Pasien dalam pengawasan COVID-19 di RST Magelang meninggal
Magelang (ANTARA) - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Tentara (RST) dr. Soedjono Kota Magelang, Jawa Tengah, meninggal dunia.
Kepala RST dr. Soedjono, Kolonel Ckm dr. Ahmad Rusli Budiansyah di Magelang, Senin, mengatakan yang meninggal statusnya adalah PDP, sudah dilakukan swab satu kali dan kini masih menunggu hasilnya.
"Kita sekarang masih menunggu hasilnya dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta dan diperkirakan 4-5 hari ke depan baru diketahui," katanya.
Ia berharap mudah-mudahan nanti hasilnya negatif sehingga tidak perlu melakukan tracking.
Baca juga: Ganjar minta rumah sakit antisipasi lonjakan pasien positif COVID-19
Rusli menuturkan pasien masuk ke ruang isolasi hari Jumat (20/3) dan meninggal pada Sabtu (21/3). Sebelumnya pasien ini sudah dirawat di bangsal biasa selama tiga hari dengan riwayat penurunan kesadaran.
"Jadi kesadarannya menurun kemudian kita lakukan analisis yang mendalam sehingga tanggal 20 Maret 2020 dinyatakan sebagai PDP. Keluhannya penurunan kesadaran selain ada riwayat kontak juga ada gangguan pernapasan berupa bronkopneumonia dan hal ini dasar yang tepat menentukan sebagai PDP," katanya.
Ia menuturkan sebelum PDP dia juga dalam perawatan tersendiri. Dia pernah kontak dengan seseorang bukan warga asing dan sekarang ini riwayat kontak tidak harus warga asing, karena warga dalam negeri juga banyak sehingga harus berhati-hati dengan semua warga.
Ia berharap masyarakat jangan sampai hal ini menjadikan stigma bagi pasien ataupun keluarganya sehingga dikejar-kejar seperti dia sakit karena aib atau hina, padahal ini adalah penyakit infeksi semuanya bisa terjangkit.
"Jangan sampai terjadi stigma bahwa sakitnya ini harus diisolasi kalau perlu diberi garis polisi kediamannya dan sebagainya. Jangan sampai terjadi seperti itu, ini adalah penyakit infeksi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Sri Harso menyebutkan pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Magelang saat ini sebanyak 18 orang, kemudian orang dalam pengawasan (ODP) 19 orang dan yang diisolasi di rumah 55 05ang.*
Baca juga: Cegah COVID-19, Jerman larang pertemuan publik lebih dari dua orang
Baca juga: 10.000 "rapid test" COVID-19 disiapkan Pemkot Semarang
Kepala RST dr. Soedjono, Kolonel Ckm dr. Ahmad Rusli Budiansyah di Magelang, Senin, mengatakan yang meninggal statusnya adalah PDP, sudah dilakukan swab satu kali dan kini masih menunggu hasilnya.
"Kita sekarang masih menunggu hasilnya dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta dan diperkirakan 4-5 hari ke depan baru diketahui," katanya.
Ia berharap mudah-mudahan nanti hasilnya negatif sehingga tidak perlu melakukan tracking.
Baca juga: Ganjar minta rumah sakit antisipasi lonjakan pasien positif COVID-19
Rusli menuturkan pasien masuk ke ruang isolasi hari Jumat (20/3) dan meninggal pada Sabtu (21/3). Sebelumnya pasien ini sudah dirawat di bangsal biasa selama tiga hari dengan riwayat penurunan kesadaran.
"Jadi kesadarannya menurun kemudian kita lakukan analisis yang mendalam sehingga tanggal 20 Maret 2020 dinyatakan sebagai PDP. Keluhannya penurunan kesadaran selain ada riwayat kontak juga ada gangguan pernapasan berupa bronkopneumonia dan hal ini dasar yang tepat menentukan sebagai PDP," katanya.
Ia menuturkan sebelum PDP dia juga dalam perawatan tersendiri. Dia pernah kontak dengan seseorang bukan warga asing dan sekarang ini riwayat kontak tidak harus warga asing, karena warga dalam negeri juga banyak sehingga harus berhati-hati dengan semua warga.
Ia berharap masyarakat jangan sampai hal ini menjadikan stigma bagi pasien ataupun keluarganya sehingga dikejar-kejar seperti dia sakit karena aib atau hina, padahal ini adalah penyakit infeksi semuanya bisa terjangkit.
"Jangan sampai terjadi stigma bahwa sakitnya ini harus diisolasi kalau perlu diberi garis polisi kediamannya dan sebagainya. Jangan sampai terjadi seperti itu, ini adalah penyakit infeksi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Sri Harso menyebutkan pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Magelang saat ini sebanyak 18 orang, kemudian orang dalam pengawasan (ODP) 19 orang dan yang diisolasi di rumah 55 05ang.*
Baca juga: Cegah COVID-19, Jerman larang pertemuan publik lebih dari dua orang
Baca juga: 10.000 "rapid test" COVID-19 disiapkan Pemkot Semarang