BKKBN apresiasi TFR Jateng 2,09
Semarang (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memberikan apresiasi Provinsi Jawa Tengah karena angka kelahiran total (Total Fertility Rate /TFR) sebesar 2,09.
"TFR Jateng sudah luar biasa karena 2,09 yang artinya rata-rata orang hamil di Jateng dua dari target 2,1 di 2024," kata Hasto Wardoyo di Semarang, Senin (18/9) malam.
Hal itu disampaikan Hasto pada acara Konsolidasi perencanaan program dan anggaran
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun Anggaran 2024.
Tinggi rendahnya angka TFR atau jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan seorang perempuan di antaranya disumbang dengan tingginya kasus pernikahan usia dini karena semakin muda usia menikah, maka semakin panjang usia reproduksinya.
Beragam upaya dilakukan BKKBN untuk mencapai target salah satunya para remaja dan orang tuanya mampu menerima dan menerapkan konsep pendewasaan usia perkawinan di usia ideal yakni 21 bagi wanita dan 25 bagi pria, karena selain mematangkan fisik juga mental.
Ia menyebutkan jumlah ibu hamil di tiga provinsi yakni Jawa Barat sebanyak 897 ribu; Jawa Timur sebanyak 592 ribu; dan di Jateng sebanyak 545 ribu. Tingginya jumlah tersebut berbanding lurus dengan banyaknya penduduk.
Hasto dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan arahan Presiden RI bahwa BKKBN mendapatkan mandat dan kepercayaan untuk menjadi ketua pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting.
"Penurunan stunting di Semarang 10 persen dari yang sebelumnya 20 persen dan ini diharapkan menjadi daya ungkit ke depannya," kata Hasto yang mengingatkan perlunya fokus pada pembangunan bangga kencana.
"TFR Jateng sudah luar biasa karena 2,09 yang artinya rata-rata orang hamil di Jateng dua dari target 2,1 di 2024," kata Hasto Wardoyo di Semarang, Senin (18/9) malam.
Hal itu disampaikan Hasto pada acara Konsolidasi perencanaan program dan anggaran
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun Anggaran 2024.
Tinggi rendahnya angka TFR atau jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan seorang perempuan di antaranya disumbang dengan tingginya kasus pernikahan usia dini karena semakin muda usia menikah, maka semakin panjang usia reproduksinya.
Beragam upaya dilakukan BKKBN untuk mencapai target salah satunya para remaja dan orang tuanya mampu menerima dan menerapkan konsep pendewasaan usia perkawinan di usia ideal yakni 21 bagi wanita dan 25 bagi pria, karena selain mematangkan fisik juga mental.
Ia menyebutkan jumlah ibu hamil di tiga provinsi yakni Jawa Barat sebanyak 897 ribu; Jawa Timur sebanyak 592 ribu; dan di Jateng sebanyak 545 ribu. Tingginya jumlah tersebut berbanding lurus dengan banyaknya penduduk.
Hasto dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan arahan Presiden RI bahwa BKKBN mendapatkan mandat dan kepercayaan untuk menjadi ketua pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting.
"Penurunan stunting di Semarang 10 persen dari yang sebelumnya 20 persen dan ini diharapkan menjadi daya ungkit ke depannya," kata Hasto yang mengingatkan perlunya fokus pada pembangunan bangga kencana.