Semarang (ANTARA) - Salah satu penyakit umum adalah hipertensi, terkadang orang yang sering marah dianggap mengalami tekanan darah tinggi. Sebenarnya, apakah tekanan darah tinggi menyebabkan seseorang cenderung marah, atau kecenderungan marah membuat seseorang mengalami tekanan darah tinggi?
Darah tinggi tidak hanya merupakan suatu kondisi medis semata, tetapi juga mencerminkan keadaan emosional seseorang. Artikel ini akan mengulas hubungan antara darah tinggi, kemarahan, dan tekanan emosional yang memiliki potensi merugikan kesehatan fisik dan mental. Pembahasan akan melibatkan aspek-aspek penting, termasuk dampak marah yang dapat memicu kenaikan tekanan darah.
Penting untuk dicatat bahwa isi artikel ini tidak berafiliasi dengan atau mendapat dukungan dari video channel YouTube Ustadz Dhanu. Penulis menyatakan bahwa artikel ini disusun secara independen, dan pembahasan mengenai kesehatan emosional dan darah tinggi berkaitan dengan konten atau opini dari sumber yang disebutkan. Artikel ini dimaksudkan sebagai informasi umum dan bukan pengganti nasihat medis profesional. Pembaca disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan yang berkualifikasi untuk penanganan kondisi medis.
Sejatinya, kepercayaan umum bahwa tekanan darah tinggi memicu kemarahan, tetapi hakikatnya adalah kecepatan emosi yang dapat menjadi pemicu kenaikan tekanan darah. Kemarahan, sesuai dengan ajaran Islam, adalah sesuatu yang dihindari. Seperti yang dijelaskan dalam hadis, Laa Taghdob wa Lakal Jannah. Artinya: “Janganlah engkau marah, maka bagimu surga.” [HR. Thabrani]. Oleh karena itu, dalam konteks spiritual, marah dapat menjadi penyebab masuknya seseorang ke dalam neraka. Sayangnya, pemahaman ini tidak selalu diterapkan oleh semua umat Islam.
Bagi sebagian orang, hal ini hanya menjadi semacam pemanis kata yang didengar tetapi jarang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, untuk mereka yang benar-benar memahami ajaran agama dan bersedia belajar, menjauhi kemarahan adalah bentuk ketaatan terhadap perintah Allah SWT, yang disampaikan melalui Jibril dan Rasulullah SAW. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama berupaya untuk tidak terjebak dalam amarah, karena mematuhi perintah Allah adalah kunci untuk menghindari neraka.
Marah menimbulkan banyak penyakit. Marah secara rutin dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, sementara kekesalan yang terus-menerus dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Pemicu marah bermacam-macam, termasuk ketidaksetujuan yang direspons dengan amarah, kejengkelan karena menemani istri belanja terlalu lama, atau kesabaran yang teruji karena menunggu sesuatu atau seseorang terlalu lama, dan sebagainya. Marah dapat timbul dari berbagai situasi, dan seringkali, seorang Muslim yang terjebak dalam sikap tersebut mungkin tidak menyadari apa sebenarnya yang diinginkan dari marah itu atau merasa malu di depan orang lain.
Banyak kasus dapat memicu kemarahan pada seorang Muslim. Ketika marah, adrenalin dipompa secara berkelanjutan, tanpa kesadaran bahwa kemarahan itu sedang terjadi. Terkadang, seseorang tidak mampu meredakan amarah dan cenderung menyalahkan orang lain tanpa introspeksi diri. Sebagai Muslim, penting untuk mengenali dampak negatif marah pada kesehatan fisik dan mental, serta merenungkan cara untuk menangani emosi tersebut dengan bijak, sesuai dengan ajaran agama Islam yang menekankan pentingnya menjauhi amarah dan mengasah kesabaran dalam menghadapi ujian kehidupan.
Marah terhadap seseorang dianggap sebagai pemicu masuknya jin yang diizinkan oleh Allah SWT ke dalam adrenalin, yang akhirnya memicu reaksi pada pembuluh darah. Ketika seseorang sering merasa terjebak dalam pemikiran yang buntu sambil diliputi kemarahan, dampaknya dapat mencapai pembuluh darah di otak. Tipe marah yang sulit ditemukan solusinya dapat menyebabkan penumpukan lemak di sekitar otak, menciptakan penyumbatan di daerah tersebut.
Jika marah meledak dengan karakteristik tertentu, bukanlah penyumbatan di pembuluh darah yang terjadi, melainkan pembuluh darah yang menjadi rentan dan mudah pecah. Semua ini merupakan jalan yang Allah SWT tentukan, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kondisi serius seperti stroke atau bengkak jantung apabila terus berlangsung, bahkan bisa menyebabkan glaukoma akibat tekanan tinggi yang dapat menyebabkan kebutaan.
Keadaan marah seringkali diiringi oleh keyakinan bahwa diri sendiri adalah yang benar. Jika seseorang terus-menerus merasa bahwa pandangannya selalu benar, dapat berdampak pada pankreas karena kadar gula yang tinggi. Analogi manisnya gula mencerminkan persepsi diri sebagai baik dan benar, yang pada gilirannya dapat merusak pankreas. Allah ta'ala, dengan hikmah-Nya, mengingatkan bahwa dalam suasana emosional di mana seseorang merasa selalu benar, tuntutan untuk mengikuti kehendaknya dapat memicu ketegangan, kemarahan, dan sejenisnya, yang berujung pada peningkatan kadar gula dalam darah serta potensi kerusakan pada pankreas.
Dalam hadis disebutkan 'Janganlah marah, bagimu syurga.' Pernyataan ini memiliki kebenaran, karena emosi marah, jika tidak terkendali, dapat mengakibatkan berbagai konsekuensi yang merugikan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ustad Dhanu yang, dengan izin Allah, diberikan pemahaman yang mendalam. Pesan ini dia sampaikan kepada seluruh umat Muslim sebagai ajakan untuk menjauhi amarah, menjaga hati, dan mengikuti ajaran Islam yang menganjurkan kedamaian dan kesabaran.
Berita Terkait
Solichul rasakan hikmah besar ikut JKN kala istrinya cuci darah
Selasa, 3 Desember 2024 9:27 Wib
Berkat Program JKN, Anton tenang jalani cuci darah
Kamis, 21 November 2024 14:11 Wib
Donor darah BI Jateng gandeng perbankan, himpun 350 kantong darah
Kamis, 21 November 2024 7:36 Wib
Hari Pahlawan, Kemenkumham Jateng-RSUP Dr. Kariadi gelar donor darah
Senin, 11 November 2024 12:18 Wib
Pemkab Batang masifkan gerakan donor darah
Senin, 4 November 2024 20:15 Wib
Pemkab Batang masifkan deteksi dini kesehatan gula darah pada ASN
Jumat, 1 November 2024 18:51 Wib
Polisi dan TNI di Batang sumbang 31 kantong darah
Selasa, 29 Oktober 2024 20:24 Wib
Polres Magelang Kota gelar donor darah peringati Hari Jadi Humas Polri
Selasa, 29 Oktober 2024 16:24 Wib