Penyintas COVID-19 diminta jadi donor plasma konvalesen
Solo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta mengajak para penyintas COVID-19 untuk melakukan donor konvalesen sehingga PMI bisa memiliki stok yang bisa digunakan kapan saja.
"Intinya kami memotivasi pasien untuk donor, bagi penyintas. Donornya tidak hanya saat dibutuhkan saja baru donor, tetapi nanti donor di PMI (kapan saja) sehingga kalau dibutuhkan bisa menyingkat waktu banyak, kalau butuh baru diambil. Karena kan (untuk bisa donor) masih tes ini itu, padahal kita kan berpacu dengan penyakit, berpacu dengan nyawa," kata Kepala DKK Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Senin.
Ia mengatakan motivasi dan edukasi juga dilakukan oleh rumah sakit tempat penyintas tersebut menjalani perawatan sebelumnya. Meski demikian, DKK maupun rumah sakit tidak bisa memaksa penyintas untuk bersedia melakukan plasma konvalesen.
"Hanya memotivasi, mengedukasi, nanti dilanjutkan oleh kelompok relawan COVID-19. Bagi penyintas yang memenuhi syarat untuk mendonorkan plasmanya akan disimpan di PMI," katanya.
Menurut dia, donor plasma konvalesen sendiri penting mengingat saat ini terapi penyembuhan pasien COVID-19 dengan menggunakan plasma tersebut tidak hanya dilakukan kepada pasien bergejala berat tetapi juga sedang.
"Tetapi yang menentukan adalah dokter penanggung jawab pasien," katanya.
Sementara itu, pihaknya sendiri tidak begitu mengkhawatirkan stok plasma konvalesen tersebut mengingat kasus aktif COVID-19 di Kota Solo saat ini tidak terlalu tinggi, bahkan angkanya cenderung menurun.
Berdasarkan data Pemkot Surakarta, hingga tanggal 4 April 2021 jumlah kumulatif pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 10.032 orang. Dari total tersebut sebanyak 9.343 di antaranya dinyatakan sembuh, 164 menjalani isolasi mandiri, dan 40 orang menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan untuk jumlah meninggal dunia sebanyak 485 orang.
Dari data tersebut, pihaknya mencatat ada penambahan delapan pasien terkonfirmasi COVID-19 dari hari sebelumnya.
"Intinya kami memotivasi pasien untuk donor, bagi penyintas. Donornya tidak hanya saat dibutuhkan saja baru donor, tetapi nanti donor di PMI (kapan saja) sehingga kalau dibutuhkan bisa menyingkat waktu banyak, kalau butuh baru diambil. Karena kan (untuk bisa donor) masih tes ini itu, padahal kita kan berpacu dengan penyakit, berpacu dengan nyawa," kata Kepala DKK Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Senin.
Ia mengatakan motivasi dan edukasi juga dilakukan oleh rumah sakit tempat penyintas tersebut menjalani perawatan sebelumnya. Meski demikian, DKK maupun rumah sakit tidak bisa memaksa penyintas untuk bersedia melakukan plasma konvalesen.
"Hanya memotivasi, mengedukasi, nanti dilanjutkan oleh kelompok relawan COVID-19. Bagi penyintas yang memenuhi syarat untuk mendonorkan plasmanya akan disimpan di PMI," katanya.
Menurut dia, donor plasma konvalesen sendiri penting mengingat saat ini terapi penyembuhan pasien COVID-19 dengan menggunakan plasma tersebut tidak hanya dilakukan kepada pasien bergejala berat tetapi juga sedang.
"Tetapi yang menentukan adalah dokter penanggung jawab pasien," katanya.
Sementara itu, pihaknya sendiri tidak begitu mengkhawatirkan stok plasma konvalesen tersebut mengingat kasus aktif COVID-19 di Kota Solo saat ini tidak terlalu tinggi, bahkan angkanya cenderung menurun.
Berdasarkan data Pemkot Surakarta, hingga tanggal 4 April 2021 jumlah kumulatif pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 10.032 orang. Dari total tersebut sebanyak 9.343 di antaranya dinyatakan sembuh, 164 menjalani isolasi mandiri, dan 40 orang menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan untuk jumlah meninggal dunia sebanyak 485 orang.
Dari data tersebut, pihaknya mencatat ada penambahan delapan pasien terkonfirmasi COVID-19 dari hari sebelumnya.