Semarang (ANTARA) - Pengenalan teknologi blockchain terus masuk ke ranah akademisi yang salah satunya melalui pelatihan yang diikuti para guru dan dosen dengan judul Training for Trainer sampai dengan kolaborasi tripartit antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan Digital Sharia Technologies dan Asosiasi Dosen Integrator Desa (Adides).
Pelatihan yang berlangsung Selasa-Kamis (8-10/10/2024) tersebut tidak hanya mengenalkan, tetapi juga mencetak pelatih atau tentor blockchain di Indonesia. Pelatihan digelar oleh Dubai Blockchain Center, Indonesia Blockchain Center, dan Sharia Digital Technologies.
Pada pelatihan tersebut juga dilakukan penandatanganan Letter of Acceptance (LoA) antara ITS melalui Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI-ITS) serta Adides dengan Indonesia Blockchain Center dan Sharia Digital Technologies guna mempercepat adopsi teknologi blockchain di Indonesia. Penandatanganan LoA tersebut, dilakukan oleh Ketua PKKPBI sekaligus Ketua Umum DPP ADIDES Nasional Arman Hakim Nasution, dengan Direktur Utama Sharia Digital Technologies Hambali.
"Di dunia saat ini, sejak dari pendidikan SD, sudah ada pendidikan blockchain, sedangkan di kita (Indonesia) masih awam sekali, bahkan orang mengenal blockchain itu hanya untuk kejahatan. Adanya pelatihan ini, semoga dapat mencetak para pelatih yang berasal dari beberapa universitas di Jawa Timur, agar menularkan ilmunya ini kepada para mahasiswa lainnya, karena para mahasiswa itu adalah tonggak penerus generasi bangsa," kata Hambali.
Ia berharap mahasiswa di seluruh Indonesia mengetahui blockchain dan farming online yang nantinya akan membantu para petani, peternak, dan nelayan di Indonesia.
"Adanya farming online dan kartu non-fungible token atau disingkat NFT itu akan membantu petani terhindar dari pengijon atau tengkulak. Melalui farming online, kita akan membeli hasil dari petani itu dengan harga yang tertinggi dari pemerintah," kata Hambali yang berharap melalui kegiatan pelatihan tersebut dapat menjadi bagian upaya untuk memakmurkan perekonomian masyarakat Indonesia
Teknologi blockchain, tambah dia, adalah mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis. Basis data blockchain, menyimpan data dalam blok yang dihubungkan bersama dalam sebuah rantai. Sederhananya, blockchain adalah buku besar digital terdesentralisasi yang mencatat data melalui jaringan komputer dengan cara yang transparan, tidak dapat diubah, dan tahan terhadap manipulasi. Blockchain dapat mengurangi masalah dengan menciptakan sistem yang terdesentralisasi dan antirusak untuk mencatat transaksi. Properti blockchain juga telah digunakan di berbagai sektor, termasuk pembuatan mata uang digital seperti Bitcoin.