Pemkab Demak gelar diseminasi penguatan bahasa jawa terhadap guru
Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menyelenggarakan diseminasi penguatan bahasa Jawa dan seni suara Jawa sebagai muatan lokal di sekolah tingkat SD terhadap guru, sebelum mereka mengajarkannya kepada siswa.
"Muatan lokal (Mulok) seni suara jawa sebetulnya sudah diterapkan sejak dua tahun lalu. Tetapi, sebelum tahun ajaran baru sekolah dimulai, maka guru kelas diberikan penguatan materi," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak Haris Wahyudi Ridwan ditemui di sela-sela acara diseminasi pembelajaran bahasa dan sastra jawa jenjang SD di Demak, Selasa.
Nantinya, kata dia, dalam penyampaian pembelajaran Bahasa Jawa dengan kolaborasi tembang dolanan, sehingga dalam mengajarkan bahasa jawa jauh lebih mudah dan anak-anak tentunya sudah terbiasa bernyanyi.
Ia berharap model pembelajaran tersebut bisa membuat anak merasa senang dan mencintai tembang dolanan yang berbahasa jawa. Mengingat anak-anak sekarang jarang sekali bisa berbahasa jawa dengan baik.
Melalui mulok seni suara jawa tersebut, kata dia, juga bagian dari upaya pemerintah daerah menunjukkan bahwa Kabupaten Demak juga memiliki budaya, sehingga lagunya bukan dangdut atau koplo yang sering mereka dengar, melainkan lagu yang benar-benar asli daerah.
Di antaranya, ada mentok, gundul-gundul pacul, dan masih banyak lagi, agar generasi muda mengenal dan mengambil manfaat dari makna tembang dolanan tersebut.
"Anak-anak saat ini, menggunakan bahasa campuran Bahasa Indonesia dan bahasa jawa atau bahasa gaul media sosial, serta lagu-lagu yang biasa mereka kenal," ujarnya.
Ia berharap melalui diseminasi pembelajaran bahasa jawa dan sastra jawa ini, semakin menguatkan bahwa Kabupaten Demak punya tembang dolanan secara praktik bisa memberikan transformasi pengetahuan ketrampilan kepada anak didik.
Dalam kegiatan tersebut, dihadirkan 40 guru yang merupakan perwakilan dari 40 SD negeri di Kabupaten Demak.
Baca juga: Perpusnas lakukan percepatan alih aksara dan bahasa naskah kuno
"Muatan lokal (Mulok) seni suara jawa sebetulnya sudah diterapkan sejak dua tahun lalu. Tetapi, sebelum tahun ajaran baru sekolah dimulai, maka guru kelas diberikan penguatan materi," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak Haris Wahyudi Ridwan ditemui di sela-sela acara diseminasi pembelajaran bahasa dan sastra jawa jenjang SD di Demak, Selasa.
Nantinya, kata dia, dalam penyampaian pembelajaran Bahasa Jawa dengan kolaborasi tembang dolanan, sehingga dalam mengajarkan bahasa jawa jauh lebih mudah dan anak-anak tentunya sudah terbiasa bernyanyi.
Ia berharap model pembelajaran tersebut bisa membuat anak merasa senang dan mencintai tembang dolanan yang berbahasa jawa. Mengingat anak-anak sekarang jarang sekali bisa berbahasa jawa dengan baik.
Melalui mulok seni suara jawa tersebut, kata dia, juga bagian dari upaya pemerintah daerah menunjukkan bahwa Kabupaten Demak juga memiliki budaya, sehingga lagunya bukan dangdut atau koplo yang sering mereka dengar, melainkan lagu yang benar-benar asli daerah.
Di antaranya, ada mentok, gundul-gundul pacul, dan masih banyak lagi, agar generasi muda mengenal dan mengambil manfaat dari makna tembang dolanan tersebut.
"Anak-anak saat ini, menggunakan bahasa campuran Bahasa Indonesia dan bahasa jawa atau bahasa gaul media sosial, serta lagu-lagu yang biasa mereka kenal," ujarnya.
Ia berharap melalui diseminasi pembelajaran bahasa jawa dan sastra jawa ini, semakin menguatkan bahwa Kabupaten Demak punya tembang dolanan secara praktik bisa memberikan transformasi pengetahuan ketrampilan kepada anak didik.
Dalam kegiatan tersebut, dihadirkan 40 guru yang merupakan perwakilan dari 40 SD negeri di Kabupaten Demak.
Baca juga: Perpusnas lakukan percepatan alih aksara dan bahasa naskah kuno