banyak yang mengambang, potensi perubahan dukungan pada pasangan calon masih cukup besar bisa terjadi," katanya.
Menurut dia, sebenarnya elektabilitas Yoyok paling besar, yakni 91,2 persen, tetapi likeabilitas atau tingkat kesukaannya rendah hanya 61,6 persen, sedangkan Agustina elektabilitasnya sebanyak 76,8 persen, tetapi likeabilitas-nya 97,3 persen.
Untuk posisi wakil, Iswar memiliki elektabilitas 63,7 persen dengan likeabilitas 91,5 persen, sedangkan Joko memiliki elektabilitas hanya 42,8 persen, tetapi likeabilitas-nya tinggi sebesar 84,7 persen.
"Ini bedanya popularitas dan likeabilitas. Kami menemukan di sini Yoyok paling populer, namun tingkat kesukaannya cenderung kecil. Memang hampir rata-rata menyatakan ketidaksukaan ada di dua kategori, yakni isu PSIS, kemudian bayang-bayang bapaknya, Sukawi Sutarip," katanya.
Aksara sudah dua kali melakukan survei, yakni periode 15—21 Oktober 2023 dan 1—9 November 2024, kata dia, yang menunjukkan Yoyok-Joko mengalami penurunan secara statistik (56,8 persen menjadi 39,5 persen), sedangkan Agustina-Iswar menanjak 11,4 persen (33,8 persen menjadi 45,2 persen).
"Faktor penurunan Yoyok karena tidak linearnya basis pemilih partai koalisinya dan adanya masalah di PSIS yang kemudian membuat suporter PSIS memilih mendukung Agustina-Iswar," kata Darmawan.
Sementara itu, Reaserch Supervisor Rayhan menyebutkan survei terhadap 400 responden yang sudah punya hak pilih, yakni sudah berusia 17 tahun atau sudah pernah menikah yang terdistribusi secara proporsional di 16 kecamatan.
"Responden dipilih secara acak dengan cara multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan (margin of error) +-4,78 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," katanya.
Responden terpilih, kata Rayhan, diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dan quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acaj sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden kembali.
Pilkada Kota Semarang 2024 diikuti oleh dua pasangan, yakni pasangan Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin yang diusung PDI Perjuangan, dan pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang diusung sembilan partai politik.
Kesembilan partai politik itu, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai NasDem.
Baca juga: Polrestabes Semaramg tetapkan tersangka perekam karyawati di toilet
Peneliti senior Aksara Darmawan Iskandar di Semarang, Jawa Tengah, Senin, menyebutkan Agustina-Iswar yang diusung PDI Perjuangan unggul dengan perolehan 45,2 persen pada simulasi surat suara.
Sementara itu, pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso meraih 39,5 persen suara, sedangkan sisanya massa mengambang sebesar 15,3 persen.
Namun, diakuinya bahwa angka massa mengambang yang cukup besar, yakni 15,3 persen, membuat pergerakan pemilih masih bisa terjadi, baik kepada pasangan Agustina-Iswar atau Yoyok-Joko.
"Secara umum, mengingat kondisi pemilih masih cukup banyak yang mengambang, potensi perubahan dukungan pada pasangan calon masih cukup besar bisa terjadi," katanya.
Menurut dia, sebenarnya elektabilitas Yoyok paling besar, yakni 91,2 persen, tetapi likeabilitas atau tingkat kesukaannya rendah hanya 61,6 persen, sedangkan Agustina elektabilitasnya sebanyak 76,8 persen, tetapi likeabilitas-nya 97,3 persen.
Untuk posisi wakil, Iswar memiliki elektabilitas 63,7 persen dengan likeabilitas 91,5 persen, sedangkan Joko memiliki elektabilitas hanya 42,8 persen, tetapi likeabilitas-nya tinggi sebesar 84,7 persen.
"Ini bedanya popularitas dan likeabilitas. Kami menemukan di sini Yoyok paling populer, namun tingkat kesukaannya cenderung kecil. Memang hampir rata-rata menyatakan ketidaksukaan ada di dua kategori, yakni isu PSIS, kemudian bayang-bayang bapaknya, Sukawi Sutarip," katanya.
Aksara sudah dua kali melakukan survei, yakni periode 15—21 Oktober 2023 dan 1—9 November 2024, kata dia, yang menunjukkan Yoyok-Joko mengalami penurunan secara statistik (56,8 persen menjadi 39,5 persen), sedangkan Agustina-Iswar menanjak 11,4 persen (33,8 persen menjadi 45,2 persen).
"Faktor penurunan Yoyok karena tidak linearnya basis pemilih partai koalisinya dan adanya masalah di PSIS yang kemudian membuat suporter PSIS memilih mendukung Agustina-Iswar," kata Darmawan.
Sementara itu, Reaserch Supervisor Rayhan menyebutkan survei terhadap 400 responden yang sudah punya hak pilih, yakni sudah berusia 17 tahun atau sudah pernah menikah yang terdistribusi secara proporsional di 16 kecamatan.
"Responden dipilih secara acak dengan cara multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan (margin of error) +-4,78 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," katanya.
Responden terpilih, kata Rayhan, diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dan quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acaj sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden kembali.
Pilkada Kota Semarang 2024 diikuti oleh dua pasangan, yakni pasangan Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin yang diusung PDI Perjuangan, dan pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang diusung sembilan partai politik.
Kesembilan partai politik itu, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai NasDem.
Baca juga: Polrestabes Semaramg tetapkan tersangka perekam karyawati di toilet