Kudus (ANTARA) - Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berfluktuasi karena pekan ini mengalami kenaikan menjadi Rp10.850 per kilogram setelah sebelumnya sempat turun menjadi Rp10.150 per kg.
"Pada awal April 2024 harganya memang sempat naik hingga 10.800-an, kemudian turun. Akan tetapi, mulai pekan ini naik bertahap hingga menjadi Rp10.850 per kg," kata Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf di Kudus, Rabu.
Informasinya, kata dia, kenaikan harga jual komoditas impor tersebut, di antaranya karena biaya transportasinya mengalami kenaikan.
Pada waktu bersamaan, imbuh dia, nilai tukar mata uang dolar juga sedang naik tinggi, sehingga turut mendongkrak kenaikan harga jualnya.
Meskipun mengalami kenaikan, permintaan kedelai impor masih tetap stabil karena rata-rata per hari dari pelaku usaha yang memproduksi tahu dan tempe mencapai 15 ton.
"Pasalnya, tidak ada alternatif kedelai yang bisa dibeli mereka. Sedangkan kedelai lokal saat ini juga belum tersedia," ujarnya.
Untuk stok kedelai impor yang tersedia di gudang saat ini sebanyak 100 ton dan masih bisa ditambah.
Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Minan Muchammad menambahkan harga jual kedelai impor memang berfluktuasi.
Namun, imbuh dia, untuk stok kedelai impor di pasaran tersedia aman, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran bagi produsen tahu maupun tempe dalam mendapatkan bahan baku berupa kedelai.