"Ketika saya datang dalam pertandingan dalam SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, kami juga mendengar teriakan-teriakan kasar kepada Indonesia. Tapi, kami tidak mundur dan tetap maju. Untuk apa mundur" kata Menpora Imam di sela-sela kunjungan pemusatan latihan nasional bola basket di Jakarta, Kamis.
Menpora meminta AFF dan AFC untuk menelisik semua peristiwa yang melibatkan suporter Indonesia maupun suporter Malaysia dalam pertandingan-pertandingan internasional.
"Ada pemain U-16 yang membalikkan bendera Merah-Putih. Harusnya mereka juga bertindak adil. Jika ada yang mengatakan kenapa ada unggahan terkait pertandingan AFF U-16 di akun Instagram Menpora Malaysia, saya tidak tahu," kata Menpora Imam tentang akun Instagram Menpora Malaysia Syeed Saddiq yang mengunggah laga AFF U-16 di Sidoardjo.
Menpora Imam mengaku tidak pernah mengunggah sebuah pesan ataupun video yang bersifat provokatif di akun media sosial miliknya.
"Sebaliknya, saya mengunggah hal-hal yang mendamaikan. Kita ini negara tetangga dan saudara. PM Mahatir pernah berkunjung ke Tanah Air. Menpora Malaysia juga diundang ke Tanah Air dalam keadaan aman, nyaman, tanpa hambatan," kata Menpora Imam.
Sebelumnya, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mendesak seluruh lapisan suporter tim nasional Indonesia untuk menghentikan segala sikap permusuhan terhadap negara lain.
Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria menanggapi kasus dugaan penghinaan terhadap tim nasional U-16 Malaysia oleh suporter Indonesia saat Piala U-16 AFF 2018 di Jawa Timur.
Kasus dugaan penghinaan itu mendorong Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengajukan protes kepada Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFF).
Kasus dugaan penghinaan yang melibatkan suporter sepak bola Indonesia itu diawali unggahan salah satu pemain timnas U-16 Malaysia berinisial AAH di media sosial pribadinya.
Unggahan itu menunjukkan Bendera Merah Putih dalam posisi terbalik ketika dia dan timnya hendak terbang ke Indonesia untuk mengikuti Piala U-16 AFF.
Tindakannya itu berbuntut panjang setelah pengguna internet di Indonesia mengetahui hal tersebut yang berujung pada kasus dugaan penghinaan.