Semarang (ANTARA) - Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Jawa Tengah mengajak masyarakat membangun keluarga yang tangguh terhadap krisis iklim yang berdampak pada kesehatan, ketahanan pangan, dan perekonomian masyarakat.
“Dengan kondisi tersebut, saya mengajak seluruh masyarakat, khususnya tim penggerak dan kader PKK, untuk mengantisipasi krisis iklim, dan melakukan upaya mitigasi,” kata Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin di Semarang, Rabu.
Dirinya mengakui perubahan iklim berdampak pada banyak hal, seperti cuaca, curah hujan, suhu, dan kelembaban, bahkan secara makro juga menyebabkan perubahan pola tanam, sehingga memengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen.
Selain itu, bisa berdampak gagal panen yang tentunya mengganggu ketersediaan pangan, termasuk yang berasal dari kelautan dan perikanan secara luas.
“Inilah yang dinamakan krisis iklim. Oleh karena itu, kita harus melakukan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” ujarnya.
Nawal menyebut kegiatan adaptasi, antara lain menyangkut pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, gelombang tinggi, serta pengendalian penyakit terkait iklim.
Selain itu, kegiatan mitigasi meliputi pengolahan sampah dan limbah padat, pengolahan dan pemanfaatan limbah cair, penggunaan energi baru, terbarukan dan konservasi energi, pengolahan budidaya pertanian, peningkatan tutupan vegetasi, serta pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
“Yang harus dilakukan, bagaimana ketahanan keluarga saat krisis iklim. Kita harus memberikan edukasi pada anak, karena adanya krisis iklim banyak menimbulkan dampak tidak hanya ekonomi, tapi juga daya tahan anak, termasuk stunting,” katanya.
Menurut dia, orang tua sebaiknya mengajarkan kepada anak bagaimana beradaptasi misalnya penyebab krisis iklim salah satunya penggunaan bahan baku fosil dan mengenalkan hal terkecil kepada anak seperti menghemat listrik.
“Indikator cuaca dan iklim harus disampaikan kepada anak misalnya dingin harus pakai jaket, polusi harus memakai masker, itu anak ada alarm sendiri dalam dirinya. Itu harus dilakukan orang tua, supaya anak bisa bertahan. Termasuk, bagaimana cara mengajarkan anak tanggung jawab pelestarian lingkungan hidup, mulai hal terkecil, bagaimana mengolah sampah, meminimalisir sampah plastik, atau bersepeda, menghemat listrik bisa dilakukan,” ujarnya.
Baca juga: Ketua PKK Jateng apresiasi PPKBD kurangi tengkes
Berita Terkait
Tekan angka stunting, BKKBN Jateng gandeng TP PKK
Rabu, 6 November 2024 20:10 Wib
Jateng canangkan Kesatuan Gerak PKK Bangga Kencana Kesehatan
Rabu, 30 Oktober 2024 17:00 Wib
IKWI Surakarta ajak para ibu lebih mencintai kuliner nusantara
Selasa, 23 Juli 2024 16:34 Wib
BPJS Kesehatan Ungaran paparkan manfaat Program JKN ke PKK
Kamis, 18 Juli 2024 16:31 Wib
PKK : Status gizi kurang balita Kota Magelang turun jadi 57,2 persen
Selasa, 11 Juni 2024 13:20 Wib
Puluhan warga diduga keracunan makanan arisan PKK di Semarang
Jumat, 7 Juni 2024 16:19 Wib
PKK Surakarta ambil bagian bentuk generasi emas
Kamis, 6 Juni 2024 22:08 Wib
Ibu Negara sapa ribuan kader pada HKG PKK di Solo
Jumat, 17 Mei 2024 9:10 Wib