Menkominfo uji coba jaringan Palapa Ring Tengah
Jakarta (Antaranews Jateng) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara melakukan uji coba kecepatan jaringan menggunakan infrastruktur Palapa Ring Paket Tengah di Desa Muhajirin, Morotai, Maluku Tengah, pada Rabu (2/1).
"Operator pada umumnya fokus di daerah yang dianggap memungkinkan secara bisnis. Sedangkan BAKTI fokus di daerah yang tidak memungkinkan secara bisnis, dan dianggap tidak ada return," kata Rudiantara dalam keterangan pers, Kamis.
Infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring merupakan kerja sama komplementar antara Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo dengan operator.
Untuk uji coba jaringan, Menkominfo Rudiantara melakukan panggilan video atau video call dengan Menteri Desa Pemberdayaan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo di Jakarta. Penggunaan Palapa Ring Paket Tengah akan semakin optimal melalui sinergi antar kementerian atau lembaga, kata Rudiantara.
“Bisa dibayangkan ke depan, seorang Menteri Desa dapat berhubungan langsung dengan tiga kepala desa sekaligus dari 75.000 kepala desa hanya dengan menggunakan ponsel saja. Inilah bentuk cepatnya perkembangan teknologi yang kita bisa manfaatkan untuk bangsa ini,” kata dia.
Rudiantara juga melakukan panggilan video dengan Komandan Pangkalan TNI AU (Lanud) Raden Sadjad Kolonel Pnd Prasetiya Halim yang berada di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. Daerah tersebut menggunakan jaringan dari infrastruktur Palapa Ring Paket Barat.
Sementara itu, untuk menguji coba jaringan 2G yang baru dibangun di Desa Waringin, Morotai, Menkominfo Rudiantara melakukan panggilan suara atau voice call dengan Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh.
Direktur Infrastruktur BAKTI, Bambang Noegroho, yang juga hadir dalam uji coba tersebut, menyatakan kecepatan akses di Terminal Station Morotai hingga 40 Mbps, sementara kecepatan akses di sekitar Taman Kota Morotai hingga 30 Mbps.
“Kecepatan internet pada saat speedtest bisa mencapai 40 Mbps untuk unduh, sedangkan untuk unggah mencapai 7 Mbps. Hal ini seharusnya dimanfaatkan operator agar masyarakat mendapatkan manfaat lebih besar,” kata Noegroho.
Kecepatan tersebut naik dari yang sebelumnya hanya 2 Mbps. Menurut Noegroho, kapasitas Palapa Ring Paket Tengah mendukung hingga 100 Gbps.
BAKTI juga membangun base transceiver station (BTS) di 80 titik di Maluku Utara untuk melayani sinyal di provinsi tersebut, 29 diantaranya berada di Kabupaten Morotai dengan kapasitas 2G.
Selain itu, mereka juga menyediakan akses internet di 59 lokasi di Morotai, antara lain di sekolah dan puskemas serta lokasi untuk umum lainnya.
BAKTI sejak Palapa Ring Paket Tengah selesai pada Desember lalu melakukan migrasi akses internet dari yang sebelumnya menggunakan radio link ke backbone Palapa Ring. Sementara untuk BTS mereka akan migrasi secara bertahap.
“Dengan rampungnya paket tengah, BAKTI saat ini sedang menjaring peminatan ke para penyelenggara jaringan dengan rencana uji coba operasi yang akan dilakukan selama tiga bulan atau sama seperti Palapa Ring Barat,” kata Noegroho.
Setelah uji coba, BAKTI akan menyusun tarif sewa layanan Palapa Ring Paket Tengah dengan mekanisme yang sama untuk Paket Barat.
Penyediaan dan pengguna kapasitas pita lebar akan ditentukan berdasarkan nilai investasi, harga pasar dan jumlah pengguna jasa. Tarif untuk dark fiber akan memperhatikan panjang dan lokasi kabel.
"Operator pada umumnya fokus di daerah yang dianggap memungkinkan secara bisnis. Sedangkan BAKTI fokus di daerah yang tidak memungkinkan secara bisnis, dan dianggap tidak ada return," kata Rudiantara dalam keterangan pers, Kamis.
Infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring merupakan kerja sama komplementar antara Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo dengan operator.
Untuk uji coba jaringan, Menkominfo Rudiantara melakukan panggilan video atau video call dengan Menteri Desa Pemberdayaan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo di Jakarta. Penggunaan Palapa Ring Paket Tengah akan semakin optimal melalui sinergi antar kementerian atau lembaga, kata Rudiantara.
“Bisa dibayangkan ke depan, seorang Menteri Desa dapat berhubungan langsung dengan tiga kepala desa sekaligus dari 75.000 kepala desa hanya dengan menggunakan ponsel saja. Inilah bentuk cepatnya perkembangan teknologi yang kita bisa manfaatkan untuk bangsa ini,” kata dia.
Rudiantara juga melakukan panggilan video dengan Komandan Pangkalan TNI AU (Lanud) Raden Sadjad Kolonel Pnd Prasetiya Halim yang berada di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. Daerah tersebut menggunakan jaringan dari infrastruktur Palapa Ring Paket Barat.
Sementara itu, untuk menguji coba jaringan 2G yang baru dibangun di Desa Waringin, Morotai, Menkominfo Rudiantara melakukan panggilan suara atau voice call dengan Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh.
Direktur Infrastruktur BAKTI, Bambang Noegroho, yang juga hadir dalam uji coba tersebut, menyatakan kecepatan akses di Terminal Station Morotai hingga 40 Mbps, sementara kecepatan akses di sekitar Taman Kota Morotai hingga 30 Mbps.
“Kecepatan internet pada saat speedtest bisa mencapai 40 Mbps untuk unduh, sedangkan untuk unggah mencapai 7 Mbps. Hal ini seharusnya dimanfaatkan operator agar masyarakat mendapatkan manfaat lebih besar,” kata Noegroho.
Kecepatan tersebut naik dari yang sebelumnya hanya 2 Mbps. Menurut Noegroho, kapasitas Palapa Ring Paket Tengah mendukung hingga 100 Gbps.
BAKTI juga membangun base transceiver station (BTS) di 80 titik di Maluku Utara untuk melayani sinyal di provinsi tersebut, 29 diantaranya berada di Kabupaten Morotai dengan kapasitas 2G.
Selain itu, mereka juga menyediakan akses internet di 59 lokasi di Morotai, antara lain di sekolah dan puskemas serta lokasi untuk umum lainnya.
BAKTI sejak Palapa Ring Paket Tengah selesai pada Desember lalu melakukan migrasi akses internet dari yang sebelumnya menggunakan radio link ke backbone Palapa Ring. Sementara untuk BTS mereka akan migrasi secara bertahap.
“Dengan rampungnya paket tengah, BAKTI saat ini sedang menjaring peminatan ke para penyelenggara jaringan dengan rencana uji coba operasi yang akan dilakukan selama tiga bulan atau sama seperti Palapa Ring Barat,” kata Noegroho.
Setelah uji coba, BAKTI akan menyusun tarif sewa layanan Palapa Ring Paket Tengah dengan mekanisme yang sama untuk Paket Barat.
Penyediaan dan pengguna kapasitas pita lebar akan ditentukan berdasarkan nilai investasi, harga pasar dan jumlah pengguna jasa. Tarif untuk dark fiber akan memperhatikan panjang dan lokasi kabel.