Pertandingan melawan Uzbekistan, yang belakangan menunjuk Hector Cuper sebagai pelatih kepala, adalah langkah awal dari persiapan-persiapan Iran menuju putaran final Piala Asia di Uni Emirat Arab pada Januari. Di turnamen ini Iran mengincar gelar juara untuk pertama kalinya sejak 1976.
Namun, Queiroz dan federasi sepak bola Iran belum meneken kontrak untuk memperpanjang masa kerja sang pelatih asal Portugal itu.
"Sayangnya, sampai saat ini, mustahil untuk menyelesaikan kesepakatan antara federasi dan saya sendiri," kata Queiroz pada konferensi pers yang berlangsung Senin.
"Terdapat kesepakatan, kesepakatan antar pria, namun mustahil untuk menyelesaikan formalitas kesepakatan ini atau dari sudut pandang resmi."
Queiroz dihormati di Iran setelah membawa negara itu ke Piala Dunia di Brazil pada 2014 dan Rusia empat tahun kemudian -- pertama kalinya negara ini mampu lolos dua kali secara beruntun ke Piala Dunia.
Namun, ubungannya dengan para pejabat di Iran memburuk setelah tujuh setengah tahun masa kerjanya.
Pada Mei ia mengumumkan bahwa dirinya tidak akan bertahan sebagai pelatih kepala setelah turnamen di Rusia, setelah federasi menawari untuk memperpanjang kontraknya hanya sampai akhir Piala Asia.
Queiroz menginginkan kontrak yang akan mengikat ia dan stafnya sampai Piala Dunia selanjutnya di Qatar pada 2022.
Pria 65 tahun itu telah dikaitkan dengan sejumlah posisi pada beberapa bulan terakhir. Korea Selatan, Kamerun, dan Uzbekistan menjadi nama-nama tim yang disebut-sebut mengincarnya setelah membawa Iran menampilkan penampilan terbaik mereka di Piala Dunia.
Iran meraih empat poin dari tiga pertandingan mereka di Rusia, termasuk kemenangan kedua negara itu di Piala Dunia dengan menaklukkan Maroko 1-0, untuk kemudian hanya kalah tipis dalam pertandingan lain sehingga gagal menembus putaran 16 besar meski berada di grup yang sama dengan Spanyol dan Portugal.
Kapten Masoud Shojaei memuji dampak Queiroz sepanjang dirinya menangani tim dan menegaskan bahwa para pemain tidak akan membiarkan mantan pelatih Real Madrid dan Portugal itu pergi tanpa perjuangan.
"Pencapaian utama dia adalah bahwa kami memiliki tim terbaik di Asia untuk enam tahun terakhir dan kami mendapatkan rasa hormat dan reputasi di level internasional," kata Shojaei.
"Ia tidak meraih hal ini dalam satu malam. Ia bekerja siang dan malam selama lebih dari tujuh tahun. Ia dan stafnya dan pencapaian-pencapaian mereka akan tetap berada di sejarah sepak bola Iran."
"Sebagai kapten tim Iran, saya sangat senang dan bangga memiliki dia sebagai pelatih saya."
"Saya harus mengakui bahwa saya tidak tahu apakah federasi Uzbekistan telah bernegosiasi dengan Tuan Queiroz, namun satu hal yang dapat saya jamin adalah bahwa kami tidak akan membiarkan ia pergi meninggalkan negara kami."