Mentan : Kemungkinan banjir tak pengaruhi target produksi gabah
Demak (ANTARA) - Banjir yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah dimungkinkan tidak akan mempengaruhi target produksi gabah secara nasional, kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
"Apalagi, pertumbuhan padi (standing crop) yang ada sekarang sudah cukup untuk memenuhi target nasional," ujarnya didampingi Bupati Demak Eisti'anah dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno saat diwawancarai ANTARA di sela-sela meninjau tanaman padi yang kebanjiran di Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Demak, Senin.
Bahkan, kata dia, pemerintah sebelumnya juga melakukan akselerasi tanam tanaman padi secara nasional.
Sementara tanaman padi petani di Kabupaten Demak yang tergenang banjir dan hendak panen, nantinya ketika banjirnya surut akan dibantu percepatan panen dengan mesin pemanen padi atau mesin combine harvester.
Sementara tanaman padi yang puso juga disiapkan benih bantuan tanaman padi untuk 10.000 hektare tanaman padi, termasuk bantuan pupuknya.
Adanya bencana banjir menggenangi tanaman padi petani ini, diharapkan menjadi pertimbangan bagi petani bahwa program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sangat penting karena bertujuan untuk melindungi petani.
"Kami berharap Pemkab Demak bisa mengajak atau mengedukasi para petani untuk mau mengikuti program asuransi karena sejak beberapa tahun yang lalu juga sudah saya ingatkan agar ikut asuransi," ujarnya.
Harapannya, kata dia, petani tidak pernah bangkrut karena bencana maupun hama, karena sudah diikutkan dalam program asuransi.
Pemerintah Pusat, imbuh dia, juga akan menambah alokasi anggaran untuk program AUTP.
Bupati Demak Eisti'anah mengungkapkan lahan pertanian terdampak banjir di Kabupaten Demak mencapai 2.800 hektare tanaman padi, sedangkan tanaman jagung mencapai 126 hektare.
Sementara tanaman padi yang puso, kata dia, sekitar 1.400 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Demak.
Luas lahan pertanian terdampak tersebut, kata dia, belum termasuk areal pertanian di Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar.
"Harapan kami dilakukan penanganan secepatnya, karena genangan banjirnya bukan semakin surut karena lokasi pemukiman warga yang berada lebih rendah dibandingkan Sungai Wulan," ujarnya.
Tanaman padi petani yang tergenang banjir tidak hanya di Kabupaten Demak, ada pula Kabupaten Grobogan dan Kudus yang juga mengalami permasalahan serupa.
Kementerian Pertanian sendiri menargetkan produksi gabah tahun 2024 sekitar 35 juta ton gabah.
"Apalagi, pertumbuhan padi (standing crop) yang ada sekarang sudah cukup untuk memenuhi target nasional," ujarnya didampingi Bupati Demak Eisti'anah dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno saat diwawancarai ANTARA di sela-sela meninjau tanaman padi yang kebanjiran di Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Demak, Senin.
Bahkan, kata dia, pemerintah sebelumnya juga melakukan akselerasi tanam tanaman padi secara nasional.
Sementara tanaman padi petani di Kabupaten Demak yang tergenang banjir dan hendak panen, nantinya ketika banjirnya surut akan dibantu percepatan panen dengan mesin pemanen padi atau mesin combine harvester.
Sementara tanaman padi yang puso juga disiapkan benih bantuan tanaman padi untuk 10.000 hektare tanaman padi, termasuk bantuan pupuknya.
Adanya bencana banjir menggenangi tanaman padi petani ini, diharapkan menjadi pertimbangan bagi petani bahwa program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sangat penting karena bertujuan untuk melindungi petani.
"Kami berharap Pemkab Demak bisa mengajak atau mengedukasi para petani untuk mau mengikuti program asuransi karena sejak beberapa tahun yang lalu juga sudah saya ingatkan agar ikut asuransi," ujarnya.
Harapannya, kata dia, petani tidak pernah bangkrut karena bencana maupun hama, karena sudah diikutkan dalam program asuransi.
Pemerintah Pusat, imbuh dia, juga akan menambah alokasi anggaran untuk program AUTP.
Bupati Demak Eisti'anah mengungkapkan lahan pertanian terdampak banjir di Kabupaten Demak mencapai 2.800 hektare tanaman padi, sedangkan tanaman jagung mencapai 126 hektare.
Sementara tanaman padi yang puso, kata dia, sekitar 1.400 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Demak.
Luas lahan pertanian terdampak tersebut, kata dia, belum termasuk areal pertanian di Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar.
"Harapan kami dilakukan penanganan secepatnya, karena genangan banjirnya bukan semakin surut karena lokasi pemukiman warga yang berada lebih rendah dibandingkan Sungai Wulan," ujarnya.
Tanaman padi petani yang tergenang banjir tidak hanya di Kabupaten Demak, ada pula Kabupaten Grobogan dan Kudus yang juga mengalami permasalahan serupa.
Kementerian Pertanian sendiri menargetkan produksi gabah tahun 2024 sekitar 35 juta ton gabah.