"Itu bisa meningkatkan risiko sebenarnya, HP itu bahan material plastik atau metal, saat virus nempel di gawai kita itu bisa bertahan sampai 5 hari," kata Edward dalam gelar wicara virtual yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencanan (BNPB), Jakarta, Rabu.
Edward mengatakan berbicara langsung melalui telepon genggam di ruang publik seperti di stasiun kereta dan di dalam kereta, Edward mengatakan bisa meningkatkan potensi terpapar virus penyebab COVID-19.
Oleh karena itu, Edward mengimbau untuk tidak berbicara langsung melalui telepon genggam saat berada di dalam kereta rel listrik (KRL).
Baca juga: Waspadai tiga penularan Corona yakni uang, barang online, dan keluarga
Baca juga: Seperti ini cara perusahaan logistik cegah penularan corona
Risiko keterpaparan virus itu bukan hanya membahayakan diri sendiri tapi juga bisa berbahaya bagi keluarga di rumah.
"Kalau kita sayang sama orang di rumah di sekitar sebaiknya jangan keluarkan HP (di dalam kereta), itu yang terbaik sebetulnya," tuturnya.
Pengguna kereta rel listrik Rachma Rini menuturkan akan menjadi tantangan tersendiri untuk para pengguna kereta agar bisa menyimpan telepon genggam dengan baik selama melakukan perjalanan dengan kereta untuk bisa menghindari potensi terpapar virus.
Ke depannya, dia mengupayakan untuk tidak mengeluarkan telepon genggam selama di kereta.
Baca juga: Google larang penggunaan Zoom di laptop karyawan tapi di HP boleh