Sisternet siapkan UMKM perempuan hadapi potensi resesi
Semarang (ANTARA) - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melalui program Sisternet menyiapkan para perempuan pemilik UMKM (3.000 peserta) menghadapi potensi resesi di tahun 2023 salah satunya melalui Festival Webinar Pintar (FWP) yang dilaksanakan 9-10 Desember 2022 untuk memberikan informasi mengenai berbagai peluang yang ada melalui kelas-kelas pelatihan yang dibutuhkan.
"Perlu mengenali dan menggali potensi dan kekuatan yang dimiliki perempuan, karena di tengah pelambatan ekonomi, masyarakat dapat bertahan karena kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh perempuan pelaku UMKM. Adanya revolusi teknologi informasi dan komunikasi akan semakin memudahkan kita semua meningkatkan kapasitas, keahlian, dan kemampuan para perempuan membangun usaha ekonominya dan membangun jejaring ekonomi para perempuan," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga yang juga mengapresiasi kegiatan tersebut.
Bintang menyebut perempuan menempati posisi yang lebih unggul, terbukti Kementerian Koperasi dan UKM mencatat dari total UMKM di Indonesia yang berjumlah 65,5 juta, 64 juta nya di antaranya adalah usaha mikro dimana lebih dari setengahnya dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Karena itu, perempuan memiliki peran dalam pemulihan ekonomi nasional yang saat ini berada di tataran baru.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai program pelatihan dari XL Axiata dan Sisternet tersebut sangat sesuai dengan fakta bahwa 64,5 persen UMKM dijalankan oleh perempuan dan pemerintah sedang menciptakan ekosistem yang baik tentang kewirausahaan nasional dengan target 1 juta wirausaha mapa baru di tahun 2022.
Teten menambahkan transformasi digital secara utuh menjadi sangat penting dalam memajukan wirausaha perempuan agar memiliki daya saing di era digital. Womenpreneur Indonesia harus dipersiapkan agar nantinya dapat mengoptimalkan sepenuhnya potensi ekonomi digital yang diproyeksikan sebesar Rp 4.531 triliun di 2030. Menurutnya, program yang diinisiasi oleh Sisternet dan XL Axiata ini juga selaras dengan arahan Presiden RI dalam mendorong 30 juta UMKM terhubung dalam ekosistem digital di tahun 2024.
Presiden Direktur yang juga CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan melalui program Sisternet dimaksudkan untuk mendukung perempuan Indonesia karena memiliki hak yang sama dengan laki-laki terutama dalam bidang digital teknologi dan harus memiliki kemampuan literasi digital agar siap menghadapi kondisi ekonomi yang tidak mudah saat ini.
"Festival Webinar Pintar tahun 2022 ini juga menjadi sarana kami untuk membekali teman-teman perempuan pemilik UMKM melalui pelatihan-pelatihan yang relevan dan sesuai kebutuhan agar mereka lebih tangguh dan tetap mampu memanfaatkan potensi dan peluang yang ada di tahun 2023," kata Dian.
Dian menambahkan sejak awal kemunculannya di tahun 2020, pandemi COVID-19 telah banyak memberikan dampak di hampir seluruh sektor dalam kehidupan. Ditambah terjadinya krisis politik di sejumlah negara, perekonomian dunia kini terpuruk dan terancam terjadi resesi ekonomi yang berdampak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu hal yang dikhawatirkan adalah menurunkan tingkat daya beli masyarakat.
Semua itu, katanya, sedikit banyak berpengaruh pada kinerja bisnis UMKM, yang turut menjadi perhatian XL Axiata.
Dalam acara Festival Webinar Pintar 2022 ini, XL Axiata menyediakan 15 kelas pelatihan untuk para pelaku UMKM melalui webinar gratis dengan pembicara sebanyak 25 ahli. Para pembicara tersebut antara lain adalah Ligwina Hananto, Analisa Widyaningrum, Linda Anggrea, Nicky Clara, serta UKM Binaan Sisternet.
Topik dan materi pelatihan UMKM dalam Festival Webinar Pintar ini secara umum mengenai manajemen bisnis yang akan menjadi trend di tahun 2023. Secara lebih detail, materi pelatihan mencakup digital marketing, personal and product branding, inovasi produk, pengelolaan finansial, perilaku pelanggan, kemasan produk, foto produk, dan sertifikasi.
