Purwokerto (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo sudah mulai melakukan penanganan di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, untuk mengantisipasi banjir rob yang sering melanda tempat itu.
"Pelindo sudah mulai kerjakan, PUPR sudah mulai membantu. Nah sekarang kita coba bereskan bersama," katanya usai memantau pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga di SMK Negeri 2 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin siang.
Ia mengatakan pihaknya bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah bicara agar dilakukan penataan secara menyeluruh.
Ganjar mengakui saat sekarang kondisi cuaca di Pantura Jateng sedang kurang bersahabat, sehingga semua pihak di wilayah tersebut diminta untuk siaga penuh.
"Jadi, Pelindo kita minta untuk mengambil inisiatif dan sekarang mereka sedang bekerja," katanya menegaskan.
Disinggung kemungkinan adanya wacana untuk memindahkan Pelabuhan Tanjung Emas, Gubernur mengatakan kemungkinan pemindahan tersebut ada namun pihaknya menginginkan keberadaan Pelabuhan Tanjung Emas tetap dipertahankan.
"Kemungkinan (dipindahkan) ada, Kendal itu pengin buat ya, tapi enggak bisa enggak Tanjung Emas mesti dipertahankan, harus dipertahankan," kata Ganjar.
Ia mengatakan saat sekarang tinggal bicara teknologi saja, bagaimana bisa membangun di tengah tantangan sea level raise (kenaikan permukaan laut, red.) dan land subsidence (penurunan tanah, red.) yang cukup tinggi.
"Tantangannya itu saja, tapi menurut saya harus dikembangkan," kata Ganjar.
Pelabuhan Tanjung Emas merupakan salah satu kawasan di Kota Semarang yang sering dilanda banjir rob dan kejadian terakhir pada tanggal 20 Juni 2022. Saat itu, tinggi genangan banjir rob berkisar 40-80 centimeter.
Sementara itu, BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas (Stamar Semarang) pada hari Senin (18/7) mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau rob yang berpotensi terjadi di wilayah pesisir utara Jateng pada tanggal 19 Juli 2022, pukul 12.00-14.00 WIB.
Dalam unggahan Stamar Semarang di grup WhatsApp "Masy.Pemerhati Info BMKG" disebutkan banjir rob tersebut disebabkan adanya aktivitas pasang air laut yang dapat memengaruhi dinamika pesisir di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jateng.
Banjir rob tersebut dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
Terkait dengan hal tersebut, BMKG Stamar Semarang mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga guna mengantisipasi dampak dari banjir rob serta memerhatikan pembaruan informasi cuaca maritim dari BMKG.