Batang (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Batang, Jawa Tengah, melakukan inovasi pemanfaatan lahan tidur menjadi sebuah kebun yang berproduksi sebagai lumbung pangan sekaligus memberdayakan warga binaan pemasyarakatan.
Kepala Lapas Kelas II-B Batang Jose Quelo di Batang, Jumat, mengatakan bahwa keterbatasan ruang bukan menjadi halangan untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami melihat potensi lahan kosong di sekitar lapas sebagai peluang untuk memberdayakan warga binaan pemasyarakatan sekaligus mendukung program ketahanan pangan pemerintah," katanya.
Menurut dia, pihaknya telah menyiapkan outlet sederhana di area lapas sebagai tempat atau etalase hasil panen para warga binaan pemasyarakatan.
Tempat tersebut, kata dia, tidak hanya berfungsi sebagai pasar tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa program pembinaan di lapas dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Saat ini, lahan kosong itu kini tanaman terong dan tomat sudah tumbuh subur dari hasil bertani para warga binaan pemasyarakatan. Ini membuktikan bahwa keterbatasan ruang bukan halangan untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional," katanya.
Jose Quelo mengatakan program pertanian ini bukan sekadar tentang hasil panen tetapi dalam kegiatan ini ada upaya memberdayakan yang lebih besar pada warga binaan pemasyarakatan.
Warga binaan pemasyarakatan, kata dia, akan diberikan cara belajar teknik bercocok tanam, manajemen lahan, hingga dasar-dasar pemasaran.
"Keterampilan yang diperoleh nanti diharapkan menjadi bekal berharga saat mereka kembali ke lingkungan masyarakat," katanya.