Unsoed Purwokerto kembali kukuhkan lima guru besar baru
Kampus menjadi ladang tempat persemaian loncatan pemikiran yang mampu melampaui zamannya
Purwokerto (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto kembali mengukuhkan lima guru besar atau profesor baru dalam sidang terbuka senat yang digelar di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman, Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (22/11).
Lima profesor baru yang dikukuhkan terdiri atas Prof. Dr. Dwiyanto Indiahono, S.Sos., M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Publik
Prof. Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu, S.P., M.Si., D.Tech.Sc. sebagai Guru Besae Bidang Ilmu Ekologi Tanaman, Prof. Dr. Abdul Aziz Nasihudin, S.H., M.M., M.H, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Perundang-undangan, dan Prof. Dr. Kadar Pamuji, S.H., M.H, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Administrasi Negara
Dalam sambutannya, Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc., Agr., IPU mengatakan salah satu peran strategis institusi perguruan tinggi adalah menjadi padang penggembalaan ide dan gagasan.
"Kampus menjadi ladang tempat persemaian loncatan pemikiran yang mampu melampaui zamannya. Universitas menjadi rumah yang nyaman bagi tumbuh, mekar, dan berseminya kebaruan pengetahuan, yang senantiasa berusaha menjawab harapan dan kebutuhan," katanya.
Dalam konteks tersebut, kata dia, maka momentum pengukuhan guru besar tidaklah dimaknai sebagai sebuah seremonial akademik belaka.
"Bagi Unsoed, momentum pengukuhan adalah ruang dan waktu apresiasi sekaligus episode artikulasi akan komitmen dan kecintaan beliau-beliau yang dikukuhkan tersebut akan ilmu pengetahuan yang berkah dan manfaat bagi kehidupan," katanya.
Lebih lanjut, Rektor mengatakan orasi ilmiah Prof. Indiahono dan Prof. Adhi Iman Sulaiman menggambarkan betapa pentingnya kualitas manajemen kebijakan publik serta eksistensi komunikasi partisipatif di ruang publik sebagai bagian dari perwujudan tata kelola yang baik sekaligus mewujudkan pembangunan sekaligus pemberdayaan pada masyarakat, khususnya di perdesaan.
Begitu pula dengan gagasan Prof. Abdul Aziz Nasihudin dan Prof. Kadar Pamuji, kata dia, sejatinya mengingatkan masyarakat akan pentingnya meletakkan nilai-nilai yang bersumber dari agama serta landasan filosofis sebagai norma, sehingga suatu aturan hukum senantiasa hadir dalam upaya mewujudkan kualitas administrasi pemerintahan yang mendorong mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu, lanjut dia, ketahanan dan keamanan pangan merupakan kebutuhan dunia di masa kini dan masa-masa mendatang, dengan senantiasa meletakkan keberpihakan terhadap kualitas lingkungan yang selaras dengan peningkatan produksi pangan itu sendiri.
“Pada kurun waktu setahun ini terdapat pertambahan jumlah yang sangat signifikan, yakni 40 orang, sehingga guru besar aktif di Unsoed kini berjumlah 133 orang,” kata Rektor.Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto kembali mengukuhkan lima guru besar atau profesor baru dalam sidang terbuka senat yang digelar di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman, Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (22/11).
Lima profesor baru yang dikukuhkan terdiri atas Prof. Dr. Dwiyanto Indiahono, S.Sos., M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Publik
Prof. Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu, S.P., M.Si., D.Tech.Sc. sebagai Guru Besae Bidang Ilmu Ekologi Tanaman, Prof. Dr. Abdul Aziz Nasihudin, S.H., M.M., M.H, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Perundang-undangan, dan Prof. Dr. Kadar Pamuji, S.H., M.H, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Administrasi Negara
Dalam sambutannya, Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc., Agr., IPU mengatakan salah satu peran strategis institusi perguruan tinggi adalah menjadi padang penggembalaan ide dan gagasan.
Baca juga: Tim PKM Unsoed latih penguatan SDM pariwisata di Desa Panembangan Banyumas
"Kampus menjadi ladang tempat persemaian loncatan pemikiran yang mampu melampaui zamannya. Universitas menjadi rumah yang nyaman bagi tumbuh, mekar, dan berseminya kebaruan pengetahuan, yang senantiasa berusaha menjawab harapan dan kebutuhan," katanya.
