Tuban, Bali (ANTARA) - Pesawat Airbus A380-800 milik maskapai Emirates Airlines dari Dubai, Uni Emirat Arab, tepat pukul 16.35 WITA mendarat di landas pacu (runway) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (1/6).
Tepuk tangan dari seratusan tamu yang sejak siang hari sudah menunggu kedatangan pesawat komersial terbesar di dunia itu menggema di Gate 9 Bandara Ngurah Rai, diiring dengan alunan musik gamelan khas Bali.
Pesawat dengan nomor penerbangan EK368 yang berangkat dari Bandara Internasional Dubai pada Kamis (1/6) pukul 03.49 waktu setempat tersebut tiba di Bali pada Kamis (01/6) sore pukul 16.35 WITA dengan mengangkut 482 penumpang.
Baik Pemerintah Provinsi Bali maupun PT Angkasa Pura I menilai pendaratan A380 itu merupakan sejarah dan tonggak baru sebuah pesawat berbadan lebar komersial terbesar di dunia untuk kali pertama mendarat di Indonesia.
Dengan mendaratnya pesawat super jumbo jet tersebut, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali mencatatkan sejarah sebagai bandara pertama di Indonesia yang melayani pesawat penumpang komersial reguler terbesar di dunia tersebut.
Tidak main-main. Untuk menyambut kedatangan Airbus A380-800 tersebut, Kementerian Perhubungan bersama Angkasa Pura I dan Tim Emirates telah melaksanakan asesmen fasilitas udara dan darat di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Bandara pun telah memenuhi spesifikasi untuk melayani penerbangan Airbus A380-800.
Untuk menangani penempatan Airbus A380-800, dilakukan pengaturan parkir pesawat di sekelilingnya. Parking stand di sekelilingnya hanya dialokasikan untuk pesawat berbadan sedang atau narrow body untuk mengakomodasi dimensi A380-800 yang memiliki rentang sayap sepanjang 79,5 meter dan total panjang badan pesawat 72,7 meter.
Airbus A380-800 merupakan pesawat penumpang komersial terbesar yang beroperasi saat ini, baik dari sisi kapasitas maksimal penumpang maupun dimensi pesawat.
Rencananya, Emirates akan mengoperasikan dua tipe pesawat A380 di Indonesia, yakni tipe dua kelas (business dan economy) dan tipe tiga kelas (first class, business, dan economy).
Berdasarkan catatan, ukuran tersebut menjadikan Airbus A380 sebagai pesawat penumpang terbesar di dunia hingga saat ini. Emirates merancang pesawat ini untuk mampu membawa beberapa kelas. Mulai dari empat class ultra long-range dengan konfigurasi 484 kursi, tiga class long-range 517 kursi, tiga class ultra long-range 489 kursi, dan dua class long-range 615 kursi.
Pesawat ini dilengkapi dengan empat mesin yang dihadirkan oleh Rolls-Royce, yakni Trent 900. Tetapi ada pula varian pesawat yang ditenagai oleh mesin Engine Alliance GP7200 asal pabrikan General Electric dan Pratt & Whitney. Masing-masing dari mesin ini mampu memberikan daya dorong sebesar 70.000 lb.
Berkat dorongan dari mesinnya, pesawat ini mampu melaju dengan kecepatan 0,85 mach (sekitar 1.050 km/jam). A380 ini mampu menjelajahi udara hingga jarak maksimum sejauh 15.000 km dan mampu mengudara hingga ketinggian 43.100 kaki.
Emirates kali pertama meluncurkan layanan harian nonstop dari Dubai ke Bali pada tahun 2015, menambahkan frekuensi penerbangan komersialnya ke Jakarta yang sudah dimulai sejak tahun 1992. Maskapai ini saat ini melayani rute ke Indonesia dengan 28 penerbangan mingguan ke Bali dan Jakarta serta telah meningkatkan konektivitas ke 29 kota domestik lainnya melalui dua kesepakatan kerja sama dengan Garuda Indonesia dan Batik Air.
Saat ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali melayani penerbangan komersial reguler rute Dubai-Bali-Dubai yang dioperasikan Emirates dengan frekuensi dua penerbangan setiap harinya. Dua penerbangan tersebut sebelumnya dioperasikan oleh Emirates dengan menggunakan pesawat tipe Boeing 777-300ER.
Dengan beroperasinya pesawat Airbus A380-800 tersebut, mulai 1 Juni Airbus A380-800 resmi menggantikan peran salah satu dari pesawat Boeing 777-300ER untuk melayani rute Dubai-Bali-Dubai.
Untuk penerbangan rute sebaliknya, yakni Bali-Dubai, pesawat Airbus A380-800 tersebut menggunakan nomor penerbangan EK369, serta telah berangkat kembali menuju Dubai pada pukul 20.18 WITA dengan mengangkut 474 penumpang.
Bagi Indonesia, kedatangan pesawat berbadan besar itu tentunya merupakan angin segar bagi perkembangan industri pariwisata usai pandemi COVID-19 yang telah meluluhlantakkan industri pariwisata.