Bupati Husein Jadi Akseptor KB MOP
Purwokerto, ANTARA JATENG - Bupati Banyumas Achmad Husein secara resmi menjadi akseptor keluarga berencana (KB) menggunakan kontrasepsi mantap pada pria atau metode operasi pria (MOP).
Saat ditemui sebelum mengikuti layanan KB MOP di Balai Kesehatan Masyarakat Ibu dan Anak (BKMIA) Kartini, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa, Bupati mengatakan harus ada persamaan antara pria dan wanita dalam pelaksanaan program KB, sehingga dia memutuskan untuk ikut sebagai akseptor KB MOP.
"Jangan cuma wanita saja yang ber-KB, tetapi laki-laki juga harus ikut KB," katanya.
Selain itu, kata dia, keikutsertaannya menjadi akseptor KB MOP atau yang dikenal dengan sebutan vasektomi juga dilatarbelakangi oleh salah satu tugas bupati untuk ikut mengampanyekan program KB.
Dengan menjadi akseptor KB MOP, kata dia, akan semakin mantap ketika mengajak masyarakat untuk mengikuti program KB, baik menggunakan MOP, MOW (metode operasi wanita) atau tubektomi, maupun alat kontrasepsi lainnya.
"Kalau saya ber-KB ketika memromosikan `ayo ikut MOP` akan lebih mantap," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah Wagino mengatakan secara nasional, Achmad Husein merupakan bupati pertama yang menjadi akseptor KB MOP.
Selama ini, kata dia, belum pernah ada bupati yang mau menjadi akseptor KB MOP.
"Insya Allah ini akan menjadikan semacam `pilot project` pengembangan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Program KB di Jawa Tengah," katanya.
Dia mengaku optimistis keikutsertaan Bupati Banyumas menjadi akseptor KB MOP berpengaruh positif dan memberi dampak yang sangat besar terhadap masyarakat.
Lebih lanjut, dia mengatakan MOP aman bagi akseptor KB karena tidak perlu repot mencari alat kontrasepsi lainnya seperti pil, suntik, atau kondom.
Menurut dia, hal itu disebabkan MOP cukup sekali dilaksanakan oleh akseptor dan berfungsi seumur hidup.
Pelayanan MOP yang digelar di BKMIA Kartini diselenggarakan dalam rangka Milad Aisyiah dan Hari Kartini Tingkat Kabupaten Banyumas Tahun 2017.
Selain Bupati Banyumas, layanan MOP juga diikuti sejumlah pejabat, antara lain Camat Sumbang Nungki Hari Rahmat, Kepala Desa Kawungcanang Cipto Hartono, serta Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas Slamet Hartono.
Secara keseluruhan, layanan MOP tersebut diikuti oleh 15 orang.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiah Kabupaten Banyumas Zakiah mengatakan program KB sudah sesuai dengan ajaran agama Islam.
"Itu karena dalam ajaran Islam diperintahkan untuk mewujudkan keluarga harmonis di antaranya keluarga yang mampu memberikan kesejahteraan bagi keluarganya. Otomatis kalau anaknya terlalu banyak, kesejahteraannya tidak mumpuni, ini menjadikan keluarga tersebut tidak harmonis," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan terus menyosialisasikan program KB kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan terus mengajak kaum pria untuk ikut MOP.
"Aisyiah berkomitmen agar bapak-bapak tidak melihat MOP sebagai sesuatu yang menakutkan dan membahayakan," katanya.
Saat ditemui sebelum mengikuti layanan KB MOP di Balai Kesehatan Masyarakat Ibu dan Anak (BKMIA) Kartini, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa, Bupati mengatakan harus ada persamaan antara pria dan wanita dalam pelaksanaan program KB, sehingga dia memutuskan untuk ikut sebagai akseptor KB MOP.
"Jangan cuma wanita saja yang ber-KB, tetapi laki-laki juga harus ikut KB," katanya.
Selain itu, kata dia, keikutsertaannya menjadi akseptor KB MOP atau yang dikenal dengan sebutan vasektomi juga dilatarbelakangi oleh salah satu tugas bupati untuk ikut mengampanyekan program KB.
Dengan menjadi akseptor KB MOP, kata dia, akan semakin mantap ketika mengajak masyarakat untuk mengikuti program KB, baik menggunakan MOP, MOW (metode operasi wanita) atau tubektomi, maupun alat kontrasepsi lainnya.
"Kalau saya ber-KB ketika memromosikan `ayo ikut MOP` akan lebih mantap," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah Wagino mengatakan secara nasional, Achmad Husein merupakan bupati pertama yang menjadi akseptor KB MOP.
Selama ini, kata dia, belum pernah ada bupati yang mau menjadi akseptor KB MOP.
"Insya Allah ini akan menjadikan semacam `pilot project` pengembangan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Program KB di Jawa Tengah," katanya.
Dia mengaku optimistis keikutsertaan Bupati Banyumas menjadi akseptor KB MOP berpengaruh positif dan memberi dampak yang sangat besar terhadap masyarakat.
Lebih lanjut, dia mengatakan MOP aman bagi akseptor KB karena tidak perlu repot mencari alat kontrasepsi lainnya seperti pil, suntik, atau kondom.
Menurut dia, hal itu disebabkan MOP cukup sekali dilaksanakan oleh akseptor dan berfungsi seumur hidup.
Pelayanan MOP yang digelar di BKMIA Kartini diselenggarakan dalam rangka Milad Aisyiah dan Hari Kartini Tingkat Kabupaten Banyumas Tahun 2017.
Selain Bupati Banyumas, layanan MOP juga diikuti sejumlah pejabat, antara lain Camat Sumbang Nungki Hari Rahmat, Kepala Desa Kawungcanang Cipto Hartono, serta Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas Slamet Hartono.
Secara keseluruhan, layanan MOP tersebut diikuti oleh 15 orang.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiah Kabupaten Banyumas Zakiah mengatakan program KB sudah sesuai dengan ajaran agama Islam.
"Itu karena dalam ajaran Islam diperintahkan untuk mewujudkan keluarga harmonis di antaranya keluarga yang mampu memberikan kesejahteraan bagi keluarganya. Otomatis kalau anaknya terlalu banyak, kesejahteraannya tidak mumpuni, ini menjadikan keluarga tersebut tidak harmonis," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan terus menyosialisasikan program KB kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan terus mengajak kaum pria untuk ikut MOP.
"Aisyiah berkomitmen agar bapak-bapak tidak melihat MOP sebagai sesuatu yang menakutkan dan membahayakan," katanya.