Semarang (Antaranews) - Pemerintah Kota Semarang menyerahkan bantuan sarana transportasi berupa "shuttle bus" untuk membantu akses siswa yang berada di sekolah-sekolah di kawasan pinggiran.
"Kami coba bantu untuk sekolah-sekolah yang letaknya di pinggiran Kota Semarang. Harapannya, memudahkan adik-adik untuk bersekolah," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Kamis.
Hal tersebut diungkapkan politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu saat memberikan motivasi kepada siswa-siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 43 Semarang.
Empat "shuttle bus" itu diperuntukkan bagi siswa-siswi yang bersekolah di SMPN 17, SMPN 23, SMPN 31, dan SMPN 43, serta sekolah lainnya yang berdekatan dengan empat SMP tersebut.
Ia menjelaskan keberadaan sarana "shuttle bus" itu untuk membantu akses siswa ke sekolah karena seringkali mereka kesulitan memperoleh sarana transportasi untuk menuju sekolah.
"Harapannya, supaya adik-adik nyaman bersekolah dan tidak ada alasan lagi tidak masuk sekolah karena tidak ada yang mengantar atau tidak ada transportasi menuju sekolah," katanya.
Menurut dia, "shuttle bus" itu akan dikelola oleh sekolah masing-masing secara mandiri yang tugasnya menyisir sampai batas angkutan umum terdekat dari sekolah setiap jam masuk dan pulang sekolah.
Jadi, kata orang nomor satu di Kota Semarang itu, "shuttle bus" akan menjemput siswa dari batas angkutan umum berhenti setiap pagi dan siangnya mengantarkan siswa ke pangkalan angkutan umum.
"Moda transportasi ini akan kami kembangkan secara bertahap ke sekolah-sekolah sampai tidak ada persoalan mengenai akses transportasi siswa untuk berangkat dan pulang sekolah," katanya.
Dalam waktu dekat, Hendi menambahkan segera diluncurkan sarana transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Transsemarang khusus untuk pelajar yang rencananya bisa diakses secara gratis.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin mengatakan empat minibus atau "shuttle bus" itu sudah beberapa kali dilakukan, dan pada tahun ini ditambah sebanyak empat unit.
"Tahun ini, kami tambah empat unit minibus untuk sekolah di pinggiran, yakni SMPN 17, SMPN 23, SMPN 31, dan SMPN 43 Semarang. Pertimbangannya, lokasi sekolah yang tidak dijangkau angkutan umum," katanya.
Sekolah pinggiran lainnya yang sudah dibantu "shuttle bus", kata dia, antara lain SMPN 16, SMPN 17, dan SMPN 20 Semarang yang lokasinya juga tidak dijangkau oleh angkutan umum.
Untuk anggaran pengadaan empat unit kendaraan operasional sekolah dengan kapasitas angkut lebih dari 20 penumpang itu, ia menyebutkan total anggarannya sekitar Rp1,72 miliar.
"Kami berharap bisa menambah terus kendaraan operasional seperti ini di sekolah-sekolah pinggiran. Dulu, waktu sekolah menengah atas (SMA) masih dikelola kota juga kami bantu," kata Bunyamin. ***4***
(U.KR-ZLS/B/I007/I007) 01-02-2018 19:06:30