Kudus (ANTARA) - Perusahaan swasta di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, turut peduli terhadap kerajinan caping kalo yang hampir punah karena tidak ada penerusnya dengan mengenalkannya kepada masyarakat luas lewat pentas seni pertunjukan.
"Jika selama ini caping kalo yang menjadi identitas Kota Kudus ini ditampilkan lewat seni tari, maka untuk mengenalkan kepada masyarakat juga dikemas lewat seni lukis, hingga seni musik," kata Direktur PT Nojorono Tobacco International Arief Goenadibrata saat konferensi pers di Pendopo Kabupaten Kudus, Sabtu.
Untuk itu, kata dia, dihadirkan para maestro di tiga jenis kesenian, yakni untuk seni musik menghadirkan Ary Sutedja yang merupakan pianis, Didik Nini Thowok sebagai seniman tari asal Yogyakarta, serta pelukis ternama J.B. Iwan Sulistyo.
Masing-masing maestro seni tersebut, menampilkan pertunjukan seni sesuai jenis seni yang ditekuninya dengan menampilkan budaya caping kalo.
Ary Sutedja ikut menyatakan keprihatinannya terhadap kerajinan caping calo yang belum ada generasi penerusnya sehingga dirinya juga ikut peduli turut melestarikannya melalui pementasan musik malam ini (27/4).
"Meskipun musik klasik tidak banyak dikenal masyarakat, tetapi di dalamnya terdapat doa, terutama untuk kerajinan caping kalo mudah-mudahan kedepannya nanti tetap lestari," ujarnya.
Sementara itu, J.B. Iwan Sulistyo mengakui dirinya hanya bisa turut serta dalam upaya pelestarian lewat lukisan dengan membuat visualisasi pembuatan caping kalo yang prosesnya sangat pelik dan tempatnya sangat sederhana.
"Kita perlu bersama-sama mengangkat dan menjaga kelestarian caping kalo. Mudah-mudahan berhasil," ujarnya.
Didik Nini Thowok, seniman tari mengakui dirinya juga merasa ikut bertanggung jawab untuk turut serta melestarikan kerajinan caping kalo.
"Mudah-mudahan penyadaran dan pemberian informasi terkait caping kalo terhadap generasi muda bisa memacu mereka untuk belajar giat," ujarnya.*