Dalam konteks tersebut, kata dia, maka momentum pengukuhan guru besar tidaklah dimaknai sebagai sebuah seremonial akademik belaka.
"Bagi Unsoed, momentum pengukuhan adalah ruang dan waktu apresiasi sekaligus episode artikulasi akan komitmen dan kecintaan beliau-beliau yang dikukuhkan tersebut akan ilmu pengetahuan yang berkah dan manfaat bagi kehidupan," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristek kirim 910 ribu mahasiswa Program Kampus Merdeka
Lebih lanjut, Rektor mengatakan orasi ilmiah Prof. Indiahono dan Prof. Adhi Iman Sulaiman menggambarkan betapa pentingnya kualitas manajemen kebijakan publik serta eksistensi komunikasi partisipatif di ruang publik sebagai bagian dari perwujudan tata kelola yang baik sekaligus mewujudkan pembangunan sekaligus pemberdayaan pada masyarakat, khususnya di perdesaan.
Begitu pula dengan gagasan Prof. Abdul Aziz Nasihudin dan Prof. Kadar Pamuji, kata dia, sejatinya mengingatkan masyarakat akan pentingnya meletakkan nilai-nilai yang bersumber dari agama serta landasan filosofis sebagai norma, sehingga suatu aturan hukum senantiasa hadir dalam upaya mewujudkan kualitas administrasi pemerintahan yang mendorong mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu, lanjut dia, ketahanan dan keamanan pangan merupakan kebutuhan dunia di masa kini dan masa-masa mendatang, dengan senantiasa meletakkan keberpihakan terhadap kualitas lingkungan yang selaras dengan peningkatan produksi pangan itu sendiri.
“Pada kurun waktu setahun ini terdapat pertambahan jumlah yang sangat signifikan, yakni 40 orang, sehingga guru besar aktif di Unsoed kini berjumlah 133 orang,” kata Rektor.
Baca juga: Akademisi Unsoed : Dokter perlu bijak gunakan antibiotik
Baca juga: Mahasiswa Unsoed miliki segudang prestasi dalam olahraga tenis
Baca juga: Andy F Noya ajak peserta PMM3 Unsoed raih kesuksesan
Lima profesor baru yang dikukuhkan terdiri atas Prof. Dr. Dwiyanto Indiahono, S.Sos., M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Publik
Prof. Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu, S.P., M.Si., D.Tech.Sc. sebagai Guru Besae Bidang Ilmu Ekologi Tanaman, Prof. Dr. Abdul Aziz Nasihudin, S.H., M.M., M.H, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Perundang-undangan, dan Prof. Dr. Kadar Pamuji, S.H., M.H, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Administrasi Negara
Dalam sambutannya, Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc., Agr., IPU mengatakan salah satu peran strategis institusi perguruan tinggi adalah menjadi padang penggembalaan ide dan gagasan.
"Kampus menjadi ladang tempat persemaian loncatan pemikiran yang mampu melampaui zamannya. Universitas menjadi rumah yang nyaman bagi tumbuh, mekar, dan berseminya kebaruan pengetahuan, yang senantiasa berusaha menjawab harapan dan kebutuhan," katanya.
Dalam konteks tersebut, kata dia, maka momentum pengukuhan guru besar tidaklah dimaknai sebagai sebuah seremonial akademik belaka.
"Bagi Unsoed, momentum pengukuhan adalah ruang dan waktu apresiasi sekaligus episode artikulasi akan komitmen dan kecintaan beliau-beliau yang dikukuhkan tersebut akan ilmu pengetahuan yang berkah dan manfaat bagi kehidupan," katanya.
Lebih lanjut, Rektor mengatakan orasi ilmiah Prof. Indiahono dan Prof. Adhi Iman Sulaiman menggambarkan betapa pentingnya kualitas manajemen kebijakan publik serta eksistensi komunikasi partisipatif di ruang publik sebagai bagian dari perwujudan tata kelola yang baik sekaligus mewujudkan pembangunan sekaligus pemberdayaan pada masyarakat, khususnya di perdesaan.
