Jakarta (ANTARA) - Tubuh manusia dapat bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi kebanyakan orang hanya dapat bertahan 2-4 hari tanpa air, hal ini seperti diungkap pakar bedah bariatrik sekaligus direktur medis di MemorialCare Surgical Weight Loss Center di Orange Coast Medical Center, Mir Ali, MD.
Mengenai berapa lama seseorang dapat bertahan hidup tanpa makanan tergantung pada berbagai faktor termasuk jenis kelamin, komposisi tubuh, makanan dan minuman yang dikonsumsi dan lingkungan sekitar, menurut pendiri Health Media Experts, Andrea Paul, MD.
Orang dengan cadangan lemak lebih banyak dapat bertahan lebih lama karena tubuh dapat membakar lemak yang disimpan untuk bahan bakar pada saat kelaparan ekstrem. Terlebih lagi, bila dia memiliki akses ke air tetapi tidak memiliki makanan, maka mungkin dapat bertahan hingga dua bulan.
Secara umum, individu yang sehat dan kurus bisa mengalami kelaparan yang parah ketika kehilangan 18 persen dari berat badannya atau mencapai indeks massa tubuh (IMT) kurang dari 16,5 (sangat kurus).
Dari sisi jenis kelamin, wanita dapat menahan kelaparan lebih lama daripada pria dan bertahan pada IMT yang lebih rendah. Ini mungkin karena mereka secara alami memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi. Tubuh cenderung menggunakan lemak ketimbang otot sebagai energi selama kelaparan.
Efek lapar pada tubuh
Ketika Anda kekurangan makanan, tubuh mengalami tahap kelaparan karena tak ada lagi kalori untuk fungsi organ. Menurut Paul, tubuh akan mencoba memecah jaringan dan menggunakan nutrisi yang tersimpan untuk mempertahankan kehidupan selama mungkin.
Caranya, dengan memanfaatkan glukosa apa pun yang tersisa. Dalam beberapa jam pertama, targetnya glukosa dalam darah Anda. Setelah itu, glikogen yang membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk habis.
Di sisi lain, tubuh harus melakukan ketosis, yang bisa membuat berat badan turun secara signifikan dan menyebabkan Anda mengalami gejala awal kelaparan seperti pusing dan kelelahan.
Tubuh Anda dapat menghabiskan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk menghabiskan simpanan lemak, tergantung pada seberapa banyak yang ada. Tapi begitu lemak hilang, satu-satunya yang tersisa untuk dibakar tubuh Anda adalah protein di dalam otot Anda, termasuk otot jantung Anda. Akibatnya, risiko serangan jantung bisa meningkat.
Setelah tubuh Anda mulai membakar protein, kesehatan Anda menurun dengan sangat cepat menyebabkan berbagai masalah seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular, gagal organ yang bila tidak segera diobati bisa berakibat fatal.
Sementara bila tubuh kekurangan air, maka tak ada mekanisme serupa Anda memecah jaringan untuk menggantikan bahan bakar dari makanan. Dalam beberapa jam setelah tidak minum, Anda dapat mulai mengalami gejala dehidrasi termasuk haus, kulit kering, pusing yang seiring waktu bisa berkembang menjadi kebingungan, kegagalan organ.
Ali mengingatkan, dehidrasi dapat berujung secara cepat terutama saat kondisi cuaca panas.
Berita Terkait
Pemerintah Jepang dituntut warganya terkait efek samping vaksin COVID
Kamis, 18 April 2024 8:50 Wib
Berikut tiga bahan berbahaya rokok elektrik dan efek buruk bagi kesehatan
Kamis, 28 Desember 2023 11:01 Wib
KPP Pratama Surakarta sita rekening efek WP
Minggu, 10 Desember 2023 4:49 Wib
Memahami kanker prostat, diagnosis dan efek samping pengobatan
Rabu, 2 Agustus 2023 13:23 Wib
BEI tanam 10.400 pohon di 13 daerah se-Indonesia
Senin, 19 Desember 2022 22:21 Wib
KSP harapkan penganiaya ART asal Pemalang dihukum untuk efek jera
Rabu, 14 Desember 2022 16:52 Wib
Pengusaha berharap pemerintah antisipasi efek domino kenaikan BBM
Kamis, 8 September 2022 11:55 Wib
Presiden: IHSG naik dan jumlah investor bertambah
Senin, 3 Januari 2022 10:35 Wib