Masker dan vaksinasi jadi gaya hidup sehat baru
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mengajak masyarakat untuk menerapkan kebiasaan baru yaitu menggunakan masker dan mengikuti vaksinasi, sebagai bagian menuju tatanan kehidupan baru yang berdampingan dengan COVID-19.
"Langkah transisi dan adaptasi mesti mulai kita persiapkan untuk era gaya hidup baru tersebut, yaitu gaya hidup sehat meski berdampingan dengan COVID-19," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dalam keterangan pers, dikutip Jumat.
Seiring dengan membaiknya situasi COVID-19, pemerintah mulai membuka kembali kegiatan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus tetap diterapkan agar tidak memicu kenaikan kasus COVID-19.
"Terutama adalah melakukan vaksin dan menggunakan masker. Keduanya menjadi satu paket ikhtiar setiap individu untuk bisa hidup sehat berdampingan dengan COVID-19. Dengan bermasker dan sudah divaksin maka masyarakat bisa bekerja, belajar, berolahraga, beribadah, dan melakukan berbagai kegiatan di mana saja dengan lebih aman," kata Johnny.
Baca juga: Dijadikan gaya hidup, protokol kesehatan harus intensif disoisialisasikan
Pemerintah membutuhkan partisipasi masyarakat agar pandemi virus corona ini bisa dikendalikan, yaitu dengan disiplin memakai masker dan mengikuti vaksinasi.
"Masyarakat berkesempatan berkontribusi menurunkan kondisi pandemi. Utamanya dengan disiplin bermasker dan siap divaksin. Ini adalah upaya dari kita, oleh kita, dan untuk kita juga. Dengan ikhtiar ini, semoga dampak COVID-19 akan dapat ditekan dan kita tak perlu berlakukan lagi darurat PPKM. Ekonomi pun tetap jalan tanpa mengabaikan prioritas kesehatan," kata Johnny.
Indonesia telah melakukan 100 juta suntikan vaksin COVID-19 per 31 Agustus. Jumlah tersebut dicapai dalam dua bulan, sejalan dengan upaya pemerintah menggencarkan program vaksinasi.
Selain mempercepat vaksinasi, pemerintah juga berkomitmen untuk memastikan ketersediaan vaksin. Hingga 1 September, ketersediaan vaksin di dalam negeri berjumlah lebih dari 218,5 juta dosis, baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin jadi.
"Vaksinasi akan memperkecil risiko penularan. Apabila terpapar sekalipun, kita akan terhindar dari gejala sakit berat atau akibat yang lebih fatal," kata Johnny.
Meski pun sudah divaksin COVID-19, pemerintah mengimbau masyarakat tidak lengah dan tidak mengendurkan protokol kesehatan. Lalai menerapkan protokol kesehatan bisa memicu lonjakan kasus COVID-19.
"Karena itu, mari kita mulai kebiasaan baru dengan bermasker di manapun dan kapanpun, dan selalu bersiap untuk vaksin bila stok tersedia. Sebaik-baiknya vaksin yang adalah vaksin vaksin yang telah tersedia dan siap digunakan. Hal ini merupakan bagian dari protokol kebiasaan baru bagi Indonesia yang bersiap menuju hidup bersama COVID-19," kata Johnny.
Baca juga: Jangan buka masker walau semenit demi foto bersama
Baca juga: Virus corona bisa bertahan tujuh hari lebih di masker
"Langkah transisi dan adaptasi mesti mulai kita persiapkan untuk era gaya hidup baru tersebut, yaitu gaya hidup sehat meski berdampingan dengan COVID-19," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dalam keterangan pers, dikutip Jumat.
Seiring dengan membaiknya situasi COVID-19, pemerintah mulai membuka kembali kegiatan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus tetap diterapkan agar tidak memicu kenaikan kasus COVID-19.
"Terutama adalah melakukan vaksin dan menggunakan masker. Keduanya menjadi satu paket ikhtiar setiap individu untuk bisa hidup sehat berdampingan dengan COVID-19. Dengan bermasker dan sudah divaksin maka masyarakat bisa bekerja, belajar, berolahraga, beribadah, dan melakukan berbagai kegiatan di mana saja dengan lebih aman," kata Johnny.
Baca juga: Dijadikan gaya hidup, protokol kesehatan harus intensif disoisialisasikan
Pemerintah membutuhkan partisipasi masyarakat agar pandemi virus corona ini bisa dikendalikan, yaitu dengan disiplin memakai masker dan mengikuti vaksinasi.
"Masyarakat berkesempatan berkontribusi menurunkan kondisi pandemi. Utamanya dengan disiplin bermasker dan siap divaksin. Ini adalah upaya dari kita, oleh kita, dan untuk kita juga. Dengan ikhtiar ini, semoga dampak COVID-19 akan dapat ditekan dan kita tak perlu berlakukan lagi darurat PPKM. Ekonomi pun tetap jalan tanpa mengabaikan prioritas kesehatan," kata Johnny.
Indonesia telah melakukan 100 juta suntikan vaksin COVID-19 per 31 Agustus. Jumlah tersebut dicapai dalam dua bulan, sejalan dengan upaya pemerintah menggencarkan program vaksinasi.
Selain mempercepat vaksinasi, pemerintah juga berkomitmen untuk memastikan ketersediaan vaksin. Hingga 1 September, ketersediaan vaksin di dalam negeri berjumlah lebih dari 218,5 juta dosis, baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin jadi.
"Vaksinasi akan memperkecil risiko penularan. Apabila terpapar sekalipun, kita akan terhindar dari gejala sakit berat atau akibat yang lebih fatal," kata Johnny.
Meski pun sudah divaksin COVID-19, pemerintah mengimbau masyarakat tidak lengah dan tidak mengendurkan protokol kesehatan. Lalai menerapkan protokol kesehatan bisa memicu lonjakan kasus COVID-19.
"Karena itu, mari kita mulai kebiasaan baru dengan bermasker di manapun dan kapanpun, dan selalu bersiap untuk vaksin bila stok tersedia. Sebaik-baiknya vaksin yang adalah vaksin vaksin yang telah tersedia dan siap digunakan. Hal ini merupakan bagian dari protokol kebiasaan baru bagi Indonesia yang bersiap menuju hidup bersama COVID-19," kata Johnny.
Baca juga: Jangan buka masker walau semenit demi foto bersama
Baca juga: Virus corona bisa bertahan tujuh hari lebih di masker