Begitu pula dengan gagasan Prof. Abdul Aziz Nasihudin dan Prof. Kadar Pamuji, kata dia, sejatinya mengingatkan masyarakat akan pentingnya meletakkan nilai-nilai yang bersumber dari agama serta landasan filosofis sebagai norma, sehingga suatu aturan hukum senantiasa hadir dalam upaya mewujudkan kualitas administrasi pemerintahan yang mendorong mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu, lanjut dia, ketahanan dan keamanan pangan merupakan kebutuhan dunia di masa kini dan masa-masa mendatang, dengan senantiasa meletakkan keberpihakan terhadap kualitas lingkungan yang selaras dengan peningkatan produksi pangan itu sendiri.
“Pada kurun waktu setahun ini terdapat pertambahan jumlah yang sangat signifikan, yakni 40 orang, sehingga guru besar aktif di Unsoed kini berjumlah 133 orang,” kata Rektor.Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto kembali mengukuhkan lima guru besar atau profesor baru dalam sidang terbuka senat yang digelar di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman, Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (22/11).
Lima profesor baru yang dikukuhkan terdiri atas Prof. Dr. Dwiyanto Indiahono, S.Sos., M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Publik
Prof. Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu, S.P., M.Si., D.Tech.Sc. sebagai Guru Besae Bidang Ilmu Ekologi Tanaman, Prof. Dr. Abdul Aziz Nasihudin, S.H., M.M., M.H, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Perundang-undangan, dan Prof. Dr. Kadar Pamuji, S.H., M.H, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Administrasi Negara
Dalam sambutannya, Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc., Agr., IPU mengatakan salah satu peran strategis institusi perguruan tinggi adalah menjadi padang penggembalaan ide dan gagasan.
Baca juga: Tim PKM Unsoed latih penguatan SDM pariwisata di Desa Panembangan Banyumas
"Kampus menjadi ladang tempat persemaian loncatan pemikiran yang mampu melampaui zamannya. Universitas menjadi rumah yang nyaman bagi tumbuh, mekar, dan berseminya kebaruan pengetahuan, yang senantiasa berusaha menjawab harapan dan kebutuhan," katanya.
Dalam konteks tersebut, kata dia, maka momentum pengukuhan guru besar tidaklah dimaknai sebagai sebuah seremonial akademik belaka.
"Bagi Unsoed, momentum pengukuhan adalah ruang dan waktu apresiasi sekaligus episode artikulasi akan komitmen dan kecintaan beliau-beliau yang dikukuhkan tersebut akan ilmu pengetahuan yang berkah dan manfaat bagi kehidupan," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristek kirim 910 ribu mahasiswa Program Kampus Merdeka
Lebih lanjut, Rektor mengatakan orasi ilmiah Prof. Indiahono dan Prof. Adhi Iman Sulaiman menggambarkan betapa pentingnya kualitas manajemen kebijakan publik serta eksistensi komunikasi partisipatif di ruang publik sebagai bagian dari perwujudan tata kelola yang baik sekaligus mewujudkan pembangunan sekaligus pemberdayaan pada masyarakat, khususnya di perdesaan.
Begitu pula dengan gagasan Prof. Abdul Aziz Nasihudin dan Prof. Kadar Pamuji, kata dia, sejatinya mengingatkan masyarakat akan pentingnya meletakkan nilai-nilai yang bersumber dari agama serta landasan filosofis sebagai norma, sehingga suatu aturan hukum senantiasa hadir dalam upaya mewujudkan kualitas administrasi pemerintahan yang mendorong mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Ahadiyat Yugi Rahayu, lanjut dia, ketahanan dan keamanan pangan merupakan kebutuhan dunia di masa kini dan masa-masa mendatang, dengan senantiasa meletakkan keberpihakan terhadap kualitas lingkungan yang selaras dengan peningkatan produksi pangan itu sendiri.
“Pada kurun waktu setahun ini terdapat pertambahan jumlah yang sangat signifikan, yakni 40 orang, sehingga guru besar aktif di Unsoed kini berjumlah 133 orang,” kata Rektor.
Baca juga: Akademisi Unsoed : Dokter perlu bijak gunakan antibiotik
Baca juga: Mahasiswa Unsoed miliki segudang prestasi dalam olahraga tenis
Baca juga: Andy F Noya ajak peserta PMM3 Unsoed raih kesuksesan