Dakar, ANTARA JATENG - Afrika Barat dinilai para peneliti kesehatan
sebagai kawasan paling terancam terjangkit wabah demam maut lainnya,
sehingga diminta waspada pasca-ebola untuk menyelamatkan penduduknya.
Jurnal kesehatan The Lancet memandang kemungkinan empat virus, yakni
ebola, lassa, marburg dan krimea-Kongo, menyebar ke Afrika Barat dan
cenderung meningkat sejak penderita pertama hingga pada kemungkinan
wabah.
Wabah terburuk Ebola di dunia melanda Guinea, Liberia dan Sierra
Leone pada 2013 hingga 2016, menewaskan sekitar 11.300 orang, demikian
catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), layaknya dikutip kantor berita
Reuters.
Virus tersebut, yang biasanya ditularkan hewan pengerat dan
kelelawar, dapat menyebabkan demam, muntah dan pendarahan berakibat
mematikan.
Dengan memetakan daerah berisiko tinggi, negara-negara di Afrika
Barat dapat lebih waspada terhadap kemungkinan penyebaran dengan
meningkatkan pengawasan terhadap hewan yang menularkan penyakit
tersebut.
Selain itu, WHO mengusulkan agar negara-negara tersebut
juga dapat mendeteksi dini terhadap penderita dan berinvestasi dalam
sistem kesehatan yang lebih baik.
"Seperti yang telah kita ketahui terkait ebola, sangat penting untuk
mencegah atau menghentikan penyebarannya pada tahap sedini mungkin,"
kata Simon Hay, guru besar kesehatan di Universitas Washington, Amerika
Serikat (AS).
Kajian tersebut mengatakan bahwa Guckdou di Guinea timur, tempat
bermulanya wabah pada 2013, tetap menjadi salah satu daerah yang paling
berisiko terhadap penyebaran ebola dan epidemi mematikan lainnya.
Penyebaran wabah ebola terkini di Afrika terjadi di Republik
Demokratik Kongo. Ada empat orang meninggal di negara itu. Wabah
tersebut, yang berakhir pada Juli 2017, merupakan rekor kedelapan di
negara di mana penyakit ini pertama kali ditemukan pada 1976.
Kajian tersebut mengatakan bahwa beberapa daerah di Republik Afrika
Tengah, Chad, Somalia dan Sudan Selatan juga rentan terhadap keempat
virus tersebut, di mana perang telah merusak banyak prasarana kesehatan.
Demam itu dapat menjangkiti manusia ketika mereka bersentuhan dengan
monyet berpenyakit serta melalui kontak langsung dengan penderita
terjangkit penyakit tersebut, demikian WHO.
Berita Terkait
Ada satwa khas Afrika di Solo Safari
Senin, 25 Desember 2023 16:50 Wib
Kemenag gelar konferensi moderasi beragama Asia Afrika di Bandung
Sabtu, 21 Oktober 2023 13:08 Wib
Produk unggulan Green Refinery Cilacap siap tembus pasar internasional
Kamis, 5 Oktober 2023 11:47 Wib
AALCO Ke-61 di Indonesia bakal bahas isu hukum kepentingan Asia dan Afrika
Kamis, 28 September 2023 19:30 Wib
Marburg, virus yang sangat menular kembali muncul
Jumat, 8 Juli 2022 8:34 Wib
Ghana tim Afrika pertama yang pastikan ke Piala Dunia 2022
Rabu, 30 Maret 2022 5:56 Wib
Timnas Senegal dapat bonus Rp1,25 miliar dan tanah
Rabu, 9 Februari 2022 11:18 Wib
Rakyat Senegal rayakan sukses juara Piala Afrika 2021
Senin, 7 Februari 2022 10:05 Wib