Jakarta (ANTARA) - Tak seperti kanker payudara, deteksi dini kanker prostat tak bisa melalui hanya perabaan pada organ tubuh tertentu, kata dokter spesialis urologi dari Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), PhD.
"(Prostat) letaknya di dalam, jadi tidak mungkin ada orang tiba-tiba hanya menyentuh tangan, pipi atau organ lain, lalu mengatakan Anda kena prostat. Karena ini di dalam, di bawah kandung kencing, tidak mungkin terlihat dari luar," kata dia dalam virtual media briefing bertema "Kenali Prostatmu: Pentingnya deteksi dini dan penanganan kanker prostat pada orang dewasa untuk meningkatkan usia harapan hidup", Senin.
Agus yang menjabat sebagai Ketua Prostate Awareness Month itu menyarankan para pria melakukan pemeriksaan antigen spesifik prostat (PSA) sebagai salah satu langkah deteksi.
PSA atau pemeriksaan darah tanpa mempertimbangkan waktu tertentu ini bisa dilakukan berbarengan dengan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) yang umumnya disarankan setahun sekali.
"Skrining kanker sebaknya dilakukan setahun sekali, tetapi akan kita evaluasi. Menurut studi ada sebagian orang yang bisa (skrining) 2 tahun sekali, untuk praktisnya sebaiknya setahun sekali bersamaan dengan medical check-up," ujar Agus.
Nilai normal PSA yakni di bawah 4 ng/ml. Kemungkinan terjadinya kanker akan meningkat seiring dengan peningkatan PSA. Kadar PSA 3,1-4 ng/ml dikaitkan dengan risiko kanker prostat sebesar 26,9 persen. Peningkatan nilai apabila terdapat pembesaran pada prostat jinak, prostatitis, dan kondisi jinak lainnya.
Skrining untuk kanker prostat dapat mulai dilakukan bagi pria berusia di atas 45 tahun dengan riwayat kanker prostat pada keluarganya dan pria berusia di atas 50 tahun yang memiliki keluhan gangguan berkemih.
Selain PSA, deteksi dini kanker prostat juga bisa melalui Digital Rectal Exam (DRE) atau colok dubur untuk menilai dan melihat ukuran prostat, konsistensi, bentuk, serta ada atau tidaknya abnormalitas bentuk pada prostat dan wawancara riwayat penyakit (anamnesis).
Lebih lanjut, diagnosis seorang pria terkena atau tidaknya kanker melalui biopsi yang bisa dilakukan melalui lubang dubur atau selangkangan dan pemeriksaan pencitraan seperti TRUS, CT, mpMRI hingga bone scan.
Prostat merupakan kelenjar pada pria yang terletak di bawah kandung kemih dan di sekitar saluran kencing. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi cairan yang membawa air mani atau semen dan membantu mengeluarkan air mani saat ejakulasi.
Normalnya, ukuran prostat sebesar 15-25 ml atau seukuran chestnut. Namun, seiring bertambahnya usia, prostat bisa bertambah besar usia akibat perubahan hormonal.
Berita Terkait
Menkes : Pemerintah fasilitasi skrining awal penyakit kanker
Sabtu, 23 November 2024 18:24 Wib
RSUD Kudus buka poliklinik bedah saraf
Senin, 18 November 2024 21:21 Wib
RSUD Kudus kembangkan layanan spesialis kanker dan stroke
Jumat, 13 September 2024 6:09 Wib
Generali Indonesia bayarkan Rp4,5 miliar klaim nasabah kanker di Semarang
Rabu, 11 September 2024 8:03 Wib
Program imunisasi HPV untuk pencegahan kanker serviks
Rabu, 14 Agustus 2024 14:37 Wib
Imunisasi kanker serviks untuk siswi SD di Kudus kembali dilanjutkan
Senin, 12 Agustus 2024 16:41 Wib
RSUD Moewardi berikan layanan optimal bagi penderita kanker anak
Senin, 12 Agustus 2024 12:53 Wib
60 anak penyintas kanker terlibat proyek sambut Hari Batik Nasional
Rabu, 24 Juli 2024 13:04 Wib