Semarang (ANTARA) - Di awal tahun 2022, suasana pandemik Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) makin mereda. Banyak daerah di Pulau Jawa yang sempat masuk zona merah, kini sudah menjadi zonq hijau.
Bahkan, Presiden RI Joko Widodo menyatakan kasus harian COVID-19 di Indonesia pernah mencapai angka 56.000. Pada hari Minggu (16/1) sudah berada di angka 855. Malah sebelumnya sempat di angka 100-200.
Presiden mengemukakan hal itu ketika memberi sambutan secara langsung pada Dies Natalis Ke-67 Universitas Katolik Parahyangan di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin. (17/1).
Semula proses belajar mengajar menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ), termasuk Sekolah Alam Tangerang (SAT), Banten. Namun, seiring dengan kasus COVID-19 di Tanah Air mulai landai, keran pembelajaran tatap muka (PTM) pun mulai dibuka di setiap sekolah asal penuhi syarat yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Setiap pemerintah daerah lantas mengeluarkan kebijakan terkait dengan PTM, termasuk Dinas Pendidikan Kota Tangerang melalui Surat Keputusan Nomor: 800/Kep.0530–Dispendik/2022 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Penyelenggara Pembelajaran Tatap Muka Secara Bertahap pada Masa Pandemi COVID-19 Semester II Jenjang Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2021/2022 di Kota Tangerang.
Bahkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mengeluarkan rekomendasi yang menyebutkan sekolah dapat membuka PTM dengan syarat guru dan petugas sekolah sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 sebanyak 100 persen, serta siswa sudah mendapat imunisasi COVID-19 lengkap dua kali dan tanpa komorbid.
Atas dasar itulah, Kepala Sekolah Menengah (SM) Surau Merantau Sekolah Tangerang Andri Fajria menerapkan PTM di awal tahun ini.
Andri Fajria melalui percakapan WhatsApp, Senin (17/1) malam, bercerita bahwa kabar PTM ini sangat menggembirakan bagi para orang tua siswa yang sudah tiga semester mendampingi putra/putrinya belajar secara daring dari rumah.
Hal ini mengingat makin banyak kantor yang menerapkan kebijakan work from office (WFO) membuat para orang tua kesulitan mendampingi anak belajar secara daring. Maka, pembelajaran tatap muka sangat melegakan mereka.
Begitu juga para siswa pun sudah sangat rindu ingin bermain kembali di sekolah bersama teman-teman sekelasnya. Lalu apa saja kegiatan-kegiatan seru yang dilakukan di sekolah?
Sekolah Alam Tangerang (SAT) di awal tahun 2022 ini mengadakan kembali kegiatan "Pekan Peng-Alam-an". Dalam sebulan terdapat tiga pekan yang berisi kegiatan rutin pembelajaran, dan satu pekan dengan kegiatan yang sangat berbeda dengan kegiatan rutin. Sekolah Alam Tangerang telah melaksanakan program "Pekan Peng-Alam-an" ini sejak 2015.
Baca juga: Pemerintah Kota Pekalongan siap laksanakan PTM 100 persen
Baca juga: Atap kelas roboh, MTs Nurul Huda Temanggung terpaksa gelar PTM di rumah warga
Aktivitas di TK
Di awal tahun ini, semua jenjang pendidikan di Sekolah Alam Tangerang ini melaksanakan pelbagai aktivitas ketika menerapkan pembelajaran tatap muka.
Taman Kanak-Kanak (TK) Tunas Robbani, misalnya, selama Januari ini melakukan pelbagai kegiatan, seperti berjualan pada hari pasaran. Anak-anak TK ini menjual makanan khas daerah asal ayah dan bunda mereka.
Dengan kegiatan ini, menurut Kepala TK Tunas Robbani Mey Lies Saodah, orang tua dapat menceritakan jenis-jenis makanan khas daerahnya, kemudian mengajak anak membuat makanan tersebut, lalu menjualnya kepada teman-teman dan guru mereka.
Anak-anak TK Tunas Robbani memasak menggunakan buah kelapa dan kayu bakar (jungle cooking). Melalui kegiatan ini, anak-anak mengetahui bahwa memasak dapat menggunakan kayu bakar, lalu mereka pun mencoba hasil masakannya bersama teman-teman.
Aktivitas lainnya, mengundang komunitas pencinta reptil. Anak-anak mempelajari beberapa macam reptil yang bisa mereka pelihara di rumah, dan cara memeliharanya. Anak-anak juga berkesempatan berfoto bersama reptil yang mereka sukai.
Mereka juga mengadakan peragaan busana bertema hewan. Orang tua membuat aksesori pakaian agar menyerupai bentuk hewan, misalnya menggunakan selimut loreng agar menyerupai harimau.
Selain itu, anak-anak TK juga membuat kerajinan tangan paper craft bertemakan hewan.
Dalam kegiatan ini, kata Mey Lies Saodah, pihaknya mengundang salah seorang siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang pandai membuat paper craft dan bahkan berjualan secara daring (online) maupun luar jaringan (offline).
Selanjutnya, outbound (mancakrida). Menurut dia, mancakrida ini adalah kegiatan yang sangat dirindukan oleh anak-anak TK. Mereka melakukan kegiatan fisik, seperti berlari, melompat, merayap, dan bergelantungan dalam kemasan permainan yang menantang dan menegangkan.
Sejumlah orang tua pun angkat bicara terkait dengan kegiatan PTM di TK Tunas Robbani. Orang tua Reinu, misalnya, dia menuturkan bahwa anaknya di rumah excited (bersemangat) sekali bercerita tentang kostum teman-teman pada kegiatan tersebut.
