Purwokerto (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Siti Mukaromah mendorong pengusaha jamu dan obat tradisional untuk meningkatkan produksi di tengah pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19.
"Hal itu kami sampaikan kemarin (27/4) saat Rapat Dengar Pendapat Umum bersama Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional, Pengusaha Farmasi Indonesia, Asosiasi Pertekstilan, serta Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya mendorong agar pada situasi pandemi COVID-19, para pengusaha jamu dan obat tradisional dapat melakukan langkah langkah inovasi.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mendorong para pengusaha jamu dan obat tradisional dapat meningkatkan produksi seiring dengan meningkatnya permintaan di tengah pandemi dalam rangka upaya meningkatkan imunitas masyarakat.
"Memang belum ada hasil penelitian yang menyatakan secara resmi bahwa obat-obatan tertentu dapat mengobati COVID-19. Akan tetapi sebagai langkah preventif, tentu saja masyarakat dapat menanggulanginya dengan menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh, yakni dengan mengonsumsi jamu dan obat tradisional," kata dia yang berasal dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII (Banyumas dan Cilacap).
Legislator yang akrab disapa Mbak Erma itu mengatakan selain bermanfaat untuk menjaga kesehatan masyarakat, jamu dan obat tradisional juga merupakan salah satu usaha mikro obat tradisional yang mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan.
Menurut dia, bahan baku utama yang dibutuhkan para pengusaha jamu adalah jahe, kunyit, dan temulawak.
"Bahan-bahan tersebut dapat dijadikan sebagai komoditas pertanian yang perputaran ekonominya bisa menyentuh para petani, pengusaha hingga masyarakat luas," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perempuan Bangsa itu.
Baca juga: Pelukis Borobudur eksplorasi jamu untuk melukis saat pandemi COVID-19
Dia mengatakan di tengah meningkatnya permintaan jamu dan obat tradisional, para pengusaha dapat menjalin kerja sama dengan petani atau kelompok tani maupun Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk memastikan tersedianya bahan baku utama pembuatan jamu dan obat tradisional tersebut.
Dengan keterlibatan berbagai elemen masyarakat tersebut, kata dia, tentunya dapat menjadi peluang kegiatan ekonomi yang potensial bagi masyarakat.
"Tentunya kita bersama-sama berharap wabah COVID-19 ini segera berakhir agar aktivitas masyarakat hingga pemerintahan dapat berjalan kembali normal. Mari bersama-sama kita saling bahu-membahu bekerja sama menanggulangi dan mencegah penyebaran virus corona dengan menjaga pola hidup sehat, mematuhi anjuran pemerintah, serta senantiasa berdoa kepada Tuhan," katanya.
Baca juga: Jokowi makin sering minum jamu untuk cegah virus corona