Semarang (ANTARA) - Analis Politik dan Founder Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai Pilgub Jateng 2024 akan berlangsung menarik dan pengusaha sekaligus crazy rich dari Kabupaten Grobogan, Joko Suranto, akan menjadi kandidat alternatif.
“Munculnya nama Joko Suranto menjadi penting juga, makin banyak varian, makin banyak alternatif, membuat masyarakat Jateng punya pilihan sehingga tak hanya tokoh lama tapi ada tokoh baru,” katanya.
Bursa bakal calon Gubernur Jateng pada Pilgub 2024 semakin menghangat setelah muncul nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Bupati Kendal Dico Ganinduto, dan Ketua DPW PKB Jateng Kiai Haji Yusuf Chudlori (Gus Yusuf).
Saat ini ada Joko Suranto, sosok pengusaha yang akrab dikenal Crazy Rich Grobogan, namanya sempat mencuat yang disebut layak jadi kandidat Gubernur Jateng karena aksinya membangun jalan.
Joko dikenal sebagai pengusaha yang loyal kepada masyarakat diantaranya membangun jalan dengan duit yang tidak sedikit yang keluar dari kantongnya.
Sebanyak Rp2,8 miliar dikeluarkan Joko untuk membangun jalan rusak sepanjang 1,8 kilometer di kampung halamannya di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan.
Tak cuma itu, Crazy Rich Grobogan itu juga banyak membangun jalan rusak di tempat lain, masjid, sekolah hingga bantuan perbaikan rumah di berbagai wilayah di Indonesia.
Lebih lanjut Pangi menyebut Jawa Tengah termasuk daerah barometer penentu kemenangan politik nasional selain Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
"Pilgub Jateng itu akan menjadi barometer penentu juga, penting juga. Jadi banyak orang berebut maju di daerah itu. Bahkan Jawa Tengah yang dikenal kandang banteng, basis PDIP, tempat tinggal presiden sehingga wajar akan ramai," ujarnya.
Ia menjelaskan bakal calon pemimpin seperti gubernur biasanya akan ditanyai tentang pengalaman dan rekam jejaknya.
"Tapi jauh lebih penting, apa yang sudah mereka lakukan untuk daerah tersebut, misal sudah bangun jalan, dan lain-lain, itu bisa menjadi modal. Orang yang sudah selesai dengan hidupnya, istilahnya tinggal mengabdikan dirinya kepada masyarakat," katanya.
Tokoh yang muncul, lanjut dia, tak hanya mereka di pemerintahan, tapi di swasta dan pengusaha.
“Orang (pemilih) carinya track record, jam terbang dan pengalaman," ujarnya.