Agustina: Pemerintah perlu wadahi kreativitas remaja cegah maraknya gangster
Semarang (ANTARA) - Calon Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan bahwa kreativitas remaja yang terus berkembang perlu diwadahi oleh pemerintah agar tidak menjadi salah arah, misalnya membentuk kelompok gangster.
"Fenomena 'kreak' sangat menghentak di tengah kota Semarang yang banyak menerima penghargaan," katanya, saat Sarasehan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang yang digelar Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Rabu.
Sarasehan yang mengambil tema "Pendidikan, Kesehatan, Teknologi, dan Ekonomi Kerakyatan" itu mengundang dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Semarang.
Namun, hingga kegiatan berakhir hanya satu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang hadir, yakni Agustina Wilujeng-Iswar Aminuddin.
Menurut Agustina, fenomena "kreak" memang yang menghantui masyarakat beberapa waktu terakhir ini memang meresahkan dan harus segera diatasi.
"Kreak" adalah sebutan bagi sekelompok remaja yang menjadi anggota gangster di Kota Semarang yang berulah membuat keributan, bahkan sampai mengakibatkan korban jiwa.
Diakuinya, pilihan kelompok "gangster" memang sudah dibubarkan, sebagaimana diberitakan belum lama ini, tetapi fenomena semacam itu bisa menjadi ancaman jika tidak diantisipasi.
Ia cenderung "kreak" sebagai suatu fenomena yang terstruktur, sistematif, dan masif (TSM), apalagi muncul di tengah masyarakat bersiap menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada).
Namun, terlepas dari fenomena TSM, kata dia, Pemerintah Kota Semarang harus bersiap jika sewaktu-waktu fenomena "kreak", dan semacamnya muncul kembali.
"Saya tumbuh besar sebagai aktivis mahasiswa yang banyak hobi ruang untuk eksistensi pengembangan diri, mampu mengikuti berbagai macam kompetisi, berkumpul temen memiliki hobi yang sama sehingga tidak punya waktu memikirkan 'kreak'," katanya.
Artinya, kata dia, remaja dan anak-anak muda perlu diberikan wadah untuk menampung kreativitas dan hobi mereka agar bisa dikembangkan sebagai kegiatan yang positif.
"Penting mencari aktivitas menyenangkan, berkumpul memiliki hobi kesenangan yang sama.
Setelah itu dikompetisikan dalam ajang, misalnya seni budaya," kata Agustina.
Apabila nanti diberi amanah memimpin Kota Semarang, ia akan memberikan wadah kreatifitas dan kompetisi bagi remaja di bidang olahraga, ilmiah, seni budaya, serta membuka ruang publik sebanyak-banyaknya.
"Kami juga memberi layanan bagi anak-anak muda untuk membuat forum atau komunitas," pungkasnya.
Pilkada Kota Semarang 2024 diikuti dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, yakni Agustina Wilujeng-Iswar Aminuddin yang didukung PDI Perjuangan di nomor urut satu.
Di nomor urut dua, yakni Alamsyah Satyanegara Sukawijaya alias Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang didukung oleh sembilan partai politik.
Sembilan parpol itu, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai NasDem.
"Fenomena 'kreak' sangat menghentak di tengah kota Semarang yang banyak menerima penghargaan," katanya, saat Sarasehan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang yang digelar Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Rabu.
Sarasehan yang mengambil tema "Pendidikan, Kesehatan, Teknologi, dan Ekonomi Kerakyatan" itu mengundang dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Semarang.
Namun, hingga kegiatan berakhir hanya satu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang hadir, yakni Agustina Wilujeng-Iswar Aminuddin.
Menurut Agustina, fenomena "kreak" memang yang menghantui masyarakat beberapa waktu terakhir ini memang meresahkan dan harus segera diatasi.
"Kreak" adalah sebutan bagi sekelompok remaja yang menjadi anggota gangster di Kota Semarang yang berulah membuat keributan, bahkan sampai mengakibatkan korban jiwa.
Diakuinya, pilihan kelompok "gangster" memang sudah dibubarkan, sebagaimana diberitakan belum lama ini, tetapi fenomena semacam itu bisa menjadi ancaman jika tidak diantisipasi.
Ia cenderung "kreak" sebagai suatu fenomena yang terstruktur, sistematif, dan masif (TSM), apalagi muncul di tengah masyarakat bersiap menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada).
Namun, terlepas dari fenomena TSM, kata dia, Pemerintah Kota Semarang harus bersiap jika sewaktu-waktu fenomena "kreak", dan semacamnya muncul kembali.
"Saya tumbuh besar sebagai aktivis mahasiswa yang banyak hobi ruang untuk eksistensi pengembangan diri, mampu mengikuti berbagai macam kompetisi, berkumpul temen memiliki hobi yang sama sehingga tidak punya waktu memikirkan 'kreak'," katanya.
Artinya, kata dia, remaja dan anak-anak muda perlu diberikan wadah untuk menampung kreativitas dan hobi mereka agar bisa dikembangkan sebagai kegiatan yang positif.
"Penting mencari aktivitas menyenangkan, berkumpul memiliki hobi kesenangan yang sama.
Setelah itu dikompetisikan dalam ajang, misalnya seni budaya," kata Agustina.
Apabila nanti diberi amanah memimpin Kota Semarang, ia akan memberikan wadah kreatifitas dan kompetisi bagi remaja di bidang olahraga, ilmiah, seni budaya, serta membuka ruang publik sebanyak-banyaknya.
"Kami juga memberi layanan bagi anak-anak muda untuk membuat forum atau komunitas," pungkasnya.
Pilkada Kota Semarang 2024 diikuti dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, yakni Agustina Wilujeng-Iswar Aminuddin yang didukung PDI Perjuangan di nomor urut satu.
Di nomor urut dua, yakni Alamsyah Satyanegara Sukawijaya alias Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang didukung oleh sembilan partai politik.
Sembilan parpol itu, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai NasDem.