Pengungsi KRB III Merapi di Boyolali sudah kembali
Pengungsi di Desa Tlogolele Kecamatan Selo sudah pulang ke rumah masing-masing pada hari Ahad (31-1-2021).
Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali menyebutkan 290 warga di Kawasan Rawab Bencana (KRB) III Merapi yang mengungsi di tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) desa setempat, sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Pengungsi di Desa Tlogolele Kecamatan Selo sudah pulang ke rumah masing-masing pada hari Minggu (31/1)," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Senin.
Menurut Bambang Sinungharjo, sebelumnya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada rapat yang dihadiri Camat, Kepada Desa, Tim Siaga Desa (TSD), Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), Senin (24/1), menjelaskan bahwa wilayah Boyolali masih aman dari bencana erupsi Gunung Merapi.
BPPTKG, menyebutkan bagian sisi timur Gunung Merapi termasuk wilayah Boyolali masih aman, katanya.
Dari pertimbangan tersebut, kata Bambang Sinungharjo, pengungsi dipersilakan pulang ke rumah masing-masing. Kendati demikian, lokasi pengungsian tetap disiapkan.
Baca juga: 265 warga Merapi di pengungsian Banyurojo kembali ke rumah
"Erupsi Merapi ancamannya mengarah ke barat daya atau arahnya ke Kali Lamat, Kali Putih, dan Kali Krasak. Daya luncurnya maksimal dua hingga tiga kilometer dari puncak," katanya.
Dia mengatakan untuk wilayah Boyolali meski peristiwa bencana erupsi Merapi pada Rabu (27/1), yang besar terjadi sebanyak empat kali dan dampaknya di wilayah Kecamatan Tamansari, Musuk, dan Cepogo terjadi hujan abu cukup tebal.
PBBD Kabupaten Boyolali mengupayakan dropping bantuan masker untuk masyarakat terdampak sebanyak 20.000 masker.
Sementara itu, untuk Desa Wonodoyo dan Jombong Kecamatan Cepogo, yang abunya cukup tebal di jalan dibantu dengan penyemprotan air sebanyak 5 tangki.
Bahkan, ternak warga dampak hujan abu juga diberikan bantuan makanan ternak dari Dinas Pertanian sebanyak empat truk. Rumput untuk ternak semua terkena abu vulkanik dari Merapi.
Dia mengatakan khusus pengungsi di desa KRB III Merapi, memang keputusan diserahkan otonomi dari desa untuk disepakati jika ingin pulang ke rumah masing-masing. Namun, prinsip Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali tidak mengembalikan warga pengungsian ke rumah masing-masing.
Meskipun, warga pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing, tetapi untuk Posko siaga bencana baik induk hingga di lapangan atau di Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah tetap berdiri dan berjalan.
Ia meminta masyarakat tetap mewaspadai perkembangan Merapi.
Baca juga: Merapi enam kali luncurkan guguran lava pijar
"Pengungsi di Desa Tlogolele Kecamatan Selo sudah pulang ke rumah masing-masing pada hari Minggu (31/1)," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Senin.
Menurut Bambang Sinungharjo, sebelumnya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada rapat yang dihadiri Camat, Kepada Desa, Tim Siaga Desa (TSD), Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), Senin (24/1), menjelaskan bahwa wilayah Boyolali masih aman dari bencana erupsi Gunung Merapi.
BPPTKG, menyebutkan bagian sisi timur Gunung Merapi termasuk wilayah Boyolali masih aman, katanya.
Dari pertimbangan tersebut, kata Bambang Sinungharjo, pengungsi dipersilakan pulang ke rumah masing-masing. Kendati demikian, lokasi pengungsian tetap disiapkan.
Baca juga: 265 warga Merapi di pengungsian Banyurojo kembali ke rumah
"Erupsi Merapi ancamannya mengarah ke barat daya atau arahnya ke Kali Lamat, Kali Putih, dan Kali Krasak. Daya luncurnya maksimal dua hingga tiga kilometer dari puncak," katanya.
Dia mengatakan untuk wilayah Boyolali meski peristiwa bencana erupsi Merapi pada Rabu (27/1), yang besar terjadi sebanyak empat kali dan dampaknya di wilayah Kecamatan Tamansari, Musuk, dan Cepogo terjadi hujan abu cukup tebal.
PBBD Kabupaten Boyolali mengupayakan dropping bantuan masker untuk masyarakat terdampak sebanyak 20.000 masker.
Sementara itu, untuk Desa Wonodoyo dan Jombong Kecamatan Cepogo, yang abunya cukup tebal di jalan dibantu dengan penyemprotan air sebanyak 5 tangki.
Bahkan, ternak warga dampak hujan abu juga diberikan bantuan makanan ternak dari Dinas Pertanian sebanyak empat truk. Rumput untuk ternak semua terkena abu vulkanik dari Merapi.
Dia mengatakan khusus pengungsi di desa KRB III Merapi, memang keputusan diserahkan otonomi dari desa untuk disepakati jika ingin pulang ke rumah masing-masing. Namun, prinsip Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali tidak mengembalikan warga pengungsian ke rumah masing-masing.
Meskipun, warga pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing, tetapi untuk Posko siaga bencana baik induk hingga di lapangan atau di Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah tetap berdiri dan berjalan.
Ia meminta masyarakat tetap mewaspadai perkembangan Merapi.
Baca juga: Merapi enam kali luncurkan guguran lava pijar