Seniman Jateng siapkan pentas teater "Julius Caesar" dalam Shakespeare Project
Magelang (ANTARA) - Para pekerja seni dari sejumlah daerah di Jawa Tengah menyiapkan pementasan teater "Julius Caesar" melalui Shakespeare Project di Gedung Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah di Kota Surakarta pada 19 Juni 2022.
Pimpinan Produksi Shakespeare Project Rudi Iteng dalam keterangan tertulis diterima di Magelang, Rabu, mengatakan proses bersama para seniman dengan banyak kendala, seperti jarak dan kesibukan masing-masing, pada akhirnya menemukan ritme bersama untuk menyiapkan pertunjukan tersebut.
Mereka telah memulai proses bersama sejak akhir November 2021, dalam pertemuan di Semarang, sedangkan pertunjukan tersebut didukung Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari Kabupaten Kudus, Taman Budaya Jawa Tengah, Dewan Kesenian Kota Tegal, Dewan Kesenian Kota Magelang, Teater Qi, Njawa Teater, Posteater, Ruang Mirat, Teater Sandilara, dan Kelompok Kerja Teater Akar.
Rencananya, pementasaan teater "Julius Caesar" berasal dari naskah William Shakespeare yang telah diadaptasi bebas oleh Asa Jatmiko (Koordinator Departeman Seni Budaya Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari, Kudus) itu, berlangsung pukul 16.00 dan 20.00 WIB.
"Pada gilirannya kami semua kemudian menikmati proses bersama ini. Ada banyak pengalaman baru yang bisa kita 'sharing'-kan (bagikan) bersama," ujarnya.
Ia mengemukakan bahwa berbicara tentang politik dan kekuasaan beserta intrik-intriknya, rasanya tidak akan pernah selesai. Dari zaman ke zaman selalu saja ada persoalan terkait dengan politik dan kekuasaan, sebagai suatu dinamika menuju titik ideal bagi masyarakat.
"Shakespeare Project ingin melihat persoalan politik dan kekuasaan menjadi bahan renung dan pembelajaran kita semua, yang kita coba tawarkan melalui seni pertunjukan," kata dia.
Semua penggagas Shakespeare Project akan bermain di atas panggung, dengan masing-masing tampil lebih dari satu karakter. Mereka, antara lain Akhmad Sofyan Hadi (Kendal), Alfiyanto (Semarang), Asa Jatmiko (Kudus), Asyari Muhammad (Jepara), Cornel Innos (Kudus), Retno Sayekti Lawu (Solo), Rudi Iteng (Tegal), sutradara Yogi Swara Manitis Aji (Solo), koordinator tata musik Munir Syalala (Magelang).
Personel lainnya, Budiyono, Dhona Shintaningrum, Keket Edi Purnama, Sidik Themick, Sigit Skysufa (pemusik), Jagad P. Aji (desain panggung), Respati Galang (desain rias dan kostum), Riski A. Pradesta (desain tata cahaya), Mahawang Agung (tata suara), Ambadewi S. (manajer panggung), Retno Utami (bendahara), Herosta Christiananda (sekretaris), Angin Utara, Bayu Lesmana, Verifoldism, Husen Abdul Jabar, Prasetyo B.M. (publikasi dan dokumentasi).
Seorang penggagas Shakespeare Project, Retno Sayekti Lawu, menyebut proses bersama para seniman lintas kota sebagai tawaran menggairahkan.
"Namun membayangkan betapa segala kerepotan akan dihadapi, ini cukup membuat gentar juga. Dan semakin mendekati hari pertunjukan, kami semakin optimistis bahwa kami semua bisa merealisasikan gagasan ini," ucapnya.
Sutradara Yogi Swara Manitis Aji mengemukakan para pementas bukan sekadar berasal dari kota-kota berbeda di Jateng, akan tetapi juga tokoh seniman, setidaknya di daerah masing-masing.
Oleh karena itu, ia mengakui pentingnya memberikan tempat terbaik untuk capaian idealisme berteater para pemain "Julius Caesar".
"Saya juga harus menghormati hal itu. Idealisme berteater pastilah mereka pegang dengan kuat, dan masing-masing punya idealisme yang berbeda. Ini tidak mudah buat saya. Namun hebatnya teman-teman ini, adalah kerelaan yang besar untuk tunduk kepada kesepakatan, lalu kami berusaha melewati semua tahapan bersama-sama,” katanya.
Asa Jatmiko yang juga Produser Shakespeare Project itu, mengatakan pementasan teater "Julius Caesar" sebagai momentum yang baik untuk menyatakan tentang dinamika dan gairah teater di Jateng.
"Kita bisa melakukannya bersama-sama, guyub, dan tetap kreatif," katanya.
