Semarang (ANTARA) -
"Hentikan makan daging anjing, kita dorong anjing pada fungsi-fungsi yang bisa dilakukan, seperti K9 (anjing pelacak kepolisian), terus mereka bisa lucu-lucuan jaga kebun, jaga rumah. Itu menurut saya jauh lebih penting," kata Ganjar di Semarang, Kamis, usai menerima penghargaan dari Koalisi Dog Meat-Free Indonesia (DMFI).
Ganjar menyebut penghargaan dari DMFI sebagai bukti keseriusan pemerintah daerah, kepolisian, dan aktivis untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai daerah yang bebas dari perdagangan dan konsumsi daging anjing.
Baca juga: Ganjar: Pemerintah Solo Raya diinstruksikan melarang konsumsi daging anjing
Baca juga: Sederet bahaya mengonsumsi daging anjing
"Sukoharjo umpama sudah ada yang bertindak dan (kasus) sudah sampai ke pengadilan. Terus kemudian beberapa kabupaten/kota seperti Brebes tadi sudah membuat aturan atau regulasi untuk melarang memperjualbelikan atau memakan daging anjing," katanya.
Ia menjelaskan bahwa menurut ketentuan konsumsi daging anjing dilarang karena berisiko menyebabkan penularan penyakit hewan ke manusia.
"Dari Kementerian Pertanian tadi Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner menyampaikan bahwa regulasinya memang dilarang dan potensi penyakit tinggi karena daging anjing bukan untuk dikonsumsi," katanya.
Gubernur menekankan pentingnya edukasi secara berkelanjutan untuk menghentikan perdagangan dan konsumsi daging anjing.
Dia menyatakan siap membantu pedagang daging anjing untuk berganti ke komoditas daging yang lain seperti daging ayam, kambing, atau sapi.
"Saya minta kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah, yuk berhenti makan daging anjing. Yang jualan daging anjing, sengsu, jamu, atau apa pun istilahnya itu tolong hentikan. Ganti nanti dengan daging yang lain, kita siap membantu untuk mentransformasikan itu, maka saya minta polanya bukan saja genjot hukuman tapi yuk kita edukasi bersama," kata Ganjar.