Pelatihan dalam Festival Webinar Pintar 2022 juga juga berupa kelas workshop yang memungkinkan para peserta pemilik UMKM bisa langsung mempraktekkannya, seperti workshop fotografi, social media branding, serta pengemasan produk. Jenis-jenis kelas webinar dan workshop tersebut disesuaikan dengan kebutuhan kebanyakan UMKM.
Dalam Festival Webinar Pintar ini, Sisternet juga mengundang pelaku UMKM penyandang disabilitas. Melalui program pelatihan ini, mereka bisa memulai meningkatkan level bisnis mereka. Ada sebanyak 50 pelaku UMKM perempuan penyandang disabilitas yang mengikuti program ini.
“Kami melihat, jika terjadi krisis atau resesi ekonomi, kaum perempuan penyandang disabilitas merupakan salah satu kelompok masyarakat yang sangat rentan terdampak langsung karena itu, secara khusus Festival Webinar Pintar mengundang peserta dari kalangan perempuan penyandang disabilitas yang memiliki UMKM," kata Dian.
Salah satu pembicara Festival Webinar Pintar 2022 yang juga Menteri Perdagangan periode 2011-2014 Gita Wirjawan menambahkan dalam menghadapi potensi resesi womenpreneur sebaiknya terus meningkatkan agilitas agar dapat terus bertahan di dalam ketidakpastian kondisi dunia ke depan. Selain itu, womenpreneur harus terus meningkatkan produktivitas, inovasi, mendekatkan diri dengan konsumen dan secara kontinyu mengefisienkan biaya.
“Mereka juga harus peka dan merangkul disrupsi teknologi digital yang nyata sehingga ke depan keuntungan dan distribusi kesejahteraan semakin meningkat. Saya pribadi masih optimis bahwa kondisi resesi yang diprediksikan akan terjadi di 2023 tidak akan seburuk seperti yang dibayangkan, tetapi kita harus tetap waspada untuk menghadapinya," kata Gita Wirjawan.
Festival Webinar Pintar 2022 merupakan penyelenggaraan yang ketiga kalinya. Pada penyelenggaraan 2021, program pelatihan bisnis ini diikuti oleh sekitar 120 peserta perempuan pelaku dan pemilik UMKM dari berbagai daerah di Indonesia. Kompetisi Modal Pintar juga diselenggarakan, dengan lima peserta menjadi pemenangnya. Program ini juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
"Perlu mengenali dan menggali potensi dan kekuatan yang dimiliki perempuan, karena di tengah pelambatan ekonomi, masyarakat dapat bertahan karena kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh perempuan pelaku UMKM. Adanya revolusi teknologi informasi dan komunikasi akan semakin memudahkan kita semua meningkatkan kapasitas, keahlian, dan kemampuan para perempuan membangun usaha ekonominya dan membangun jejaring ekonomi para perempuan," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga yang juga mengapresiasi kegiatan tersebut.
Bintang menyebut perempuan menempati posisi yang lebih unggul, terbukti Kementerian Koperasi dan UKM mencatat dari total UMKM di Indonesia yang berjumlah 65,5 juta, 64 juta nya di antaranya adalah usaha mikro dimana lebih dari setengahnya dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Karena itu, perempuan memiliki peran dalam pemulihan ekonomi nasional yang saat ini berada di tataran baru.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai program pelatihan dari XL Axiata dan Sisternet tersebut sangat sesuai dengan fakta bahwa 64,5 persen UMKM dijalankan oleh perempuan dan pemerintah sedang menciptakan ekosistem yang baik tentang kewirausahaan nasional dengan target 1 juta wirausaha mapa baru di tahun 2022.
Teten menambahkan transformasi digital secara utuh menjadi sangat penting dalam memajukan wirausaha perempuan agar memiliki daya saing di era digital. Womenpreneur Indonesia harus dipersiapkan agar nantinya dapat mengoptimalkan sepenuhnya potensi ekonomi digital yang diproyeksikan sebesar Rp 4.531 triliun di 2030. Menurutnya, program yang diinisiasi oleh Sisternet dan XL Axiata ini juga selaras dengan arahan Presiden RI dalam mendorong 30 juta UMKM terhubung dalam ekosistem digital di tahun 2024.
