Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat kenaikan harga buah jeruk menjadi salah satu pemicu inflasi di wilayahnya pada November 2019 yang mencapai 0,20 persen.
Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono di Semarang, Jateng, Senin, mengatakan kelompok bahan makanan memberi kontribusi terbesar inflasi pada November.
Inflasi pada November 2019 tersebut lebih tinggi dibandingkan Oktober 2019 yang mencapai 0,01 persen.
Baca juga: Kendalikan inflasi akhir tahun, BI Surakarta soroti sejumlah komoditas
Secara keseluruhan, ia menyebut kenaikan harga terjadi pada bawang merah, telur ayam, daging ayam, jeruk, gula pasir, beras, dan rokok.
Sementara, jika dilihat di enam daerah Jawa Tengah yang menjadi daerah survei biaya hidup, maka inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kudus yang mencapai 0,24 persen.
Adapun inflasi terendah terjadi di Purwokerto yang mencapai 0,15 persen.
Sentot tidak bisa memperkirakan terjadi inflasi atau deflasi pada Desember 2019.
Meski demikian, kata dia, jika dilihat dari tren tahun-tahun sebelumnya, maka biasanya terjadi inflasi.
Menurut dia, salah satu pemicu inflasi tersebut adalah kebutuhan transportasi pada akhir tahun.
Baca juga: TPID diimbau antisipasi inflasi jelang akhir tahun
Berita Terkait
Nilai tukar petani secara nasional naik 2,28 persen
Senin, 4 Maret 2024 18:18 Wib
BPS: Inflasi Jateng di Februari 2024 capai 0,57 persen
Sabtu, 2 Maret 2024 7:26 Wib
BPS Purbalingga ingatkan pentingnya publikasi daerah dalam angka
Jumat, 16 Februari 2024 9:03 Wib
BPS: Kenaikan harga beras akibat faktor cuaca dan akses infrastruktur
Kamis, 1 Februari 2024 13:43 Wib
BPS Kudus gelar diseminasihasil Sensus Pertanian 2023
Selasa, 12 Desember 2023 16:37 Wib
BPS harapkan data ST2023 bantu pemda susun rencana pembangunan
Selasa, 5 Desember 2023 15:57 Wib
Unit usaha pertanian perorangan di Jateng turun 13,25 persen
Senin, 4 Desember 2023 22:23 Wib
BPS: Indeks Pembangunan Manusia Jawa Tengah naik 0,81 persen
Jumat, 1 Desember 2023 16:25 Wib