Solo (ANTARA) - Petugas rumah tahanan negara (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas) menjemput dua narapidana yang ikut program asimilasi untuk melanjutkan sisa hukumannya gegara mereka terlibat kasus pencurian di Solo, Jawa Tengah.
"Kini, keduanya sudah dijemput oleh petugas rutan dan petugas lapas," kata Kepala Polres Kota Surakarta Kombes Pol. Andy Rifai di Solo, Rabu.
Andy menjelaskan bahwa yang menjemput mereka di Markas Polresta Surakarta adalah petugas dari Rutan Kendal dan Lapas Ambarawa, tempat kedua napi sebelum menjalani asimilasi di rumahnya masing-masing.
Setelah keduanya selesai menjalani sisa hukumannya, pihaknya akan memproses kasus mereka.
Sebelum napi menjalani asimilasi, lanjut Kapolres, rutan/lapas seharusnya berkoordinasi dengan Polresta dan Pemerintah Kota Surakarta sehingga pemda setempat dan polisi mengetahui siapa saja di antara napi yang ikut program asimilasi.
Polisi paling tidak sudah mengetahui dan memberikan pengarahan kepada mereka untuk tidak melakukan lagi perbuatan tindak pidana.
Selain itu, lanjut dia, juga memastikan nama dan alamatnya untuk memantau keberadaan yang bersangkutan.
"Kami sebelumnya hanya diberikan datanya saja sehingga harus cari sendiri keberadaan mereka ketika menjalani asimilasi," kata Andy.
Ia mengatakan bahwa program asimilasi ini merupakan salah satu yang menjadi perhatian aparat keamanan dan Pemkot Surakarta.
Baca juga: Polda Jateng: Sudah 9 eks napi asimilasi kembali ditangkap karena terlibat tindak pidana
Bahkan, Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo siap memperhatikan napi yang ikut program asimilasi karena mereka masih menganggur. Apalagi, kondisi pandemi COVID-19 saat ini, mau mencari pekerjaan masih susah, padahal mereka butuh makan pada masa asimilasi di rumahnya masing-masing.
Menurut Hadi Rudyatmo, seharusnya orangnya diserahkan ke pemerintah kota terlebih dahulu, bukan hanya datanya. Selanjutnya, dengan didampingi kapolres dan dandim setempat dilakukan pembinaan terlebih dahulu sehingga pemda mempunyai tanggung jawab.
"Saya hanya diberikan catatan nama napi asimilasi. Jika mereka diasimilasi langsung keluar kota, saya tidak tahu," kata Rudyatmo.
Agar mereka tidak kembali lagi melakukan kejahatan, Wali Kota memandang perlu Pemkot Surakarta melakukan pembinaan terhadap mereka terlebih dahulu sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing. Adapun pelaksanaannya bersama-sama dengan kapolres dan dandim.
"Kami kemudian bekerja sama dengan babinsa dan babinkamtibmas, RT, dan RW sehingga mereka terpantau terus keberadaannya," kata Wali Kota.
Ia menegaskan, "Jangan hanya dilepas dan dibiarkan cari makan sendiri. Jika tidak bisa makan, mereka akan melakukan kejahatan lagi. Apalagi, jumlahnya lebih dari 100 napi di Solo yang ikut program asimilasi," katanya.
Baca juga: 2.002 napi di Jateng dikeluarkan dari lapas
Baca juga: Paket sembako untuk 52 napi asimilasi di Batang
Baca juga: Polri: 28 napi asimilasi yang berulah sudah ditangkap
Berita Terkait
Kemenkumham Jateng tambah daya tampung 550 penghuni di Rutan Semarang
Minggu, 21 April 2024 15:46 Wib
HBP Ke-60, Kemenkumham Jateng gotong royong bersihkan Rutan Semarang
Minggu, 21 April 2024 9:13 Wib
KAI: Puncak arus milir di Daop Semarang sudah terlewati
Senin, 15 April 2024 17:16 Wib
7.703 napi di Jateng peroleh remisi Idul Fitri 1445 Hijriah
Rabu, 10 April 2024 6:00 Wib
Kapolda: Puncak arus mudik di gerbang Kalikangkung sudah terlewati
Senin, 8 April 2024 5:21 Wib
Banjir di Jalan Kaligawe Semarang sudah mulai surut
Sabtu, 6 April 2024 17:01 Wib
Cek kesiapan fasilitas kesehatan, Pj. Wali Kota Tegal: Sudah bagus
Jumat, 5 April 2024 11:31 Wib
56 napi Lapas Semarang dipindahkan ke Nusakambangan
Senin, 1 April 2024 17:33 Wib