Presiden Direktur yang juga CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan melalui program Sisternet dimaksudkan untuk mendukung perempuan Indonesia karena memiliki hak yang sama dengan laki-laki terutama dalam bidang digital teknologi dan harus memiliki kemampuan literasi digital agar siap menghadapi kondisi ekonomi yang tidak mudah saat ini.
"Festival Webinar Pintar tahun 2022 ini juga menjadi sarana kami untuk membekali teman-teman perempuan pemilik UMKM melalui pelatihan-pelatihan yang relevan dan sesuai kebutuhan agar mereka lebih tangguh dan tetap mampu memanfaatkan potensi dan peluang yang ada di tahun 2023," kata Dian.
Dian menambahkan sejak awal kemunculannya di tahun 2020, pandemi COVID-19 telah banyak memberikan dampak di hampir seluruh sektor dalam kehidupan. Ditambah terjadinya krisis politik di sejumlah negara, perekonomian dunia kini terpuruk dan terancam terjadi resesi ekonomi yang berdampak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu hal yang dikhawatirkan adalah menurunkan tingkat daya beli masyarakat.
Semua itu, katanya, sedikit banyak berpengaruh pada kinerja bisnis UMKM, yang turut menjadi perhatian XL Axiata.
Dalam acara Festival Webinar Pintar 2022 ini, XL Axiata menyediakan 15 kelas pelatihan untuk para pelaku UMKM melalui webinar gratis dengan pembicara sebanyak 25 ahli. Para pembicara tersebut antara lain adalah Ligwina Hananto, Analisa Widyaningrum, Linda Anggrea, Nicky Clara, serta UKM Binaan Sisternet.
Topik dan materi pelatihan UMKM dalam Festival Webinar Pintar ini secara umum mengenai manajemen bisnis yang akan menjadi trend di tahun 2023. Secara lebih detail, materi pelatihan mencakup digital marketing, personal and product branding, inovasi produk, pengelolaan finansial, perilaku pelanggan, kemasan produk, foto produk, dan sertifikasi.
Pelatihan dalam Festival Webinar Pintar 2022 juga juga berupa kelas workshop yang memungkinkan para peserta pemilik UMKM bisa langsung mempraktekkannya, seperti workshop fotografi, social media branding, serta pengemasan produk. Jenis-jenis kelas webinar dan workshop tersebut disesuaikan dengan kebutuhan kebanyakan UMKM.
Dalam Festival Webinar Pintar ini, Sisternet juga mengundang pelaku UMKM penyandang disabilitas. Melalui program pelatihan ini, mereka bisa memulai meningkatkan level bisnis mereka. Ada sebanyak 50 pelaku UMKM perempuan penyandang disabilitas yang mengikuti program ini.
“Kami melihat, jika terjadi krisis atau resesi ekonomi, kaum perempuan penyandang disabilitas merupakan salah satu kelompok masyarakat yang sangat rentan terdampak langsung karena itu, secara khusus Festival Webinar Pintar mengundang peserta dari kalangan perempuan penyandang disabilitas yang memiliki UMKM," kata Dian.
Salah satu pembicara Festival Webinar Pintar 2022 yang juga Menteri Perdagangan periode 2011-2014 Gita Wirjawan menambahkan dalam menghadapi potensi resesi womenpreneur sebaiknya terus meningkatkan agilitas agar dapat terus bertahan di dalam ketidakpastian kondisi dunia ke depan. Selain itu, womenpreneur harus terus meningkatkan produktivitas, inovasi, mendekatkan diri dengan konsumen dan secara kontinyu mengefisienkan biaya.
“Mereka juga harus peka dan merangkul disrupsi teknologi digital yang nyata sehingga ke depan keuntungan dan distribusi kesejahteraan semakin meningkat. Saya pribadi masih optimis bahwa kondisi resesi yang diprediksikan akan terjadi di 2023 tidak akan seburuk seperti yang dibayangkan, tetapi kita harus tetap waspada untuk menghadapinya," kata Gita Wirjawan.
Festival Webinar Pintar 2022 merupakan penyelenggaraan yang ketiga kalinya. Pada penyelenggaraan 2021, program pelatihan bisnis ini diikuti oleh sekitar 120 peserta perempuan pelaku dan pemilik UMKM dari berbagai daerah di Indonesia. Kompetisi Modal Pintar juga diselenggarakan, dengan lima peserta menjadi pemenangnya. Program ini juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.