Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kecamatan Semarang Utara, Jawa Tengah menyatakan sekitar 5.000 keluarga di dua kelurahan di Semarang Utara masih terdampak banjir limpasan air laut yang masuk ke darat atau rob di pesisir yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.
"Dua kelurahan yang terdampak, yakni Bandarharjo dan Tanjung Emas," kata Camat Semarang Utara, Aniceto Magno Da Silva, di Semarang, Rabu.
Menurut dia, warga memilih bertahan meski banjir rob masih melanda kawasan itu.
Ia menyebut ketinggian air masih berada pada kisaran 20 cm.
Baca juga: Panjang tanggul laut yang jebol di Tanjung Emas Semarang capai 20 meter
Meski demikian, lanjut dia, air diperkirakan akan meningkat saat puncak rob terjadi.
Upaya yang telah dilakukan yakni menyiapkan dapur darurat di kantor Kecamatan Semarang Utara.
"Setiap hari disiapkan 2.000 hingga 3.000 bungkus nasi bagi warga terdampak banjir rob," katanya.
Selain itu, kata dia, posko kesehatan juga disiapkan untuk warga yang mengalami gangguan kesehatan.
"Ada empat unit ambulans juga disiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan," kata Aniceto Magno Da Silva.
Sebelumnya, banjir rob atau air pasang yang melimpah ke daratan dengan ketinggian 2 meter lebih melanda kawasan pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022), khususnya daerah di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas.
Ribuan pekerja dari sejumlah pabrik yang berada di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas menyelamatkan diri dari peristiwa tersebut.
Selain sepeda motor dan mobil, ribuan unit mesin jahit serta mesin produksi pada sejumlah pabrik juga terendam banjir rob.
Puluhan kontainer atau peti kemas yang berada di Pelabuhan Tanjung Emas juga tampak terendam banjir rob yang terjadi bersamaan dengan gelombang tinggi, serta diperparah dengan jebolnya tanggul laut di kawasan pelabuhan.
Baca juga: Perlu mitigasi jangka panjang untuk antisipasi rob
Baca juga: Pemprov Jateng pastikan logistik warga terdampak rob aman