MA Qudsiyyah Kudus luncurkan naskah teater berbahasa pegon
Semarang (ANTARA) - Teater Jangkar Bumi Madrasah Aliyah (MA) Qudsiyyah menerbitkan naskah berjudul Titik atau Koma yang bertuliskan pegon, tulisan Arab yang tidak diberi tanda bunyi, pada babak seleksi Festival Teater Pelajar Djarum XIII bertepatan dengan Hari Santri Nasional (23/10/2023).
Pementasan ini bertempat di Gedung MWC NU Kaliwungu Kudus. Teater Jangkar Bumi Qudsiyyah merupakan sarana pendidikan dan pelatihan pengembangan minat dan bakat bagi santri Madrasah Aliyah (MA) Qudsiyyah Kudus.
Pembina Teater Jangkar Bumi MA Qudsiyyah Kudus H. Noor Kholis mengatakan naskah pegon ini sebagai ciri khas teater santri khususnya di MA Qudsiyyah.
“Naskah ini menjadi cikal bakal dalam berteater di MA Qudsiyyah Kudus sehingga dalam berteater tidak meninggalkan kesantriannya. Hal Ini sekaligus sebagai hadiah dari Teater Jangkar Bumi Qudsiyyah di Hari Santri Nasional 2023”. Ungkap beliau dalam pembukaan pentas.
Perwakilan dari Teater Djarum dan pengamat kesenian teater di Nusantara, Asa Jatmiko, menuturkan bahwa naskah yang dibuat dalam bentuk tulisan Pegon belum ada dan bahkan di seluruh Indonesia belum menjumpai dan baru ini satu-satunya naskah yang ada di Teater Jangkar Bumi.
“Saya senang sekali karena ini dapat menjadi inspirasi teman-teman yang lain misalnya di UIN dan IAIN. Mengapa mereka tidak melakukannya malah dilakukan oleh teman-teman santri sekelas MA. Padahal ini dapat menunjukkan bahwa kearifan lokal bisa diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab (pegon) sehingga bisa meluas aksesnya, terutama institusi-institusi di bawah Kemenag untuk bisa mengembangkan ini," tuturnya.
Naskah teater bertuliskan pegon ini digagas oleh Nur Kholis yang sekaligus sutradara dalam pementasan kali ini. Ia mengatakan bahwa dengan naskah pegon itu dapat menjadikan Teater Jangkar Bumi MA Qudsiyyah sebagai pionir teater santri.
"Teater Jangkar Bumi bukan hanya melakukan sebuah pentas. Akan tetapi, menjadi media dakwah untuk diri sendiri dan bahkan banyak orang sesuai dengan tagline nya Dengan Teater Dakwah Lebih Berkarakter. Kita juga berharap dengan teater bisa menyentuh manusia untuk kembali benar-benar menjadi manusia," hara Noko Mores, sapaan akrabnya. ***
Pementasan ini bertempat di Gedung MWC NU Kaliwungu Kudus. Teater Jangkar Bumi Qudsiyyah merupakan sarana pendidikan dan pelatihan pengembangan minat dan bakat bagi santri Madrasah Aliyah (MA) Qudsiyyah Kudus.
Pembina Teater Jangkar Bumi MA Qudsiyyah Kudus H. Noor Kholis mengatakan naskah pegon ini sebagai ciri khas teater santri khususnya di MA Qudsiyyah.
“Naskah ini menjadi cikal bakal dalam berteater di MA Qudsiyyah Kudus sehingga dalam berteater tidak meninggalkan kesantriannya. Hal Ini sekaligus sebagai hadiah dari Teater Jangkar Bumi Qudsiyyah di Hari Santri Nasional 2023”. Ungkap beliau dalam pembukaan pentas.
Perwakilan dari Teater Djarum dan pengamat kesenian teater di Nusantara, Asa Jatmiko, menuturkan bahwa naskah yang dibuat dalam bentuk tulisan Pegon belum ada dan bahkan di seluruh Indonesia belum menjumpai dan baru ini satu-satunya naskah yang ada di Teater Jangkar Bumi.
“Saya senang sekali karena ini dapat menjadi inspirasi teman-teman yang lain misalnya di UIN dan IAIN. Mengapa mereka tidak melakukannya malah dilakukan oleh teman-teman santri sekelas MA. Padahal ini dapat menunjukkan bahwa kearifan lokal bisa diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab (pegon) sehingga bisa meluas aksesnya, terutama institusi-institusi di bawah Kemenag untuk bisa mengembangkan ini," tuturnya.
Naskah teater bertuliskan pegon ini digagas oleh Nur Kholis yang sekaligus sutradara dalam pementasan kali ini. Ia mengatakan bahwa dengan naskah pegon itu dapat menjadikan Teater Jangkar Bumi MA Qudsiyyah sebagai pionir teater santri.
"Teater Jangkar Bumi bukan hanya melakukan sebuah pentas. Akan tetapi, menjadi media dakwah untuk diri sendiri dan bahkan banyak orang sesuai dengan tagline nya Dengan Teater Dakwah Lebih Berkarakter. Kita juga berharap dengan teater bisa menyentuh manusia untuk kembali benar-benar menjadi manusia," hara Noko Mores, sapaan akrabnya. ***