Jakarta (ANTARA) - Pilihan petenis Indonesia Christopher Rungkat "kembali" ke nomor ganda berhasil membukakan jalannya untuk "pulang" dan tampil di turnamen kelas Grand Slam pada tahun 2019.
Christo, demikian sapaan akrab petenis berusia 29 tahun itu, pernah berjaya di nomor ganda saat merintis karier dan menjuarai turnamen Grand Slam Australia Open 2008 di level junior berpasangan dengan petenis Finlandia Henri Kontinen, sebelum kemudian menjadi runner-up US Open pada tahun yang sama.
Ketika Christo promosi ke level pro, ia menempuh jalur tunggal, sesuatu yang cuma mengantarkannya kandas di babak pertama kualifikasi Australia Open 2013 dan kerap membuatnya merenungkan pilihan-pilihan kariernya selama hampir 12 tahun terakhir.
"Setiap hari kadang saya masih berpikir apa worth it ya?" katanya saat menyambangi redaksi Antara di Jakarta, Jumat.
Kegagalan menembus babak utama Australia Open 2013, membuatnya berkontemplasi sembari masih mencoba peruntungan di nomor tunggal hingga 2016.
Sampai akhirnya, Christo tiba pada keputusan untuk mencoba jalur lain mewujudkan mimpinya tampil di Grand Slam.
"Setelah sampai 2016 sudah mencoba di nomor tunggal, saya berpikir sepertinya harus mencoba yang lain untuk mencapai mimpi itu," katanya.
"Saya coba beralih ke profesi ganda putra dan dua tahun belakangan ini prestasi saya jauh lebih bagus dibandingkan di tunggal ya," ujar Christo menambahkan.
Pada tahun 2018, Christo untuk pertama kalinya berhasil menembus peringkat 100 besar ranking ATP seusai menjuarai Busan Open, turnamen yang dimenanginya lagi setahun berselang dan jadi pijakan penting menuju mimpinya terwujud.
Sayangnya, peringkat ke-96 ranking ATP belum cukup untuk mengantarkannya tampil di Australia Open 2019 pada Januari lalu.
Christo bersama pasangannya petenis Taiwan Hsieh Cheng-peng kemudian mendulang poin lebih banyak dengan mencapai final turnamen level ATP 250, Sofia Open 2019, sembari menjuarai beberapa turnamen level ATP Challenger demi menembus peringkat 70-an ranking ATP.
"Nah di situlah ada chance untuk masuk ke French Open kemarin, di mana saya bisa menang di putaran pertama dan akhirnya bisa main lagi di Wimbledon," ujar Christo.
Christo yang sudah "pulang" ke turnamen Grand Slam, tentu berharap ia akan berdiam lama di sana, termasuk kembali melantai ketika US Open 2019 digelar pada Agustus mendatang dan tahun-tahun berikutnya.
Ia mengaku berencana bertahan di nomor ganda setidaknya hingga 5-6 tahun mendatang, dan meraup prestasi apapun yang bisa diraih demi namanya pribadi dan tentunya untuk kebesaran tenis Indonesia.
Baca juga: Tiga fakta Christopher Rungkat, musik hingga minuman favorit
Baca juga: Christo petik jerih payah 12 tahun wujudkan mimpi tampil di Grand Slam
Baca juga: Trik Christopher Rungkat hadapi komentar warganet selepas tanding
Berita Terkait
Yayuk Basuki senang atlet berprestasi dapat dukungan nyata dari pemerintah
Senin, 17 Juli 2023 8:18 Wib
Tottenham turut berduka meninggalnya adik Serge Aurier
Selasa, 14 Juli 2020 9:17 Wib
Christo butuh bermain keras untuk juarai BNI Tennis Open
Sabtu, 23 November 2019 10:01 Wib
Christopher Rungkat hadapi ganda Spanyol pada putaran pertama AS Open
Selasa, 27 Agustus 2019 6:35 Wib
Christopher/Hsieh langsung tumbang di Gstaad
Selasa, 23 Juli 2019 11:14 Wib
Christopher kalah di Swedia, Jessy/Beatrice tersisih di Swiss
Rabu, 17 Juli 2019 8:59 Wib
Christo sedih dan kecewa, "rumah" tempat tumbuhnya dibongkar
Sabtu, 13 Juli 2019 8:02 Wib
Christopher petik jerih payah 12 tahun wujudkan mimpi tampil di Grand Slam
Jumat, 12 Juli 2019 16:12 Wib