Reinu pun bercerita kepada orang tuanya bahwa kostum burung hantu Juna sangat menarik, berumbai-rumbai. Reinu pun lantas bertanya kepada orang tuanya bagaimana cara membuatnya sampai bisa bentuknya rumbai-rumbai.
Selain itu, Reinu juga tertarik dengan kostum Ghinan, topengnya sangat serius, mulutnya bisa dibuat runcing, kumisnya seperti terbuat dari sapu ijuk. Reinu dahulu pernah mencoba buat topeng seperti itu dengan Engki tetapi gagal di bagian hidungnya.
Soal ekor singa Kalil juga membuat Reinu penasaran. Dia lantas bertanya kepada ibunya, "Dibuat dari apa, ya, Bu? Reinu perhatikan ada jaring-jarang yang biasanya dipakai untuk bungkus bola. Terus ekornya bukan ditempel, melainkan dijepit dengan jepitan baju jadi enggak copot-copot. Dijepitnya di bagian atas, jadi tidak mengganggu waktu Kalil duduk."
Ibunya lantas bercerita kepada pihak TK Tunas Robbani bahwa Reinu banyak mengamati dan belajar dari teman-temannya. Sepertinya anak itu banyak dapat inspirasi untuk do it yourself di rumah atau mengerjakan tugas dari sekolah untuk membuat prakarya bersama orang tuanya di rumah.
Baca juga: Temanggung belum laksanakan pembelajaran tatap muka 100 persen
Baca juga: Disdik Kota Semarang izinkan sekolah gelar PTM 100 persen
Kegiatan di SD
Program "Pekan Peng-Alam-an" ini juga dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Alam Tangerang. Sutarno, Kepala SD Alam Tangerang, lantas menyebutkan sejumlah kegiatan pada bulan Januari 2022, antara lain permainan tradisional, seperti tap benteng, galasin, kelereng, gatrik, dan dagongan.
Di samping itu, pihak sekolah juga mengundang guru tamu, seperti Duta Seni dan Budaya Kota Tangerang Inggrit, kemudian tukang laksa (makanan khas Tangerang) untuk berjualan di sekolah.
Dalam kegiatan PTM di sekolah alam untuk tingkat SD ini, sejumlah pelajar menampilkan tarian lenggang cisadane. Ada pula di antara mereka yang bermain angklung, berjualan kuliner khas Provinsi Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sumatera Barat.
Permainan lain, seperti flying fox, estafet bola, dan galon bocor. Selain itu, kata Sasa (guru kelas 2 SD setempat), keterampilan paper craft dan membuat gerabah dari tanah liat.
Arsyila Tiara Wijaya, pelajar SD Alam Tangerang, mengaku selama mengikuti program "Pekan Peng-Alam-an" ini sangat senang sekali karena baru mengetahui permainan dagongan. Dia mengaku baru kali pertama menikmati laksa.
"Pedas tapi enak karena rempah-rempahnya sangat terasa," komentar Arsyila.
Pelajar SD lainnya, Syakirah Sherene Adzwa, bercerita kepada Bunda Sasa bahwa permainan flying fox membuatnya berani. Awalnya dia merasa ketakutan karena flying fox begitu tinggi. Namun, ketika mencoba naik ke atas dan turun ke bawah, justru membuatnya ketagihan, lalu ingin mencoba lagi, saking serunya.
"Pekan Peng-Alam-an" ini, kata Bunda Sasa, mengenalkan kepada pelajar SD Alam ini tentang sesuatu hal yang mereka belum ketahui atau bahkan mulai jarang mereka temui. Dia pun berharap mereka belajar hal baru yang nantinya akan menambah wawasan dan skill mereka.
Baca juga: Ganjar pastikan pelaksanaan PTM penuh berjalan baik
Baca juga: Disdikbud Boyolali liburkan pembelajaran tatap muka
PKM di SMP
Menurut Kepala SM Surau Merantau Andri Fajria, siswa SMP menyukai kegiatan bertualang. Mereka membuat program Jelajah Kota menggunakan kendaraan umum. Tempat yang dikunjungi adalah Museum Nasional yang sedang mengadakan Jakarta Biennale.
Moda transportasi yang digunakan adalah kereta commuter line dan busway, kemudian mereka jalan kaki sekitar 1,5 km. Ada seorang rangmuda (sebutan siswa) yang sangat excited melihat Monumen Nasional (Monas) dan ingin difoto di depan Monas. Rupanya dia belum pernah pergi ke Monas sebelumnya.
Kegiatan fisik, kata penemu talents observation Andri Fajria, adalah salah satu fokus utama kegiatan di SM Surau Merantau. Maka, ada kegiatan renang dengan didampingi pelatih profesional, dan jelajah (berjalan kaki sekitar 5 km) ke Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangerang.
Untuk menguatkan kedisiplinan, ada latihan baris-berbaris dengan mengundang alumnus, Kak Sakti, siswa SMA 5 Taruna Brawijaya Kediri sebagai instruktur.
Ada tugas kemandirian berupa manggaleh (berjualan) yang rutin untuk mengumpulkan dana merantau, baik berjualan di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Salah satu hal yang perlu segera diperbaiki akibat pandemi, menurut Andri Fajria, adalah pola makan dan pola tidur. Oleh karena itu, pihak sekolah mengundang guru tamu Coach Ayi yang mengajarkan pola hidup sehat.
Kendati sekolah boleh melaksanakan kembali pembelajaran tatap muka (PTM), penerapan protokol kesehatan harus secara kontinu, apalagi di sejumlah daerah di Tanah Air ada temuan kasus COVID-19 varian Omicron.
Baca juga: Manggaleh, budaya Minang wujudkan pelajar Pancasila
Baca juga: Satgas COVID-19 SAT beri edukasi jelang sekolah tatap muka di tengah pandemi