SBI Cilacap gandeng komunitas pasok sampah untuk fasilitas RDF
Cilacap (ANTARA) - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Cilacap yang merupakan anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggandeng komunitas dalam memasok sampah untuk kebutuhan fasilitas refuse derived fuel (RDF) yang akan dijadikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara di pabrik semen SBI.
"Salah satu komunitas yang telah menjalin kerja sama dengan kami adalah Moms RU IV Go Green. Meskipun kerja sama tersebut baru terjalin sejak bulan Mei 2021, telah memberi manfaat besar bagi lingkungan, yakni terhindarnya pencemaran air dan tanah," kata Community Relations Manager SBI Dewi Hestiyani dalam keterangannya di Cilacap, Jawa Tengah, Jumat.
Dalam kerja sama tersebut, kata dia, komunitas Moms RU IV melakukan pengelolaan sampah rumah tangga melalui pemilahan sampah basah dan kering dari rumah.
Baca juga: Fasilitas RDF Cilacap manfaatkan 47.000 ton sampah jadi bahan bakar
Menurut dia, sampah basah akan dikelola secara mandiri untuk dijadikan kompos oleh masing-masing keluarga, sedangkan sampah kering akan disetorkan ke lokasi pengumpulan untuk diambil oleh tim lingkungan.
"Selanjutnya sampah kering tersebut akan dikirim ke fasilitas RDF untuk diproses menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara di pabrik semen SBI Cilacap," katanya.
Selain sampah, kata dia, program nyata lainnya adalah kerja sama penukaran minyak goreng bekas (minyak jelantah, red.) dengan minyak goreng yang baru.
Menurut dia, hal itu merupakan salah satu partisipasi SBI dalam membantu penyediaan pangan yang sehat.
"Kami memberikan program tukar 1 liter minyak baru dengan 3 liter minyak goreng bekas. Alhamdulilah animo ibu-ibu sangat bagus," katanya.
Dewi mengatakan selama tiga bulan kerja sama telah dilakukan pengumpulan sampah kering mencapai 1.300 kilogram dan minyak jelantah mencapai 260 liter yang ditukar dengan 86 liter minyak goreng baru.
"Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini. Semoga hal ini bisa terus berlanjut dan ditiru oleh yang lain, dengan potensi sampah yang dihasilkan dalam 1 bulan di antaranya plastik bening 2 kg, dupleks 4 kg, kaleng 3 kg, dan kardus 2 kg adalah jumlah yang cukup yang berpotensi mengganggu lingkungan jika tidak dikelola dengan baik," katanya menegaskan.
Salah seorang pengurus komunitas Moms RU IV Go Green, Dwi Rachmawati mengaku sangat merasakan manfaat dari kerja sama yang telah terjalin dengan SBI Pabrik Cilacap.
"Selain lingkungan bersih adalah meningkatnya semangat dan kesadaran akan pentingnya mengelola sampah dari rumah. Memilah sampah dan memanfatkan sampah menjadi kebutuhan, sehingga akan dilakukan dengan penuh keikhlasan dan menjadi kebiasaan setiap keluarga," kata dia yang akrab disapa Bunda Ewie di komunitasnya.
Ia mengatakan komunitas Moms RU IV Go Green yang berkantor di Kelurahan Gunung Simping RW 10, Kecamatan Cilacap Tengah, saat ini beranggotakan 125 keluarga.
Menurut dia, komunitas tersebut sudah memberikan langkah nyata dalam mengelola sampah rumah tangga dengan memilah sampah di rumah, mengolah sampah organik, bertanam secara organik, serta memperpanjang manfaat suatu barang.
"Sudah saatnya semua orang lebih bijak mengelola sampah yang dihasilkannya, meskipun jumlahnya berbeda untuk setiap keluarga," katanya.
Baca juga: Pemkab Banyumas bangun tempat pembuangan akhir berbasis lingkungan-edukasi
Baca juga: Dewan Persampahan Temanggung gandeng sektor pendidikan kelola sampah
"Salah satu komunitas yang telah menjalin kerja sama dengan kami adalah Moms RU IV Go Green. Meskipun kerja sama tersebut baru terjalin sejak bulan Mei 2021, telah memberi manfaat besar bagi lingkungan, yakni terhindarnya pencemaran air dan tanah," kata Community Relations Manager SBI Dewi Hestiyani dalam keterangannya di Cilacap, Jawa Tengah, Jumat.
Dalam kerja sama tersebut, kata dia, komunitas Moms RU IV melakukan pengelolaan sampah rumah tangga melalui pemilahan sampah basah dan kering dari rumah.
Baca juga: Fasilitas RDF Cilacap manfaatkan 47.000 ton sampah jadi bahan bakar
Menurut dia, sampah basah akan dikelola secara mandiri untuk dijadikan kompos oleh masing-masing keluarga, sedangkan sampah kering akan disetorkan ke lokasi pengumpulan untuk diambil oleh tim lingkungan.
"Selanjutnya sampah kering tersebut akan dikirim ke fasilitas RDF untuk diproses menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara di pabrik semen SBI Cilacap," katanya.
Selain sampah, kata dia, program nyata lainnya adalah kerja sama penukaran minyak goreng bekas (minyak jelantah, red.) dengan minyak goreng yang baru.
Menurut dia, hal itu merupakan salah satu partisipasi SBI dalam membantu penyediaan pangan yang sehat.
"Kami memberikan program tukar 1 liter minyak baru dengan 3 liter minyak goreng bekas. Alhamdulilah animo ibu-ibu sangat bagus," katanya.
Dewi mengatakan selama tiga bulan kerja sama telah dilakukan pengumpulan sampah kering mencapai 1.300 kilogram dan minyak jelantah mencapai 260 liter yang ditukar dengan 86 liter minyak goreng baru.
"Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini. Semoga hal ini bisa terus berlanjut dan ditiru oleh yang lain, dengan potensi sampah yang dihasilkan dalam 1 bulan di antaranya plastik bening 2 kg, dupleks 4 kg, kaleng 3 kg, dan kardus 2 kg adalah jumlah yang cukup yang berpotensi mengganggu lingkungan jika tidak dikelola dengan baik," katanya menegaskan.
Salah seorang pengurus komunitas Moms RU IV Go Green, Dwi Rachmawati mengaku sangat merasakan manfaat dari kerja sama yang telah terjalin dengan SBI Pabrik Cilacap.
"Selain lingkungan bersih adalah meningkatnya semangat dan kesadaran akan pentingnya mengelola sampah dari rumah. Memilah sampah dan memanfatkan sampah menjadi kebutuhan, sehingga akan dilakukan dengan penuh keikhlasan dan menjadi kebiasaan setiap keluarga," kata dia yang akrab disapa Bunda Ewie di komunitasnya.
Ia mengatakan komunitas Moms RU IV Go Green yang berkantor di Kelurahan Gunung Simping RW 10, Kecamatan Cilacap Tengah, saat ini beranggotakan 125 keluarga.
Menurut dia, komunitas tersebut sudah memberikan langkah nyata dalam mengelola sampah rumah tangga dengan memilah sampah di rumah, mengolah sampah organik, bertanam secara organik, serta memperpanjang manfaat suatu barang.
"Sudah saatnya semua orang lebih bijak mengelola sampah yang dihasilkannya, meskipun jumlahnya berbeda untuk setiap keluarga," katanya.
Baca juga: Pemkab Banyumas bangun tempat pembuangan akhir berbasis lingkungan-edukasi
Baca juga: Dewan Persampahan Temanggung gandeng sektor pendidikan kelola sampah