Baca juga: Puluhan seniman aksi mural-grafiti "Ayo Rukun" di kawasan Pecinan Kota Magelang
Pimpinan Produksi Shakespeare Project Rudi Iteng dalam keterangan tertulis diterima di Magelang, Rabu, mengatakan proses bersama para seniman dengan banyak kendala, seperti jarak dan kesibukan masing-masing, pada akhirnya menemukan ritme bersama untuk menyiapkan pertunjukan tersebut.
Mereka telah memulai proses bersama sejak akhir November 2021, dalam pertemuan di Semarang, sedangkan pertunjukan tersebut didukung Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari Kabupaten Kudus, Taman Budaya Jawa Tengah, Dewan Kesenian Kota Tegal, Dewan Kesenian Kota Magelang, Teater Qi, Njawa Teater, Posteater, Ruang Mirat, Teater Sandilara, dan Kelompok Kerja Teater Akar.
Rencananya, pementasaan teater "Julius Caesar" berasal dari naskah William Shakespeare yang telah diadaptasi bebas oleh Asa Jatmiko (Koordinator Departeman Seni Budaya Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari, Kudus) itu, berlangsung pukul 16.00 dan 20.00 WIB.
"Pada gilirannya kami semua kemudian menikmati proses bersama ini. Ada banyak pengalaman baru yang bisa kita 'sharing'-kan (bagikan) bersama," ujarnya.
Ia mengemukakan bahwa berbicara tentang politik dan kekuasaan beserta intrik-intriknya, rasanya tidak akan pernah selesai. Dari zaman ke zaman selalu saja ada persoalan terkait dengan politik dan kekuasaan, sebagai suatu dinamika menuju titik ideal bagi masyarakat.
"Shakespeare Project ingin melihat persoalan politik dan kekuasaan menjadi bahan renung dan pembelajaran kita semua, yang kita coba tawarkan melalui seni pertunjukan," kata dia.
Semua penggagas Shakespeare Project akan bermain di atas panggung, dengan masing-masing tampil lebih dari satu karakter. Mereka, antara lain Akhmad Sofyan Hadi (Kendal), Alfiyanto (Semarang), Asa Jatmiko (Kudus), Asyari Muhammad (Jepara), Cornel Innos (Kudus), Retno Sayekti Lawu (Solo), Rudi Iteng (Tegal), sutradara Yogi Swara Manitis Aji (Solo), koordinator tata musik Munir Syalala (Magelang).
Personel lainnya, Budiyono, Dhona Shintaningrum, Keket Edi Purnama, Sidik Themick, Sigit Skysufa (pemusik), Jagad P. Aji (desain panggung), Respati Galang (desain rias dan kostum), Riski A. Pradesta (desain tata cahaya), Mahawang Agung (tata suara), Ambadewi S. (manajer panggung), Retno Utami (bendahara), Herosta Christiananda (sekretaris), Angin Utara, Bayu Lesmana, Verifoldism, Husen Abdul Jabar, Prasetyo B.M. (publikasi dan dokumentasi).
Seorang penggagas Shakespeare Project, Retno Sayekti Lawu, menyebut proses bersama para seniman lintas kota sebagai tawaran menggairahkan.
"Namun membayangkan betapa segala kerepotan akan dihadapi, ini cukup membuat gentar juga. Dan semakin mendekati hari pertunjukan, kami semakin optimistis bahwa kami semua bisa merealisasikan gagasan ini," ucapnya.
Sutradara Yogi Swara Manitis Aji mengemukakan para pementas bukan sekadar berasal dari kota-kota berbeda di Jateng, akan tetapi juga tokoh seniman, setidaknya di daerah masing-masing.
Oleh karena itu, ia mengakui pentingnya memberikan tempat terbaik untuk capaian idealisme berteater para pemain "Julius Caesar".
"Saya juga harus menghormati hal itu. Idealisme berteater pastilah mereka pegang dengan kuat, dan masing-masing punya idealisme yang berbeda. Ini tidak mudah buat saya. Namun hebatnya teman-teman ini, adalah kerelaan yang besar untuk tunduk kepada kesepakatan, lalu kami berusaha melewati semua tahapan bersama-sama,” katanya.
Asa Jatmiko yang juga Produser Shakespeare Project itu, mengatakan pementasan teater "Julius Caesar" sebagai momentum yang baik untuk menyatakan tentang dinamika dan gairah teater di Jateng.
"Kita bisa melakukannya bersama-sama, guyub, dan tetap kreatif," katanya.
Baca juga: Puluhan seniman aksi mural-grafiti "Ayo Rukun" di kawasan Pecinan Kota Magelang