Purwokerto (ANTARA) - Puluhan anggota jamaah salat tarawih di Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor dan Tanggeran, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif COVID-19, kata Bupati Banyumas Achmad Husein.
"Untuk klaster Tarawih di Desa Pekaja, siang ini keluar hasil tambahan 22 orang positif dari 54 kontak erat sehingga total ada 44 kasus positif," kata Acmad Husein di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Ia mengatakan awalnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas menemukan dua kasus positif dari jamaah salat tarawih di Desa Pekaja, sehingga dilakukan tracing dan testing terhadap kontak erat hingga akhirnya mendapatkan 45 orang yang terkonfirmasi positif.
Baca juga: Jumlah nakes terpapar COVID-19 di Jateng turun drastis pascavaksinasi
"Hari ini (29/4), dari 44 orang yang terkonfirmasi positif, salah seorang di antaranya dirawat di RSUD Banyumas, sedangkan 43 orang lainnya menjalani isolasi mandiri," katanya.
Lebih lanjut, Bupati mengatakan untuk klaster Tarawih di Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede, berawal dari adanya seorang warga yang sedang sakit tetap berangkat ke musala untuk melaksanakan ibadah Salat Tarawih pada awal Ramadhan 1442 H.
Berdasarkan hasil tes usap yang dilaksanakan pada 22 April 2021, kata dia, diketahui sebanyak tujuh warga yang merupakan jamaah Salat Tarawih terkonfirmasi positif COVID-19.
"Sekarang sedang menjalani karantina di RK (Rumah Karantina) Diklat mulai 26 April 2021, satu orang dengan kondisi gejala ringan berupa pilek dan batuk, sedangkan enam orang lainnya tanpa gejala," katanya.
Terkait dengan munculnya klaster Tarawih dalam penularan COVID-19, Bupati mengatakan dalam dua hari ke depan, pihaknya akan mengadakan pertemuan yang melibatkan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Banyumas dan tokoh agama guna membahas permasalahan tersebut.
"Yang pasti, kami akan minta adanya peningkatan protokol kesehatan. Bentuknya seperti apa? Itu tergantung dari hasil pertemuan tersebut," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan setelah diketahui adanya kasus positif, puskesmas setempat langsung berkoordinasi dengan satuan tugas di tingkat desa.
Menurut dia, pihak desa telah melakukan disinfeksi serta penutupan dua masjid dan dua musala di wilayah tersebut.
"Warga desa sekitar sudah diberikan edukasi untuk Tarawih di rumah. Permasalahan di lapangan, ada kelompok jamaah tertentu yang berpindah masjid ke wilayah lain, sehingga tracking berkembang ke masjid wilayah lain," katanya dalam pesan WhatsApp yang disampaikan Bupati kepada wartawan.
Berita Terkait
Petani milenial program Klaster Hidupku
Selasa, 19 November 2024 12:22 Wib
Klaster Kampung Klepon binaan BRI di Sidoarjo sukses bangkitkan ekonomi desa
Minggu, 25 Agustus 2024 16:14 Wib
Berkat pemberdayaan BRI, usaha Klaster Jeruk di Jambi kian berkembang
Sabtu, 24 Agustus 2024 14:29 Wib
Bank Jateng raih penghargaan di Prominent Awards 2024
Kamis, 22 Agustus 2024 11:03 Wib
Kisah klaster Rotan Trangsan yang produknya semakin mendunia berkat pemberdayaan BRI
Jumat, 19 Juli 2024 15:46 Wib
Cerita Klaster Bunga Bratang binaan BRI, dulu sepi peminat kini berkembang pesat
Sabtu, 6 Juli 2024 11:33 Wib
Klaster Rosella Malang semakin berkembang berkat pemberdayaan BRI
Minggu, 16 Juni 2024 17:14 Wib
Berkat BRI, Klaster Usaha Kain Tuan Kentang Palembang naik kelas
Selasa, 4 Juni 2024 15:41 Wib