Purwokerto (ANTARA) - Peserta Didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) Ke-61 Komisaris Polisi Davis Busin Siswara SIK MIKom mengajak masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial agar terhindar dari hoaks.
"Dengan adanya kemajuan teknologi informasi seperti sekarang ini, masyarakat terkadang sulit membedakan antara berita yang benar dan berita hoaks," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena saat sekarang, setiap orang dapat dengan mudah mengunggah dan menyebarkan informasi melalui berbagai platform media sosial tanpa menyadari apakah kabar tersebut layak atau tidak layak untuk disebarkan.
Di sisi lain, masyarakat pun dapat dengan mudah dan cepat menerima informasi yang tersebar melalui berbagai media sosial.
Baca juga: Masyarakat diminta dukung vaksinasi COVID-19, tidak sebarkan hoaks
"Selama informasi yang diterimanya itu hanya untuk diri sendiri, mungkin tidak menjadi masalah. Akan tetapi kalau informasi yang diterima itu kemudian disebarkan kembali tanpa dicek kebenarannya, itu bisa memicu terjadinya permasalahan," katanya.
Ia mengatakan permasalahan tersebut dapat terjadi jika ternyata informasi yang diterima dan kemudian disebarkan kembali merupakan hoaks seperti yang sempat beredar dalam beberapa waktu terakhir.
Dalam hal ini, dia mencontohkan hoaks yang berkaitan dengan vaksin COVID-19 justru mengakibatkan masyarakat takut untuk mengikuti vaksinasi.
Selain itu, hoaks tentang tsunami yang beredar di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, mengakibatkan warga setempat panik, bahkan dua orang meninggal dunia.
"Oleh karena itu, kita harus bijak dalam menggunakan media sosial, jangan sampai informasi yang kita sebarkan justru memicu permasalahan. Saringlah informasi sebelum 'sharing' (berbagi, red.)," kata Davis yang pernah menjabat Wakil Kepala Kepolisian Resor (Polres) Banyumas.
Ia mengimbau masyarakat untuk membiasakan diri mengecek kebenaran informasi yang tersebar melalui media sosial meskipun tidak untuk disebarkan kembali.
Baca juga: Dikabarkan tolak SKB 3 Menteri soal Seragam Sekolah, Bupati Banyumas: Hoaks itu
Baca juga: Publik diminta kedepankan empati, bukan tebar hoaks